Lebih banyak konsumsi daging tanpa lemak dan ikan serta lebih sedikit junk food? Itu adalah dasar-dasar diet paleo yang terdengar cukup sehat. Tapi, bisakah metode diet tersebut memberikan energi yang dibutuhkan anak dan remaja untuk tumbuh kembang mereka?
Sebelum membahas itu, Anda perlu tahu bahwa gagasan utama diet paleo adalah mencoba untuk hanya mengonsumsi asupan yang dimakan nenek moyang ribuan tahun silam. Asupan tersebut meliputi daging tanpa lemak, ikan, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Dalam diet paleo ini Anda bisa mengonsumsi gandum, barley, produk susu, kentang dan sayuran bertepung lainnya. Selain itu Anda juga bisa mengonsumsi makanan olahan, seperti kue kering dan biskuit, serta makanan beku.
Apakah diet paleo baik untuk anak dan remaja?
Mengabarkan dari WebMD, beberapa orang dewasa yang melakukan diet paleo mengatakan bahwa mereka mengalami penurunan berat badan. Selain itu, pelaku diet Paleo juga mengalami penurunan tekanan darah dan manfaat sehat lainnya.
Hal itu memang wajar terjadi, karena diet ini menekankan pada makanan yang rendah kadar gula dan garam. Bahkan, ahli diet dari Torrance Memorial Medical Center, Debra Nessel, mengatakan bahwa diet paleo merupakan peningkatan dari jenis diet lain yang khas di Amerika Serikat.
Sayangnya, diet paleo tak terlalu memberikan manfaat signifikan pada anak dan remaja. Ini karena tubuh dan otak mereka masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga membutuhkan berbagai asupan sehat dan bergizi seimbang agar benar-benar bisa mendapatkan energi untuk bermain dan fokus di sekolah. Di satu sisi, diet paleo memotong banyak asupan yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak dan remaja.
Perlu Anda ketahui, usia anak dan remaja memerlukan makanan yang membuat mereka mendapat “bahan bakar” cukup untuk menjalani aktivitasnya. Mereka membutuhkan karbohidrat kompleks seperti yang berasal dari padi-padian sebagai sumber energi utama, agar beraktivitas secara optimal.
Sedangkan, terlalu banyak daging dapat menyakiti kesehatan anak dan remaja. Ini karena diet paleo sangat berfokus pada daging, karenanya anak dan remaja bisa memasok lebih banyak lemak jenuh yang tidak sehat ke dalam tubuhnya. Alhasil, yang terjadi adalah kelebihan berat badan atau obesitas.
Anak dan remaja tidak disarankan
Atas dasar itu, anak dan remaja tidak disarankan untuk melakukan diet paleo. Meski diet ini layak mendapatkan apresiasi karena fokusnya pada makanan utuh yang sehat, para ahli tidak tahu pasti seberapa bagusnya untuk anak dan remaja.
“Hanya ada sedikit data tentang diet paleo untuk remaja dan anak-anak,” kata juru bicara untuk Academy of Nutrition and Dietetics, Robin Foroutan.
Lebih lanjut, Foroutan justru memberikan jalan tengah soal hal tersebut. Dia menyarankan agar orang tua membolehkan anak dan remaja untuk mengonsumsi makanan olahan dan yang mengandung gula.
“Harus diseimbangkan dengan menambahkan makanan utuh yang lebih sehat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan susu rendah lemak,” lengkapnya.
Secara keseluruhan, Foroutan menyebut bahwa anak dan remaja sebaiknya lebih memikirkan tentang makanan yang bisa membuat mereka kenyang dan bersemangat lebih lama. Namun demikian, ia menekankan bahwa anak dan remaja juga perlu memperhatikan asupan yang mereka konsumsi agar tidak melewati batas kewajaran.
Itu dia fakta mengenai diet paleo untuk anak dan dewasa. Jika merasa tak setuju dengan tanggapan para ahli di atas, anak dan remaja yang hendak menerapkan metode diet ini sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut pada dokter atau ahli gizi. Dengan demikian, diet paleo yang diterapkan benar-benar memberikan manfaat yang diharapkan.
[NB/ RVS]