Kini, durasi masyarakat melakukan screen time atau menatap layar ponsel, televisi, atau komputer, semakin meningkat. Padahal, aktivitas ini harus dibatasi, terutama pada anak, supaya anak lebih banyak melakukan aktivitas fisik.
Lagipula beberapa penelitian melaporkan bahwa durasi screen time yang cukup tinggi juga berkaitan dengan salah satu kondisi kesehatan. Salah satu penelitian di Inggris mencoba mencari tahu hubungan antara screen time pada masa kanak-kanak dan keluhan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Penelitian yang melibatkan lebih dari empat ribu anak ini menemukan bahwa sekitar 37 persen anak memiliki screen time satu jam atau kurang setiap harinya. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa screen time tiga jam atau lebih setiap harinya ternyata berkaitan dengan risiko terjadinya diabetes tipe 2.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa screen time yang tinggi berkaitan dengan penumpukan lemak dan resistensi insulin. Ini merupakan faktor risiko terjadinya diabetes tipe 2.
Meski demikian, hubungan sebab-akibat dari kedua hal tersebut belum dapat dipastikan. Namun, para peneliti menyarankan untuk membatasi screen time setiap harinya agar anak tetap aktif. Pembatasan ini juga penting untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit akibat gaya hidup di kemudian hari.
Jadi, bila ingin menghidari risiko diabetes pada anak di kemudian hari, Anda bisa membatasi durasi screen time atau menatap layar televisi, komputer, atau ponsel. Sebagai gantinya, Anda bisa mengajak anak bermain di luar rumah.
[BA/ RH]