Kesehatan Anak

Anak yang Tinggal di Dataran Tinggi Berisiko Stunting, Benarkah?

Ayu Maharani, 27 Agu 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penelitian terbaru bilang, anak dataran tinggi lebih berisiko mengalami stunting ketimbang anak-anak lain. Apa tanggapan dokter anak tentang hal ini?

Anak yang Tinggal di Dataran Tinggi Berisiko Stunting, Benarkah?

Terhambatnya tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tubuh lebih pendek dibanding teman-teman seusianya masih jadi masalah kesehatan global. Tak heran bila penelitian stunting terus dikembangkan. 

Terbaru, ada penelitian yang melaporkan bahwa anak dataran tinggi lebih berisiko terkena stunting. Benarkah begitu?

1 dari 3

Mengapa Anak Dataran Tinggi Lebih Berisiko Stunting?

Anak yang lahir di ketinggian 5.000 kaki atau 1.500 meter lebih tinggi dari permukaan laut memiliki tubuh berukuran lebih kecil ketimbang mereka yang tinggal di dataran rendah. Hal ini muncul dari penelitian yang dipublikasikan jurnal JAMA Pediatrics

WHO sebenarnya pernah menyampaikan, lingkungan rumah yang ideal bagi anak-anak adalah lingkungan yang berada di ketinggian 1.650 kaki (sekitar 500 meter) di atas permukaan laut. 

Ketika ketinggian itu bertambah, skor tinggi badan untuk usia anak-anak mulai menurun. Studi tersebut mengamati data tinggi badan 950 ribu anak di 59 negara.

"Lebih dari 800 juta orang hidup di 1.500 meter di atas permukaan laut atau lebih tinggi. Dua pertiga dari mereka tinggal di Afrika Sub-Sahara dan Asia," kata Kalle Hirvonen, peneliti senior di International Food Policy Research Institute, Amerika Serikat.

Lantas, kenapa anak dataran tinggi dianggap lebih berisiko mengalami stunting? Ternyata, alasan dalam penelitian di atas menyebutkan kadar oksigen di dataran tinggi lebih rendah.

Hal ini akan menimbulkan efek kesehatan tertentu pada ibu hamil dan anak yang sudah dilahirkan. 

“Kehamilan di dataran tinggi berisiko mengalami hipoksia kronis atau suplai oksigen yang tidak memadai. Alhasil, karena kondisi tersebut pertumbuhan janin bisa terhambat,” jelas Hirvonen. 

Dirinya menambahkan, "Jika anak dataran tinggi rata-rata lebih kerdil dibanding teman-temannya yang tinggal di dekat permukaan laut, maka diperlukan upaya yang lebih signifikan untuk mengatasi stunting di dataran tinggi."  

Artikel Lainnya: Nutrisi yang Dibutuhkan Anak agar Tidak Mengalami Stunting

2 dari 3

Apa Kata Dokter Spesialis Anak tentang Stunting dan Anak Dataran Tinggi?

Hasil penelitian terbaru tentang stunting seharusnya bisa membuka mata masyarakat. Di Indonesia sendiri ada lebih dari 20 persen balita yang mengalami masalah ini. Menyikapi hasil penelitian terbaru di atas, begini penjelasan dr. Reza Fahlevi, Sp.A. 

“Kalau kita lihat jurnal penelitiannya, sampel yang digunakan memang banyak dan kemungkinan besar data yang dipakai kuat. Kalau dilihat lagi, mereka melihat faktor risiko dengan penelitian cross sectional. Padahal, untuk meneliti faktor risiko, ada baiknya jenis riset yang dipakai adalah yang bersifat cohort,” jelasnya. 

Dokter Reza berpendapat, “Kurang etis juga kalau kita langsung menilai bahwa ibu atau anak yang lahir di dataran tinggi itu pasti stunting.”

Menurutnya, alasannya memang logis. Dataran tinggi memang punya kadar oksigen yang lebih tipis sehingga mereka berisiko mengalami hipoksia ringan dan pertumbuhan berisiko terhambat. 

“Ini baru penelitian tunggal dan belum bisa dijadikan dasar yang kuat. Masih harus diteliti lebih lanjut dengan studi-studi lain yang serupa dan metodologi yang lebih baik. Penelitian tadi dijadikan data saja,” ungkap dr. Reza.

Selain alasan kadar oksigen yang lebih tipis, dr. Reza juga berpendapat faktor risiko stunting lainnya yang bisa dialami adalah mereka yang tinggal di pegunungan lebih sulit untuk mendapatkan makanan. Ini ketimbang mereka yang tinggal dekat pelabuhan atau pusat kota. 

Kendati demikian, penelitian tunggal yang menghasilkan sebuah kecenderungan belum bisa dijadikan patokan pasti. 

Belum tentu semua anak dataran tinggi memiliki badan yang lebih kecil ketimbang anak yang tinggal di dekat laut atau perkotaan. 

Artikel Lainnya: Pastikan Anak Stunting Mendapatkan 5 Nutrisi Ini Setiap Hari

3 dari 3

Saran Dokter untuk Mencegah Stunting pada Anak

Terlepas di mana ibu hamil dan anak-anak tinggal, baik di dataran tinggi maupun rendah, dr. Reza memberikan cara-cara mencegah stunting yang meliputi beberapa hal berikut ini.

  • Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi. “Stunting berkaitan dengan 1.000 hari kehidupan pertama. Jadi, mulai dari masa hamil sampai dua tahun pertama, nutrisi anak harus bagus,” sarannya. 
  • Saat angka tinggi dan berat badan di bawah normal, harus segera diatasi. Anda perlu langsung berkonsultasi dengan dokter tentang bagaimana mengatasinya. 
  • Imunisasi tidak boleh dilupakan. Kalau anak sering sakit, pertumbuhan juga bisa terhambat. 
  • Agar kadar oksigen terpenuhi, ibu hamil disarankan untuk tetap melakukan olahraga ringan khusus bumil. Hal ini bisa mengurangi risiko hipoksia. 

Kini Anda sudah mengetahui soal stunting dan risikonya pada anak dataran tinggi. Namun, penelitian tunggal terbaru di atas belum bisa dijadikan landasan kuat. Tetap lakukan pencegahan stunting di mana pun orang tua dan anak tinggal. 

Bila ingin informasi lengkap seputar tumbuh kembang anak, konsultasi dengan dokter spesialis lewat fitur Chat Premium di aplikasi Klikdokter.

(FR/AYU) 

stunting