Bulan Agustus ini diperingati sebagai Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Imunisasi sendiri adalah langkah perlindungan bagi seseorang dari kemungkinan tertular suatu penyakit. Namun apakah alergi bisa dicegah dengan imunisasi, ini masih menjadi pertanyaan.
Alergi merupakan suatu gangguan kesehatan berupa kelainan pada sistem imun. Kondisi ini ditandai dengan adanya reaksi sistem imun yang berlebihan saat terpapar zat tertentu dari luar tubuh, yang sebenarnya bukan zat berbahaya.
Sayangnya, berdasarkan keterangan dari dr. Sara Elise Wijono, MRes, dari KlikDokter, imunisasi tidak bisa mencegah alergi. Karena, alergi besar kemungkinannya disebabkan oleh faktor genetik dan bukan penyakit yang bisa ditularkan baik virus maupun kuman.
“Kalau sudah bicara mengenai genetik, tak ada yang bisa dilakukan. Alergi dan penyakit itu berbeda. Imunisasi itu gunanya adalah mencegah penyakit menular, bukannya untuk mencegah alergi yang memang sudah ada bawaannya dari lahir,” ujar dr. Sara saat diwawancarai.
Artikel Lainnya: Pengobatan Alami untuk Anak Alergi
Bisakah Anak Alergi Mendapatkan Imunisasi?
Jadi, alergi tak bisa dicegah dengan imunisasi. Lantas, apabila anak memiliki alergi, bolehkah ia mendapatkan vaksinasi?
Perlu diketahui bahwa imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap suatu penyakit. Maka dari itu, anak wajib diimunisasi sesuai dengan tingkatan umurnya.
Mengenai hal ini, dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter mengatakan, reaksi alergi yang disebabkan karena vaksin sangat jarang. Gambaran kasarnya adalah satu atau dua kasus per satu juga imunisasi. Namun, jika hal itu sampai terjadi, gejala yang akan muncul pada anak bisa cukup serius.
“Mulai dari biduran, bengkak pada mata dan bibir, serangan asma, batuk-batuk, muntah, diare, hingga yang paling parah adalah syok anafilaksis,” kata dr. Karin.
Dokter Karin melanjutkan bahwa anak yang punya alergi berat terhadap lateks harus berhati-hati sebelum divaksin hepatitis A, Cervarix (kanker rahim), dan rotavirus. Sementara itu, anak-anak yang alergi berat terhadap ragi perlu waspada terhadap vaksinasi hepatitis B dan Gardasil (kanker rahim). Anak yang alergi antibiotik neomisin harus waspada terhadap vaksinasi MMR, polio, dan cacar air.
Artikel Lainnya: Inilah Bentuk Reaksi Alergi Obat pada Anak
Cara Mencegah Alergi pada Anak
Seperti yang disebut sebelumnya, alergi punya kecenderungan diwariskan dari orang tua kepada anak. Jika Anda tengah hamil, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk melindungi anak dari kemungkinan mengalami alergi setelah lahir. Berikut beberapa di antaranya:
1. Hindari Pembatasan Makanan Secara Ketat saat Hamil
Menurut dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc(Hons), dari KlikDokter, ada lebih dari 160 makanan yang sering menyebabkan alergi, termasuk susu, telur, kacang tanah, ikan, kedelai, kerang dan gandum. Mengonsumsi makanan tersebut saat hamil tidak berbahaya, begitu juga ketika memperkenalkan bayi pada makanan padat saat MPASI.
American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology menyatakan bahwa membatasi makanan saat hamil demi mencegah anak nantinya mengalami alergi tidak dianjurkan.
“Membatasi diet selama kehamilan justru bisa lebih berbahaya karena banyak makanan yang kaya akan nutrisi dan vitamin, yang dibutuhkan ibu hamil,” kata dr. Jesslyn.
2. Rutin Minum Vitamin Setiap Hari
Meski makan banyak buah, sayuran, daging, biji-bijian, dan susu, ibu hamil tetap dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin prenatal. Kata dr. Jesslyn, vitamin prenatal mengandung banyak zat besi, mengingat banyak wanita hamil yang tidak mendapatkan asupan zat besi cukup dari menu makanannya sehari-hari.
Artikel Lainnya: Cara Mengobati Alergi Pada Bayi
3. Menjaga Lingkungan Tetap Bersih saat Hamil
Ini sangat penting untuk mencegah alergi debu dan asma. Direkomendasikan agar benda-benda rumah tangga seperti kasur, sarung bantal, hingga gorden sering dibersihkan, dijemur atau dicuci. Anda juga bisa menggunakan air purifier untuk menjaga kebersihan udara di lingkungan rumah. Selain itu jaga pula kebersihan binatang peliharaan Anda.
“Sering-seringlah membersihkan dan memotong bulu hewan peliharaan. Paparan bulu hewan bisa membuat alergi dan asma. Hindari pula pemakaian karpet yang sering menyimpan debu,” tambah dr. Jesslyn.
4. Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang
Penuhilah jumlah tepat dari diet harian saat hamil. Para ahli menyarankan untuk mengonsumsi 75-100 gram protein, 1.000 mg kalsium, 25 mg zat besi, dan 85 mg vitamin C setiap harinya.
5. Tidak Merokok
“Merokok selama hamil dapat meningkatkan kemungkinan asma dan penyakit pernapasan kronis,” kata dr. Jesslyn mengingatkan.
Apabila anak sudah telanjur mengalami alergi, orang tua perlu mengenali alergennya. Selanjutnya hindari semaksimal mungkin untuk menekan angka kekambuhan.
Artikel Lainnya: Ciri-Ciri Anak Alergi Cokelat dan Cara Mengatasinya
“Misalkan anak alergi dengan susu. Orang tua sebisa mungkin hindari menyimpan produk olahan susu di rumah. Kalau cemas nanti anak tidak mendapatkan kalsium yang cukup, masih ada bahan makanan lainnya yang mengandung kalsium tinggi seperti sayuran hijau (bayam, brokoli, kale), kacang-kacangan, dan lain-lain, ” papar dr. Sara.
Hal lainnya yang bisa orang tua lakukan adalah mencari tahu segala informasi tentang alergi yang dialami anak. Ini penting agar orang tua mengerti dan paham akan apa yang harus dilakukan saat alergi anak kambuh.
Imunisasi tidak bisa mencegah alergi pada anak, karena alergi bukanlah penyakit menular namun cenderung diwariskan dari orang tua. Mencegah alergi bisa dilakukan sejak masa kehamilan seperti dipaparkan di atas. Jika pada akhirnya anak memiliki alergi, beri ia pemahaman mengenai kondisinya sekaligus jauhi pemicunya untuk menekan angka kekambuhan.
(RN/ RVS)