KlikDokter.com - Anak yang sehat dan cerdas memerlukan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang. Tentunya Anda sering mendengar kalimat ini. Namun, bagaimana cara mengetahui jika makanan Si Kecil memang sudah cukup untuknya?
Layaknya orang dewasa, Si Kecil akan makan ketika lapar dan berhenti ketika ia merasa kenyang. Terkadang orangtua khawatir karena anak makan dalam jumlah sangat sedikit, terutama jika dibandingkan dengan porsi orang dewasa.
Namun, ingatlah bahwa porsi anak perlu disesuaikan dengan usia dan kemampuan tubuhnya dalam mencerna makanan.
Untuk mengetahui apakah nutrisi yang terkandung di dalam makanan Si Kecil sudah cukup, Anda perlu memberikan perhatian lebih pada jenis makanan yang dipilih Si Kecil, yang dijelaskan pada halaman berikut ini:
Apakah Kebutuhan Nutrisi Si Kecil Sudah Tercukupi?
Untuk mengetahui apakah nutrisi yang terkandung di dalam makanan Si Kecil sudah cukup, Anda perlu memberikan perhatian lebih pada jenis makanan yang dipilih Si Kecil, yang dijelaskan berikut ini:
1. Pada jam makan, sediakan pilihan makanan yang berasal dari berbagai sumber makanan, sebagai contoh:
• Biji-bijian utuh atau serealia (beras, gandum, sereal)
• Sayur mayur (sayuran berwarna hijau, merah, orange; jagung, kacang-kacangan, kentang; atau jenis sayuran lain seperti kubis, bit, toge, asparagus, jamur, tomat, terong, dan sebagainya)
• Buah-buahan (apel, pisang, mangga, pepaya, belimbing, jeruk, dan sebagainya)
• Daging (ayam, daging sapi, ikan, telur)
• Susu (susu sapi, yoghurt, keju, pudding, dan sebagainya)
2. Ajak anak untuk memakan makanan yang berbeda-beda dengan memberi contoh secara langsung. Terapkan hal ini secara rutin, terutama pada anak yang tergolong picky eater. Perlu juga diingat meskipun suatu makanan berada dalam 1 golongan, kandungan nutrisinya tidak selalu sama (misalnya, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi dan ubi tentu memiliki kandungan nutrisi yang berbeda).
3. Jika anak tumbuh dengan baik sesuai ukuran usianya (kurva pertumbuhan, tinggi badan, berat badan), serta anak tersebut sehat, berarti nutrisi dan makanannya sudah tercukupi.
Selanjutnya dalam pembuatan jadwal makan, buatlah 3 jadwal makan besar diselingi 2-3 makanan kecil yang sehat. Kosongkan waktu 2 jam sebelum makan besar, agar ketika tiba waktu makan, Si Kecil memang sedang lapar sehingga ia akan lebih mau memakan menu makanan sehat yang sudah Anda siapkan.
Perlu juga diketahui beberapa jenis nutrien penting yang seringkali kurang tercukupi, antara lain kalsium, vitamin D, serat, dan kalium. Berikut penjelasannya di halaman berikut:
Apakah Kebutuhan Nutrisi Si Kecil Sudah Tercukupi?
Perlu juga diketahui beberapa jenis nutrien penting yang seringkali kurang tercukupi, antara lain kalsium, vitamin D, serat, dan kalium.
1. Kalsium
Kalsium membantu pertumbuhan tulang dan gigi, ikut mengatur detak jantung, fungsi otot, dan proses pembekuan darah. Sebagian besar kalsium tersimpan di tulang. Jika Si Kecil tidak mendapat cukup kalsium dari makanan, tubuhnya akan menggunakan kalsium yang tersimpan di dalam tulang.
Jumlah kalsium yang dibutuhkan anak usia 0-6 bulan adalah 200 mg, 7-11 bulan sejumlah 400 mg, dan 1-3 tahun sejumlah 500 mg.
2. Vitamin D
Vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium dalam tubuh, serta memaksimalkan pertumbuhan tulang. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan anak mengalami suatu kondisi yang disebut rakhitis (tulang rapuh dan lunak) serta dapat memicu osteoporosis lebih dini.
Anak membutuhkan minimal 400 IU vitamin D per hari. Vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari, makanan seperti produk susu, sereal, ikan salmon, tuna, produk yoghurt, dan jus jeruk.
3. Serat
Konsumsi serat dapat membuat Si Kecil merasa lebih kenyang, membantu mencegah konstipasi, hingga mencegah penyakit seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung saat beranjak dewasa.
Pada 6 bulan pertama kehidupan, bayi belum memerlukan konsumsi serat. Pada usia 6-12 bulan, serat (sayuran hijau, gandum) dapat mulai diperkenalkan sebanyak 5 gram sehari.
4. Kalium (potassium)
Kalium menjaga fungsi normal jantung dan otot, menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh, berperan dalam produksi energi, dan membantu pertumbuhan tulang. Kalium banyak didapatkan dari buah-buahan, sayur mayur, produk susu dan olahannya, daging, seafood, dan gandum. Semakin panjang proses pengolahan suatu makanan, maka kalium yang terkandung semakin berkurang.
Jumlah yang disarankan untuk anak usia 0-6 bulan adalah 500 mg, 7-11 bulan sejumlah 700 mg, dan 1-3 tahun sejumlah 3000 mg.
Jika kecukupan nutrisi sehari-hari buah hati Anda sulit dipenuhi atau pertumbuhannya kurang optimal, Anda dapat menambahkan suplementasi vitamin dan mineral ke dalam menu sehari-hari. Namun, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis anak Anda agar dapat dilakukan tata laksana yang optimal.