Situasi pandemi virus corona telah memaksa banyak aktivitas dilakukan dari rumah, termasuk bersekolah dan bermain untuk anak-anak.
Sayangnya, banyaknya kegiatan yang dihabiskan di rumah saja pada akhirnya menimbulkan masalah kesehatan bagi anak, yakni obesitas. Lantas, bagaimana agar dampak belajar di rumah ini tidak menimpa anak Anda?
Bagaimana Proses Belajar di Rumah Jadi Penyebab Obesitas pada Anak?
Ancaman obesitas pada anak ketika sekolah di rumah turut disampaikan Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Erna Mulati, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, tingginya frekuensi kegiatan online jadi salah satu penyebab penambahan berat badan pada anak-anak. Alasannya, sambil belajar, anak-anak ini juga ngemil. Saat aktivitas online dilakukan sambil makan snack, itu sangat berkorelasi positif dengan indeks masa tubuh.
Obesitas sendiri terjadi ketika asupan kalori yang masuk lebih tinggi dibandingkan kebutuhan kalori harian.
Kecenderungan obesitas pada anak memang bukan barang baru. Menurut CDC, tingkat obesitas pada anak-anak prasekolah dan berusia 12-19 tahun meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa dekade. Bahkan, angkanya melonjak lebih dari tiga kali lipat pada mereka yang berusia 6-11 tahun.
Artikel lainnya: Cara Tepat Mencegah Obesitas pada Anak
Ditambah pandemi, kondisi tersebut diperkirakan akan semakin parah. Ahli meyakini hal ini terjadi karena pembelajaran virtual menghilangkan beberapa aktivitas fisik yang biasa dilakukan anak di sekolah, seperti berjalan ke kelas, berpartisipasi dalam aktivitas fisik, dan berlari selama jam istirahat.
Menanggapi hal tersebut dr. Devia Irine Putri mengatakan bahwa belajar dari rumah memang berisiko anak terkena obesitas. Hal ini bisa disebabkan karena tidak ada kegiatan fisik yang dilakukan anak selama belajar dari rumah.
“Biasanya cenderung banyak duduk di depan laptop, selain itu stres yang tak disadari, bisa dipicu karena hanya di rumah saja. Saat stres, pola makan bisa berubah, jadinya cenderung akan suka makan yang manis-manis, junk food, dan makanan yang tidak sehat,” ucap dr. Devia.
Dampak Buruk Obesitas pada Anak
Meskipun saat ini anak terlihat sehat-sehat saja dengan berat badan berlebih, dr. Devia mengatakan obesitas meningkatkan risiko penyakit lain di kemudian hari.
“Bisa meningkatkan penyakit jantung, diabetes, kolesterol tinggi di kemudian hari. Belum lagi kalau obesitas bisa gangguan psikologisnya, bisa stres atau depresi karena di-bully teman-temannya,” ucap dr. Devia.
Artikel lainnya: Solusi Obesitas pada Anak Balita
Mungkin sulit bagi orang tua untuk menjaga anak tetap aktif selama pandemi karena harus menjaga jarak sosial. Akan tetapi, masih ada banyak cara untuk tetap sehat dengan menjaga pola makan yang sehat dan juga menyesuaikan aktivitas fisik di rumah.
Orangtua bisa mengarahkan anak untuk rutin jalan sore, berenang, bersepeda, dan aktivitas fisik lainnya. Selain itu, sediakan lebih banyak makanan sehat seperti aneka buah dan sayur di rumah.
Batasi konsumsi makanan manis, fastfood, makan berlemak dan makanan lain yang dapat memicu kenaikan berat badan berlebih.
“Pastikan juga anak tidur cukup setiap harinya. Membatasi screen time, misalnya setelah sekolah usai, tidak diteruskan dengan screen time untuk mencari hiburan, kecuali untuk tugas sekolah,” kata dr. Devia.
Kalau screen time terus, dia menambahkan, anak akan cenderung pasif dan aktivitas fisik juga jadi terbatas.
Nah, itu dia tadi penjelasan mengenai bagaimana belajar di rumah dapat mempengaruhi kenaikan berat badan anak.
Jika anak sudah telanjur mengalami obesitas, konsultasikan dengan dokter untuk menemukan diet tepat untuk kembali mencapai berat badan ideal lewat fitur Tanya Dokter.
Yuk, cari tahu penyebab obesitas pada anak lainnya dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]