Begitu menakutkannya penyakit polio, penderitanya bisa mengalami cacat, kelumpuhan permanen, hingga kematian. Penderita polio biasanya kebanyakan anak-anak yang belum mendapatkan vaksin polio sebelumnya. Jika anak sudah terlanjur terkena polio, ini bukanlah vonis mati. Selain perawatan yang tepat, apakah anak dengan polio perlu asupan nutrisi khusus untuk meningkatkan kualitas hidupnya?
Virus penyakit polio, poliovirus, cenderung bisa menyebar dan menular dengan cepat, apalagi di tempat-tempat yang kebersihannya buruk. Sampai saat ini, penyakit polio tidak ada obatnya. Satu-satunya cara pencegahannya adalah dengan vaksin yang biasanya diberikan langsung setelah bayi lahir dan bebeberapa kali lagi setelahnya sesuai jadwal, yaitu ketika anak berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin polio ini dapat diulang kembali ketika anak berusia 18-24 bulan dan 5 tahun.
Bagaimana jika seorang anak telanjur kena polio?
Jika ada anak yang sudah telanjur terkena polio, memang ini tak akan bisa sembuh. Namun, bukan berarti ini adalah vonis mati. Dengan perawatan yang tepat, nyeri bisa berkurang, mencegah komplikasi, membuat anak lebih nyaman, serta meningkatkan kualitas hidupnya. Lantas, apakah anak dengan polio perlu asupan nutrisi khusus?
"Kalau sudah kena polio, tidak ada asupan nutrisi khusus. Saat seseorang terkena polio, berbagai tindakan atau terapi yang dilakukan bukan lagi untuk memperbaiki, tapi lebih untuk meningkatkan kualitas hidup dan rehabilitasi. Jadi, untuk asupan nutrisinya tidak ada yang spesifik," jelas dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter.
Selain itu, dr. Astrid juga menyebut bahwa seseorang yang sudah terserang polio biasanya hanya diharuskan menjaga kesehatan secara umum saja dan fokus menjalani pola hidup sehat. Dalam hal ini, seseorang dengan polio, anak maupun dewasa, harus menjaga kesehatan sebaik-baiknya.
"Kerusakannya kan otot tulang dan saraf, nah, yang tersisa itu yang dijaga dengan gizi lengkap dan seimbang. Seseorang dengan polio tidak harus mendapatkan kalsium atau protein lebih banyak. Kalau sudah terkena, tidak ada obatnya. Karena polio kan akibat virus, bukan karena gizi buruk.
"Seperti orang stroke, itu kan tidak bisa diobati, tapi lebih kepada mengembalikan fungsi dan memaksimalkan fungsi yang ada," tegas dr. Astrid.
Perawatan setelah anak terkena polio
Meski sudah terkena polio, tetap saja anak harus mendapatkan perawatan yang khusus. Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, akan lebih baik jika anak mendapat perawatan intensif terlebih dahulu di rumah sakit daripada di rumah. Melakukan perawatan di rumah bisa saja, dengan catatan kondisi anak sudah stabil.
Perawatan yang dilakukan di rumah sakit dilakukan untuk mencegah komplikasi fatal yang bisa terjadi, yakni kelumpuhan otot pernapasan. Apabila kondisi ini terjadi, anak akan membutuhkan alat bantu napas berupa ventilator.
Kelumpuhan yang terjadi juga menyebabkan anak tidak dapat bergerak dengan bebas dan sementara hanya bisa berbaring di ranjang. Hal ini dapat meningkatkan risiko pneumonia atau infeksi paru-paru. Maka dari itu, posisi anak harus selalu dimiringkan ke kanan dan kiri setiap 2-3 jam.
Memperingati Hari Polio Sedunia yang jatuh pada hari ini (24/10), tidak ada salahnya untuk lebih peduli dengan ancaman penyakit ini. Meski Indonesia sudah berstatus bebas polio, tapi ini bukanlah alasan untuk meremehkan penyakit ini. Vaksin polio tetap harus diberikan pada setiap anak sekaligus menjaga dan memperhatian kebersihan pribadi serta sanitasi publik yang memadai dan bersih.
Jika seorang anak sudah telanjur terkena polio, ini bukanlah akhir dunia. Meski tak dapat sembuh, tapi anak tetap bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan fokus menjaga kesehatan tubuh dengan pola hidup sehat. Ditambah dengan dukungan dari orang-orang sekitarnya, anak dengan polio pun tetap bisa terjaga kualitas hidupnya.
[RN/ RVS]