Tren anak mendengarkan dan menyanyikan lagu dewasa masih berlanjut. Bahkan, hal itu seolah dinormalisasi melalui media dan masyarakat.
Contoh, ketika anak menyanyikan lagu Ojo Bandingke atau memakai lagu-lagu dewasa pada konten TikTok maupun Reels.
Belum lagi kekhawatiran terhadap bagaimana anak mengartikan lagu dewasa yang penuh tema percintaan. Salah-salah anak dewasa sebelum waktunya karena sudah telanjur terpapar hal-hal demikian.
Lalu, apa saja pengaruh lagu dewasa terhadap tumbuh kembang anak?
1. Emosinya Mudah Terpengaruh
Kebiasaan mendengar lagu dewasa bisa membuat emosi anak terpengaruh. Sebab anak belum mampu mengendalikan emosi dengan sempurna.
Di sisi lain, lagu dewasa kebanyakan mengandung kegalauan, kemarahan, dan kesedihan sebagai akibat pengalaman pahit dalam kehidupan.
Karena itu, jika keseringan mendengar lagu orang dewasa, anak juga bisa terpengaruh emosinya. Bukan berarti anak harus ceria setiap saat, lho. Namun, lirik lagu dapat juga mengajarkan anak untuk meregulasi emosi, seperti dalam lagu Balonku.
Ketika satu balon meletus, anak langsung diajak memegang balon sisanya erat-erat. Kecewa sesaat wajar, bukan?
Sementara, pada lagu orang dewasa yang meluapkan kegalauan, kesedihan, dan kemarahan, kebanyakan lirik berhenti pada ratapan saja. Ini bisa membuat anak “mewajarkan” emosi negatif berkepanjangan dan menganggapnya hal biasa.
Artikel Lainnya: Manfaat Musik untuk Tumbuh Kembang Anak
2. Mengganggu Persepsi Anak
Sering mendengar dan menyanyikan lagu dewasa bisa berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, karena berpotensi mengganggu persepsinya.
Apalagi, anak dikenal memiliki kepolosan dan keceriaan yang khas. Maka, jika mengajarkan sesuatu hal kepada anak, haruslah melalui contoh yang baik, bukan sebaliknya.
Hal ini yang sulit diperoleh melalui lagu orang dewasa. Alih-alih menggambarkan cinta kasih yang tanpa syarat seperti orang tua kepada anak, lagu dewasa kerap menunjukkan cinta bertepuk sebelah tangan atau cinta pada orang yang salah.
Tentu cerita lagu tersebut bisa mengganggu persepsi anak mengenai cinta kasih sejati, yang seharusnya ia ketahui lebih dahulu.
Belum lagi lagu dewasa yang mengandung lirik seksual, kekerasan, atau perselingkuhan. Mustahil anak tidak bingung saat ia lebih besar dan mulai belajar memaknai lagu yang sering ia dengar, bukan?
Alhasil, anak memperoleh informasi yang tidak pas dengan usianya. Bukan cuma persepsi anak terganggu, tetapi juga dampak turunan yang bikin orang tua harus pasang kuda-kuda “mengamankan” anak secara ekstra.
Misalnya, muncul ketertarikan terhadap lawan jenis lebih awal, pacaran dini, hingga sikap pacaran yang berlebihan.
3. Terpapar Konten yang Belum Pantas
Pada anak di bawah usia enam tahun, pemahaman mereka pada dunia di sekelilingnya masih terbatas.
Mereka cenderung cepat meniru apa yang dilihat dan didengarkan dari orang terdekat secara mentah-mentah alias tidak dipilah-pilih. Inilah bentuk kepolosan anak sesungguhnya.
Bayangkan ketika anak terus mendengarkan lagu orang dewasa berulang kali, sulit baginya untuk mencerna apa sih pesan dalam lagu itu.
Akibatnya, anak hanya menyanyikan atau menirukan gaya bernyanyi tanpa tahu makna lagu. Boleh jadi di mata orang tua terlihat lucu dan menggemaskan.
Namun, begitu anak beranjak lebih besar dan mulai menanyakan setiap kata yang ia dengar, besar kemungkinan orang tua akan kesulitan menjawabnya.
