Pubertas merupakan salah satu fase terpenting dalam pertumbuhan dan pekembangan seorang anak. Namun, ketika anak sudah menginjak belasan tahun dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda pubertas, orang tua harus waspada.
Saat anak mengalami pubertas, terjadi lonjakan hormon yang memicu percepatan pertumbuhan dan pematangan organ seksualnya. Pubertas penting dalam tahap perkembangan anak karena tahap pertumbuhan ini adalah masa peralihan menuju dewasa. Selain pematangan fungsi seksual, terjadi pula lonjakan pertumbuhan, terutama pertambahan tinggi anak selama masa pubertas.
Secara normal, pubertas pada anak terjadi pada rentang usia 8-12 tahun untuk anak perempuan dan 9-14 tahun untuk anak laki-laki. Meski demikian, terkadang ada anak yang terlambat mengalami pubertas dan ini kerap membuat orang tua khawatir. Sebelum menjawab pertanyaan apakah orang tua perlu khawatir atau tidak mengenai keterlambatan pubertas pada anak, mari ketahui ciri-ciri pubertas terlebih dulu.
Ciri-ciri pubertas pada anak
Pubertas pada anak memiliki ciri-ciri adanya percepatan pertumbuhan. Kondisi tersebut paling sering ditandai dengan terjadinya percepatan pertambahan tinggi badan serta munculnya ciri seksual sekunder.
Pada anak perempuan, banyak yang mengira tanda pertama pubertas adalah terjadinya menstruasi. Hal ini tidak benar karena tanda pertama dari pubertas pada anak perempuan adalah tumbuhnya payudara, kemudian diikuti dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan dan ketiak, dan terakhir terjadinya menstruasi.
Pada anak laki-laki, umumnya, mengalami mimpi basah adalah tanda utama pubertas. Ini juga tidak benar karena tanda pertama pubertas pada anak laki-laki adalah pembesaran zakar, lalu diikuti oleh tumbuhnya rumbut pada kemaluan dan ketiak, pembesaran penis, perubahan suara, dan tumbuhnya rambut pada wajah seperti kumis, jenggot, dan bagian tubuh lainnya.
Kapan anak dikatakan terlambat mengalami pubertas?
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pubertas normal pada anak terjadi pada usia 8-12 tahun untuk anak perempuan dan 9-14 tahun untuk anak laki-laki. Pubertas dikatakan terlambat jika tanda-tanda seks sekunder tidak timbul pada usia 13 tahun untuk anak perempuan dan pada usia 14 tahun untuk anak laki-laki.
Lebih spesifiknya, pada anak perempuan pubertas dikatakan terlambat jika payudara belum tumbuh pada usia 13 tahun, rambut kemaluan belum tumbuh pada usia 14 tahun, atau belum mengalami menstruasi pada usia 16 tahun. Untuk anak laki-laki, pubertas dikatakan terlambat jika tidak terjadi pembesaran zakar pada usia 14 tahun atau rambut kemaluan belum tumbuh pada usia 15 tahun.
Apa saja penyebab anak terlambat pubertas?
Faktor-faktor penyebab keterlambatan pubertas yang dialami anak tidak hanya bisa dilihat dari satu sisi. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan keterlambatan pubertas pada anak. Berikut di bawah ini adalah beberapa di antaranya:
- Adanya riwayat keluarga yang mengalami keterlambatan pubertas
- Malnutrisi (anak terlalu kurus)
- Olahraga secara berlebihan
- Riwayat penyakit kronis
- Gangguan pada sistem saraf
- Penggunaan obat-obatan atau zat tertentu
Lakukan ini jika anak mengalami keterlambatan pubertas
Jika anak memperlihatkan adanya keterlambatan pubertas, hal paling sederhana yang dapat orang tua lakukan adalah nilai status gizi anak. Jika anak terlalu kurus, maka perbaiki gizi anak karena nutrisi merupakan aspek yang sangat penting untuk menunjang pubertas anak.
Jika tidak ada masalah pada nutrisi, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Dokter nantinya akan menilai apakah memang belum ada tanda-tanda pubertas pada anak.
Jika anak memang mengalami keterlambatan pubertas, dokter akan berusaha mencari tahu apa penyebab keterlambatan tersebut. Langkah berikutnya, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai.
Masa pubertas merupakan fase yang penting bagi setiap anak, karena saat itulah ia memasuki masa peralihan menuju dewasa. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam memastikan anak tidak mengalami keterlambatan pubertas. Sehingga bila suatu saat anak tak kunjung mengalami pubertas, ia bisa mendapatkan penanganan yang tepat, agar proses tumbuh kembangnya dapat berjalan sebagaimana mestinya.
[RN/ RVS]