Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang ceria dan aktif. Sebab, banyak yang berpikir bahwa anak yang ceria, aktif, dan mudah bergaul dengan orang lain merupakan tanda bahwa dirinya sehat dan cerdas. Kenyataannya, tak semua orang tua memiliki anak yang ceria dan mudah bergaul. Malah, tak sedikit anak yang suka menyendiri ketimbang bermain dengan teman-temannya. Lantas. perlukah orang tua merasa khawatir jika si Kecil lebih sibuk dengan dunianya sendiri ketimbang bersosialisasi?
Orang tua perlu bersikap bagaimana?
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, anak yang masih balita dan lebih senang bermain maupun belajar sendirian ketimbang berinteraksi dengan orang di sekitarnya, sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Pada dasarnya, balita memang belum memiliki kemampuan bersosialisasi dan lebih menyukai dunianya sendiri. Kecintaan balita terhadap dunianya sendiri sebenarnya melatih dirinya untuk berimajinasi dan itu merupakan hal yang baik.
“Tapi jika si anak masih suka menyendiri padahal ia sudah berusia lebih dari enam tahun atau usia sekolah, itu yang mungkin perlu dikhawatirkan,” jelas dr. Sepri.
Menurut dr. Sepri, hal itu karena anak usia enam tahun atau lebih seharusnya sudah memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang yang lebih tua. Lagipula, di usia tersebut, anak sudah bisa berkomunikasi dengan lancar dan mengerti maksud atau instruksi perkataan dari orang lain.
“Jika si Kecil masih suka menyendiri di usia segitu (lebih dari enam tahun), hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tuanya adalah mencari tahu penyebabnya. Karena anak yang suka menyendiri bisa disebabkan oleh dua faktor. Bisa jadi karena dia memang introver atau ada faktor dari luar,” tegas dr. Sepri.
Jika si Kecil memang termasuk anak yang introver, Anda tidak perlu mencemaskannya. Ini karena sifat introver bukanlah suatu hal yang buruk.
“Justru biasanya anak yang introver cerdas dan lebih detail. Tinggal orang tuanya saja yang memupuk kelebihannya itu supaya bisa menjadi bekal masa depan,” tambah dr. Sepri.
Anak introver lebih penyendiri?
Lalu, bagaimana caranya untuk mengetahui apakah si Kecil memiliki sifat introver atau ia menyendiri karena ada faktor lain yang bisa berujung pada depresi? Untuk hal ini orang tua cukup melihat apakah sifat penyendirinya itu dilakukan secara konsisten atau tidak.
Anak yang introver umumnya akan terlihat pendiam dan menyendiri, baik di sekolah maupun di rumah. Sedangkan anak yang menyendiri akibat ada faktor lain, ia akan menyendiri di saat-saat tertentu saja. Di sisi lain, ada juga anak yang mengalami selective mutism. Keadaan ini biasanya terjadi pada anak perempuan.
“Anak selective mutism biasanya hanya mau berbicara dengan orang tuanya dan enggan berbicara pada orang lain. Kalaupun ia berkomunikasi dengan orang lain, harus ada perantaranya,” tutur dr. Sepri.
Itu artinya, jika anak Anda memiliki kondisi selective mutism atau sempat menjadi korban perundungan (bullying) sehingga ia suka menyendiri, sebaiknya segeralah minta bantuan kepada psikiater anak sebelum terlambat. Pasalnya, jika tidak segera tertangani dengan cepat dan tepat, si Kecil bisa terkena depresi. Bila sudah masuk tahap depresi, selain menyediri, anak juga biasanya akan kehilangan minat untuk melakukan hal yang dulu ia sukai.
Jadi, bila anak suka menyendiri tapi masih gemar melakukan hobinya, misalnya menggambar atau lain sebagainya, Anda tidak perlu terlalu cemas. Sebaliknya, jika si Kecil tiba-tiba sering menyendiri dan kehilangan minat terhadap hal apa pun, kemungkinan besar ia terkena depresi dan butuh pertolongan lebih lanjut. Untuk itu, kenali terlebih dahulu penyebab anak suka menyendiri, barulah Anda bisa menentukan sikap dan tindakan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.
[NB/ RVS]