Bagaimana menjelaskan arti kata selingkuh, cinta satu malam, wanita kedua, atau kata-kata yang belum waktunya diketahui anak?
Artikel Lainnya: Ini Alasan Mengapa Anak Perlu Les Piano
4. Dewasa Lebih Awal
Tanpa disadari, lagu orang dewasa bisa membuat anak dewasa lebih cepat. Anak bukanlah orang dewasa versi mini. Anak ya tetap anak, harus bertumbuh dan berkembang sesuai usia dan tugas perkembangannya.
Namun, saat ia terlalu sering terpapar lagu orang dewasa, bukan tidak mungkin ini akan menstimulasi anak untuk dewasa lebih cepat.
Mulai dari sekadar meniru lirik lagu, menari dengan goyangan yang belum pas untuk usianya, hingga melontarkan kata-kata kasar yang ia dengar dari lagu dewasa.
Oleh karena itu, sudah jadi tugas orang tua untuk mendampingi anak dalam segala hal, termasuk memilah mana lagu dewasa yang boleh didengarkan dan mana yang tidak. Pun lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi anak tidak melulu memiliki lirik yang sesuai dengan usia anak.
5. Menimbulkan Kecemasan dan Ketakutan yang Tidak Perlu
Lagu orang dewasa yang mudah populer adalah yang tentang jatuh cinta dan patah hati. Tak sedikit juga lagu yang menggambarkan hubungan seksual lewat lirik yang puitis. Atau lagu penuh luapan emosi seperti kemarahan dan kesedihan yang tak berkesudahan.
Di sisi lain, tak jarang lagu juga menceritakan suatu kisah dari tema yang disebut di atas dengan gamblang.
Begitu anak bisa mengartikan lirik lagu tersebut, bisa jadi akan mengubah persepsi anak terhadap suatu hal hingga memunculkan kecemasan dan ketakutan yang tidak perlu.
Contoh, lagu yang bercerita tentang perselingkuhan atau diduakan. Bisa jadi ini malah membuat anak takut hal serupa mungkin terjadi pada orang tuanya.
Lalu, lagu tentang susahnya hidup sendiri tanpa pacar seolah menguatkan bahwa semua orang dewasa harus punya pacar.
Jika orang tua tidak hati-hati dalam mendampingi anak, salah-salah lagu demikian bisa menimbulkan kecemasan dan ketakutan dalam diri anak. Padahal, rasa takut dan cemas itu belum waktunya dialami si Kecil.
6. Memengaruhi Interaksi Sosial Anak
Terakhir, pengaruh lagu dewasa terhadap tumbuh kembang anak berkaitan dengan interaksi sosialnya.
Ya, bagaimana cara anak mempersepsi lagu bisa berdampak pada interaksi sosialnya. Misalnya, ada lagu dengan lirik yang mengungkapkan rasanya mencium bibir sang pacar.
Kalau anak menelan mentah-mentah, ia berpikir boleh-boleh saja mencium teman tanpa persetujuan. Padahal, di usia anak-anak, ekspresi kasih sayang ini hanya boleh dilakukan kepada anggota keluarga.
Ditambah lagi, anak pasti banyak menemui kosakata baru dari lagu orang dewasa yang belum sesuai dengan usianya.
Bisa jadi ia akan “menularkan” kosakata tersebut saat bermain dengan teman-teman atau menjadikan kata itu bahan olokan. Padahal, anak hanya meniru, tanpa tahu mana benar atau salah, maupun konteksnya.
Artikel Lainnya: Anak Laki-laki Minta Les Tari, Izinkan atau Tidak?
Demikian pengaruh lagu dewasa terhadap tumbuh kembang anak. Tugas orang tua adalah selalu mendampingi anak sehingga bisa memberinya pengertian dan membantu memilih mana lagu yang pas atau tidak untuk didengarkan.
Orang tua ibarat “badan sensor” yang bertugas menyaring semua media dan konten yang akan dinikmati anak. Jadi, jangan asal ikut tren saja ya.
Jika butuh konsultasi seputar tumbuh kembang anak, orang tua juga dapat menggunakan layanan Tanya Dokter.
Untuk mendapatkan informasi kesehatan lainnya yang terbaru, jangan lupa download aplikasi KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu dan keluarga!
[RS]