Kesehatan Anak

Awas, Anak Sering Main Gawai Jadi Gampang Pusing

dr. Jessica Florencia, Sp.PK, 25 Nov 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anak gampang pusing? Perhatikan, bisa jadi penyebabnya bukan virus flu atau kurang tidur, melainkan karena terlalu sering main HP!

Awas, Anak Sering Main Gawai Jadi Gampang Pusing

Sekarang ini, penggunaan gadget atau gawai menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. 

Apalagi dengan adanya pandemi COVID-19 yang membuat anak-anak sempat harus belajar menggunakan gawai. Setelah kembali ke sekolah pun, banyak tugas perlu dikerjakan dengan gawai. 

Tak hanya untuk sekolah, segala macam hiburan pun bisa ditemukan anak-anak di dalam gawai. Tidak heran jika ada banyak anak yang terlalu sering menghabiskan waktu dengan gawai mereka dan bermain HP (handphone). 

Gawai memang punya manfaat, tetapi juga memiliki efek buruk apabila tidak digunakan dengan bijaksana. Salah satu dampak yang harus diperhatikan jika anak sering main HP adalah bisa menyebabkan pusing pada anak

Bagaimana Main HP Bisa Menyebabkan Pusing pada Anak?

9 Kondisi Ini Rentan Dialami Anak yang Sering Main Gawai (Akkalak-Aiempradit/Shutterstock)

Apa saja sebenarnya bahaya anak main HP terus? Bagaimana HP dapat menjadi penyebab pusing pada anak?

Pertama, cahaya yang dipancarkan oleh gawai dapat memicu terjadinya migrain pada anak yang rentan. Apalagi jika penggunaan gawai yang berlebihan itu sampai membuat anak kurang tidur atau stres. 

Migrain berbeda dari sakit kepala biasa. Gejalanya berupa nyeri yang terasa berdenyut dan semakin sakit jika kepala digerakkan, bisa memburuk bila terkena cahaya atau suara bising, bisa disertai mual dan muntah, dan bisa berlangsung hingga 1-72 jam. 

Artikel Lainnya: Pusing Setelah Berdiri Tiba-Tiba, Ini Alasannya

Selain efek dari cahaya gawai, sering main HP bisa menyebabkan mata anak lelah. Mata lelah terjadi akibat mata dipaksa untuk bekerja lebih berat pada saat menggunakan gawai, terutama jika anak menatap gawai lebih dari 2 jam sehari atau setiap hari. 

Risiko terjadinya mata lelah akan meningkat apabila pencahayaan buruk, ada kesilauan dari layar gawai, jarak mata dengan gawai terlalu dekat, dan terdapat masalah refraksi pada mata yang tidak dikoreksi (minus, plus, atau silindris). 

Terakhir, anak-anak sering kali menggunakan gawai dalam waktu lama pada satu posisi tertentu saja. Akibatnya, postur kepala, leher, dan tubuh anak tidak ergonomis sehingga otot bahu, leher, dan kepalanya menjadi tegang dan memicu pusing atau sakit kepala. 

Cara Mencegah Pusing pada Anak Akibat Sering Main HP

Si Kecil Kecanduan Gawai, Apa Solusinya? (MIA Studio/Shutterstock)

Karena itu, penggunaan gawai oleh anak-anak perlu diperhatikan oleh orang tua. Untuk durasi pemakaian yang disarankan adalah:

  • Hindari penggunaan gawai (kecuali untuk video call) untuk anak di bawah usia 18 bulan hingga 24 bulan.
  • Mulai usia 18–24 bulan, orang tua boleh menggunakan gawai sebagai media edukasi. Namun, pilihlah program yang berkualitas dan anak tidak dibiarkan menonton gawai sendirian, melainkan tetap ada interaksi dengan orang tua. 
  • Untuk anak usia 2 hingga 5 tahun, penggunaan gawai untuk rekreasi dibatasi 1 jam per hari. 
  • Untuk anak usia 6 tahun ke atas, penggunaan gawai untuk rekreasi sebaiknya tidak lebih dari 2 jam sehari. 
  • Tidak disarankan untuk menggunakan gawai 1 jam sebelum waktunya tidur agar tidur anak tidak terganggu. 

Artikel Lainnya: Cara agar Anak Tidak Tiru Adegan Kekerasan dari Kartun

Untuk meminimalkan efek buruk gawai terhadap mata, orang tua juga dapat melakukan:

  • Menerapkan aturan 20-20. Artinya setiap 20 menit penggunaan gawai, anak diminta untuk melihat jauh selama 20 detik untuk mengurangi risiko terjadinya mata lelah. 
  • Atur cahaya layar gawai. Cahaya dari gawai perlu disesuaikan dengan cahaya ruangan. Apabila cahaya gawai terlalu gelap, mata akan memicing dan mendekat ke gawai sehingga menyebabkan otot tegang. Namun, apabila terlalu terang akan membuat mata lelah atau migrain.
  • Atur jarak gawai dengan mata. Pegang gawai dalam jarak kurang lebih 30 cm dari mata. Apabila anak perlu memicingkan mata untuk melihat gawai, periksakan matanya, mungkin ada masalah refraksi yang perlu dikoreksi. 
  • Apabila mata menatap ke layar, jumlah berkedip bisa berkurang hingga setengah dari normal dan membuat mata kering serta lelah. Jadi, ingatkan anak untuk sering berkedip ketika main HP.  
  • Variasikan posisi saat menggunakan gawai. Posisi yang tidak berubah dalam waktu lama, apalagi bila tidak ergonomi (misalnya leher menekuk), dapat membuat otot tegang dan memicu pusing pada anak.
  • Ajak anak untuk bergerak. Di luar waktu penggunaan gawai, orang tua bisa berolahraga bersama anak agar ia bergerak aktif dan tumbuh sehat.  

Artikel Lainnya: Sakit Kepala pada Anak, Ini yang Perlu Orang Tua Tahu

Demikian hal-hal yang dapat orang tua lakukan untuk menjaga kesehatan anak di dunia digital yang terus berkembang dan memaksa semua orang untuk beradaptasi dengan penggunaan gawai. 

Penggunaan gawai memang sudah tidak bisa dihindari, tetapi manusia perlu belajar untuk dapat mengendalikan penggunaannya, bukan menjadi dikendalikan.

Punya pertanyaan lebih lanjut terkait topik ini? Konsultasikan saja kepada dokter melalui fitur Tanya Dokter.

Jangan lupa download aplikasi KlikDokter untuk memperoleh beragam informasi kesehatan lainnya. Yuk, #JagaSehatmu dan keluarga selalu!

[RS]

Anak
gawai