Indra pengecap dan penghidu (penciuman) janin mulai berkembang sejak trimester pertama kehamilan. Kedua indra ini pun menjadi matang dan mampu berfungsi seperti pada orang dewasa di akhir kehamilan. Pada akhirnya, apa yang dirasakan dan dihirup janin sejak masih di dalam kandungan dapat memengaruhi selera makan anak di kemudian hari.
Perkembangan indra pengecap dan penghidu pada janin
Perkembangan anatomi dan fungsi dari indra pengecap bayi dimulai pada trimester pertama. Saraf-saraf yang berfungsi untuk mengecap rasa mulai berkembang di minggu ke-8 kehamilan, dan berlanjut hingga minggu ke-13. Pada minggu ke-10, sel-sel pengecap (papila) di lidah mulai muncul.
Di awal trimester kedua, jumlah sel pengecap semakin banyak, dan fungsinya pun kian disempurnakan. Pada akhir kehamilan, jumlah dan fungsi sel-sel ini kurang lebih sama dengan yang ada pada anak-anak dan orang dewasa.
Di saat yang bersamaan, indra penghidu (penciuman) juga mulai berkembang pada trimester pertama. Di minggu ke-8 kehamilan, saraf penghidu yang bersambungan dengan bagian otak depan dan reseptornya telah muncul.
Sumbat hidung berangsur-angsur menghilang antara minggu ke-16 dan ke-36 kehamilan sehingga rongga hidung dapat terisi oleh cairan ketuban. Di minggu ke-28 dan ke-29, protein yang menandakan kematangan fungsi sel penghidu sudah bisa dideteksi.
Matangnya kedua indra itu memungkinkan janin untuk mengecap dan menghirup aroma-aroma yang akrab dengannya selama masih di kandungan.
Respons janin terhadap berbagai rasa
Sebuah studi menunjukkan, apa yang dikonsumsi ibu selama hamil dapat terdeteksi di dalam cairan ketuban. Cairan ketuban bukan sekadar “cairan”, melainkan sebuah senyawa kompleks. Yaitu, mengandung berbagai zat gizi makro dan mikro, hingga rasa dan aroma dari makanan ibu.
Cairan ketuban memang bukan makanan utama janin. Meski demikian, janin akan menghirup dan menelan sejumlah cairan ketuban setiap harinya. Seiring matangnya indra pengecap dan penghidu, janin pun menjadi akrab dengan apa yang sehari-hari dikonsumsi oleh ibu selama hamil.
Para pakar menemukan bahwa pada minggu ke-15 hingga ke-16 kehamilan, janin mulai menunjukkan kegemaran terhadap rasa tertentu. Penyuntikan zat yang terasa manis ke dalam cairan ketuban akan memicu janin untuk menelan.
Sebaliknya, zat yang terasa pahit membuat janin enggan menelan. Ditemukan pula bahwa kegemaran terhadap rasa asin dan gurih juga bersifat bawaan.
Pada minggu ke-21 kehamilan, janin sudah dapat membedakan rasa secara penuh menggunakan lidah dan hidungnya. Hingga akhir kehamilan, apa yang ibu makan dan minum betul-betul bisa dirasakan oleh janin.
Berdasarkan temuan ini, masuk akal bila ibu hamil diharapkan membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi dan sehat. Bukan hanya supaya janin dan ibu sehat, tetapi juga agar anak memiliki selera makan yang baik di masa depan. Semakin dini bayi dalam kandungan terpapar beragam jenis makanan, makin mudah untuk membentuk jalur saraf yang memengaruhi selera terhadap makanan.
Sederhananya, bila janin terbiasa dengan rasa dan aroma sayuran dan buah-buahan selama di dalam kandungan, dia pun akan terbiasa dengan rasa tersebut di masa kanak-kanak. Sedikit banyak, hal ini dapat menghindarkan Anda dari masalah anak yang sulit makan di kemudian hari.
Bagaimana bila pola makan selama hamil tidak sehat?
Kalau saat ini Anda sedang hamil, dan yang bisa dimakan hanyalah kue kering, keripik, serta makanan tinggi kalori dan gurih, jangan merasa bersalah dulu. Apa yang dirasakan janin selama masih di dalam kandungan memang dapat memengaruhi selera makannya kelak.
Namun, ada banyak faktor yang memengaruhi selera makan anak. Misalnya, teladan dari orang tua, disiplin waktu makan, serta menu dan penyajian makanan.
Selera makan ini pun bisa berubah total saat anak memasuki usia remaja dan dewasa. Itu karena, selera makan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks. Misalnya, gaya hidup, iklan, tekanan teman sebaya, hingga kegemaran pribadi akan rasa tertentu.
Oleh karena itu, Anda berperan penting dalam menentukan selera makan anak di masa depan, sejak si Kecil masih dalam kandungan. Selama hamil, konsumsilah makanan sehat dan bervariasi. Ini adalah modal penting untuk menunjang kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin yang optimal.
[HNS/ RVS]