Setiap orang, tak terkecuali orang tua, memiliki emosi positif atau negatif. Ada kalanya, emosi negatif ini terjadi karena berbagai hal dan bisa berdampak ke sekitarnya, termasuk anak-anak.
Nah, kalau sudah begini, apakah anak perlu tahu kalau Anda punya emosi negatif?
Anak Juga Merasakan Emosi Negatif Orang Tua
Ketika memiliki emosi negatif, seperti sedih, marah, dendam, atau sedang kecewa, tidak sedikit orang tua yang enggan menunjukkannya pada banyak orang, termasuk anak-anak.
Bahkan, karena dipendam, mereka jadi mengeluarkan emosi negatifnya dengan cara yang salah.
Pada dasarnya, bagaimanapun Anda berusaha menyembunyikan emosi negatif yang dirasakan, biasanya anak akan tahu. Misalnya, Anda marah pada anak atau sedang sedih karena masalah lain, anak bisa tahu.
Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi, saat punya emosi negatif, anak bisa tahu lewat ekspresi wajah. Anak-anak sangat bisa memahami yang Anda rasakan.
"Dalam menyampaikan emosi ada bentuk-bentuknya. Ada yang ditahan, ada yang langsung meledak, ada juga yang dilakukan cara menjelaskan. Nah, emosi negatif yang ditahan, tidak baik untuk anak. Ini karena ekspresi wajah kita terlihat. Anak akan melihat wajah kita yang kesal, meninggalkan anak," ujar Ikhsan Bella Persada.
Artikel Lainnya: Ayah Sering Marah, Ini Dampak Buruk yang Dirasakan Anak
Perlukah Emosi Negatif Ditunjukkan Pada Anak?
Sayangnya, saat punya emosi negatif, banyak orang tua yang melampiaskannya dengan cara salah. Alhasil, tidak baik untuk dilihat oleh anak-anaknya.
"Lalu, ada juga yang langsung meledak-ledak. Ada yang banting-banting, ada yang pukul benda. Ini juga tidak baik untuk anak. Mereka nantinya melihat dan mencontoh, saat marah harus melakukan hal itu semua," sambung psikolog muda ini.
Kemudian, banyak yang berpikir dan bertanya, apakah emosi negatif perlu ditunjukkan pada anak? Pasalnya banyak yang muncul dari emosi negatif adalah sebuah hal yang buruk.
Senada dengan pendapat Ikhsan, Dr. Florence Huang dari Hongkong mengatakan orang tua perlu menunjukkan emosi negatif dengan cara baik di depan anak-anak.
Sebab, dikutip dari South China Morning Post, anak-anak (terutama usia muda) melihat orang tua sebagai panutan dan cenderung meniru perilaku mereka.
Ketika orang tua mengungkapkan emosi negatifnya dengan tidak baik, mereka dapat terpengaruh dan menyerap perilaku ini secara sadar atau tidak sadar.
Menurut Dr. Huang, apabila emosi negatif orang tua tidak dijelaskan dengan cara yang baik juga, ini akan memengaruhi perkembangan anak ke depannya nanti.
Biasanya, balita mungkin bereaksi dengan menunjukkan rewel atau marah. Sementara anak-anak usia sekolah, ia dapat menarik diri, merasa malu, dan jadi menyalahkan dirinya sendiri.
Haruskah Emosi Negatif Orang Tua Ditahan?
Sudah disebutkan sebelumnya, bahwa emosi negatif bisa ditahan atau dikeluarkan. Menurut Ikhsan, sebaiknya emosi negatif itu seharusnya dikeluarkan saja, namun, caranya harus baik.
Ikhsan Bella, menjelaskan secara baik-baik pada anak adalah cara yang paling tepat agar mereka juga bisa memahami apa itu emosi negatif.
"Jadi, yang baik itu kalau kita lagi kesal atau marah, itu kita jelaskan kepada anak. Ini supaya anak juga bisa mengenal macam-macam emosi dan tahu apa yang menyebabkan emosi itu muncul," kata Ikhsan.
"Akhirnya, anak bisa belajar dari hal ini. Mereka bisa belajar mengungkapkan apa yang dirasakan, apa penyebabnya," lanjutnya.
Pada akhirnya, anak-anak juga bisa belajar dari emosi negatif orang tua. Asal semua bisa dijelaskan dengan baik, anak-anak juga bisa menangkap emosinya dengan baik.
Tidak melulu berarti buruk, emosi negatif adalah pembelajaran hal nyata juga bagi anak-anak. Jadi, cara menyampaikannya bisa Anda tunjukkan dengan baik.
Artikel Lainnya: Cara Jitu untuk Mengendalikan Emosi Berlebih
Bagaimana Cara Menunjukkan Emosi Negatif Kepada Anak yang Tepat?
Mungkin Anda bingung cara menyampaikan emosi negatif kepada anak-anak. Menurut Ikhsan, cara menyampaikan emosi negatif sebaiknya langsung diberitahukan saja.
Misalnya, Anda sedih atau kesal karena anak tidak menurut, langsung sampaikan bahwa Anda tidak senang dengan apa yang dilakukannya.
"Kalau anaknya nakal, tidak bisa diberitahu. Langsung saja beritahu kepada anak. Contohnya seperti ini: 'Papah marah, ya, sama kamu, karena sudah dikasih tahu malah tidak menurut, papah sedih' Anda bisa bilang begitu," kata Ikhsan.
Jika Anda mendapatkan emosi negatif dari hal lain (bukan dari anak-anak), itu juga sampaikan saja. Misalnya, Anda sedang menangis, lalu anak-anak melihat, tapi tidak menjelaskannya kepada mereka apa penyebabnya
Mereka nantinya akan bertanya-tanya apa yang terjadi pada Anda, dan akhirnya coba menyimpulkannya sendiri.
"Saat Anda lagi mengalami emosi negatif, langsung saja sampaikan. Contoh: 'Mamah sekarang lagi sedih, soalnya tadi dimarahi oleh bos mama'. Sampaikan saja apa yang Anda rasakan, supaya anak tahu mama nangis bukan karena mereka. Menangis ada alasannya," jelas Ikhsan.
Ingat, kalau menunjukkan emosi dengan baik, itu bisa membantu dan membuat anak belajar banyak dari Anda.
"Kalau kita marah atau sedih dan menunjukkan dengan baik, itu membantu anak memahami suatu bentuk pengendalian emosi. Setelah itu, apa yang bisa dilakukan setelah mengungkapkannya. Anak bisa belajar dari Anda," pungkas Ikhsan.
Sekarang, Anda sudah tahu, kan, bagaimana cara menyampaikannya? Komunikasi adalah kuncinya, dan jika bisa menjelaskan dengan baik, akan bermanfaat bagi perkembangan emosi anak.
Tentu saja, cara di atas sepertinya lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, mengingat tekanan yang dihadapi orang tua saat berbeda-beda, ya. Akan tetapi, setidaknya Anda harus mencoba untuk kebaikan buah hati ke depannya.
Apabila butuh informasi atau konsultasi lanjut tentang mengelola emosi negatif, jangan ragu konsultasi ke dokter atau psikolog. Lebih mudahnya, konsultasi lewat fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)