Depresi musiman mungkin terdengar asing di telinga Anda. Namun, gangguan mental ini memang benar adanya. Depresi jenis ini hanya muncul pada musim tertentu, contohnya adalah rasa sendu yang muncul secara tiba-tiba di musim hujan. Yang perlu Anda waspadai, depresi musiman atau yang dikenal sebagai Seasonal Affective Disorder (SAD) juga bisa menyerang anak Anda.
Depresi musiman merupakan tipe gangguan depresi mayor yang berulang, dimana episode itu terjadi pada musim yang sama setiap tahunnya. Gangguan kesehatan mental ini sering dijumpai di negara empat musim.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan depresi musiman juga bisa terjadi di negara tropis seperti Indonesia, ketika musim hujan berlangsung lama. Berdasarkan pengamatan medis, apakah kondisi ini juga berdampak pada anak?
Depresi Musiman pada Anak
Anak yang sering pergi ke sekolah ketika pagi dan pulang di siang atau sore hari cukup akrab dengan cahaya alami dari matahari. Faktanya, cahaya tersebut menyehatkan untuk tubuh, baik secara fisik maupun psikis.
Namun, saat langit mendung dan matahari tak terlihat, serangkaian gangguan kesehatan yang cukup signifikan dapat muncul dan memengaruhi tubuh. Dari hal ini bisa disimpulkan bahwa usia anak sekalipun dapat mengalami depresi musiman.
Meski gejala yang timbul terkadang sulit untuk diidentifikasi, ada tanda lain yang dapat Anda perhatikan, sehingga dapat lebih waspada. Seiring dengan perasaan sedih dan mudah marah, anak yang mengalami depresi musiman akan mengalami kelelahan yang tidak biasa, nafsu makan meningkat, bahkan mengalami kenaikan berat badan.
Tak hanya itu, mereka juga rentan mengalami kesulitan konsentrasi, baik saat belajar di sekolah atau melakukan kegiatan lainnya. Tanda lain dari depresi musiman pada anak adalah penolakan terhadap dunia eksternal. Alhasil, anak tersebut dapat menarik diri dari lingkungan sekitar, entah keluarga ataupun teman.
Seiring berjalannya waktu, depresi musiman dapat mereda dengan sendirinya saat cuaca kembali cerah. Namun jika depresi anak berkelanjutan, maka Anda perlu mewaspadai adanya gangguan lain pada anak. Segera bawa ia ke dokter untuk menyingkirkan kekhawatiran gangguan bipolar tahap pertama.
Karena beberapa pasien depresi musiman memang memerlukan pengobatan, psikoterapi atau keduanya, tergantung pada tingkat keparahan depresi musiman yang dialami.
Mengatasi Segala Macam Depresi
Depresi musiman atau bentuk depresi lainnya tak bisa dipandang remeh. Saat kondisi mental Anda tidak dalam performa yang baik, besar kemungkinan kondisi fisik juga ikut terpengaruh. Itulah sebabnya pengobatan depresi musiman dapat menjadi lebih sulit bila berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Tetapi dengan mengonsultasikan tentang apa yang Anda rasakan pada ahlinya dapat membawa hasil efektif. Pada kasus depresi yang lebih ekstrem, cognitive behavioural therapy (CBT) atau terapi berbicara dan antidepresan dapat diberikan.
Menurut dr. Atika dari KlikDokter, mengidentifikasi depresi maupun permasalahan kejiwaan lainnya baru bisa dilakukan setelah penderita berkonsultasi langsung dengan psikiater, sehingga dapat diketahui inti permasalahan dan keluhan lengkap yang dialami.
“Satu hal penting yang perlu diingat. Gangguan jiwa, baik depresi atau kecemasan yang tidak ditangani dengan baik dapat memicu penurunan kualitas hidup,” ujar dr. Atika.
Jadi, bila anak atau keluarga Anda ada yang mengalami tanda-tanda seperti yang telah dijelaskan di atas, segera ajak bicara untuk memastikan apakah ia perlu ditemukan dengan psikiater.
Merenung saat musim hujan tiba mungkin terkesan hal yang biasa. Namun, bila anak Anda mengalaminya sepanjang musim hujan, waspadai adanya depresi musiman. Jangan sampai depresi musiman mengganggu tumbuh kembang anak. Lakukan cara-cara di atas agar si Kecil kembali ceria dan semangat bermain bersama teman-temannya.
[NP/ RVS]