Radang tenggorokan adalah penyakit yang dapat terjadi pada anak, apalagi saat pancaroba tiba. Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua, karena bisa menyebabkan gangguan makan pada anak. Tak heran, sebagian orang tua langsung berpikiran untuk memberikan antibiotik agar penyakit si Kecil bisa segera sembuh. Namun, apakah tindakan ini tepat?
Tidak dimungkiri, banyak orang yang menganggap bahwa antibiotik merupakan obat wajib untuk segala jenis penyakit. Bahkan tak sedikit orang yang mengonsumsi obat jenis ini secara sembarangan, dengan tujuan agar penyakit segera sembuh. Tahukah Anda bahwa tindakan ini sangat tidak tepat?
Antibiotik adalah jenis obat yang hanya berfungsi membunuh bakteri. Jadi, obat jenis ini hanya akan efektif untuk keluhan-keluhan yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat sasaran atau secara sembarangan dan tidak sesuai dengan resep dokter dapat menimbulkan efek samping yang merugikan. Saat ini, salah satu masalah yang dihadapi akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah resistensi antibiotik.
Ini artinya, antibiotik yang dulunya efektif membasmi bakteri penyebab penyakit menjadi kehilangan fungsinya. Akibatnya, penyakit akibat infeksi bakteri tak akan sembuh meski sudah diobati dengan antibiotik.
Artikel Lainnya: Tidak Mengunyah Makanan dengan Baik, Picu Radang Tenggorokan?
Antibiotik untuk Radang Tenggorokan
Untuk kasus radang tenggorokan, hampir 90% penyebabnya adalah infeksi virus seperti rhinovirus, coronavirus, dan parainfluenza virus. Di samping itu, penyakit ini juga mungkin disebabkan oleh jenis virus lain seperti flu virus tipe A dan B, adenovirus, herpes simplex virus tipe 1, Epstein-Barr virus (EBV), dan lainnya.
Artikel Lainnya: Radang Tenggorokan Dapat Menyebabkan Infeksi Paru, Benarkah?
Pada kasus radang tenggorokan akibat infeksi virus, penggunaan antibiotik benar-benar tidak diperlukan karena tidak memberikan efek apa-apa. Beberapa gejala yang menjadi pertanda dari radang tenggorokan akibat infeksi virus, di antaranya:
- Tenggorokan kemerahan
- Hidung tersumbat
- Produksi ingus berlebih (meler)
- Batuk
- Suara serak
- Kemerahan pada mata
- Demam ringan (low grade fever)
- Badan lemas, lelah, atau pegal sekujur tubuh
- Diare (pada anak)
Selain virus, penyebab kedua (kira-kira 10% pada orang dewasa dan 30% pada anak) dari radang tenggorokan adalah infeksi bakteri. Jenis bakteri yang sering ditemukan pada kasus ini adalah grup A streptococcal.
Artikel Lainnya: Mengapa Radang Tenggorokan Sebabkan Demam?
Pada radang tenggorokan akibat infeksi bakteri, antibiotik dapat menjadi salah satu obat yang memberikan manfaat baik. Dalam hal ini, antibiotik tetap perlu dikonsumsi sesuai dengan dosis dan anjuran dari dokter.
Beberapa gejala yang bisa menjadi pertanda dari radang tenggorokan akibat infeksi bakteri, antara lain:
- Radang tenggorokan muncul sendiri, tanpa keluhan batuk, pilek, ataupun mata merah dan tiba-tiba
- Adanya demam
- Pembesaran tonsil yang dapat disertai bercak putih dan keluarnya eksudat
- Pembengkakan pada kelenjar getah bening leher bagian depan
- Dapat disertai sakit kepala
Meski terdapat perbedaan, sebenarnya tak sedikit pula gejala radang tenggorokan akibat infeksi virus dan bakteri yang saling tumpang-tindih. Hal ini membuat keduanya semakin sulit untuk dibedakan.
Oleh karena itu, akan lebih baik bila Anda mengajak anak berkonsultasi lebih lanjut pada dokter. Hal ini bertujuan untuk menentukan penyebab pasti dari radang tenggorokan yang dialami si Kecil, sehingga antibiotik dapat diberikan dengan tepat sasaran. Salam sehat!
[NB/ RVS]