Bayi memang kerap mengalami beberapa masalah kulit, termasuk biang keringat dan alergi. Banyak orangtua masih sulit mengetahui perbedaan biang keringat dan alergi pada bayi, karena keduanya kerap tampak serupa yaitu merah-merah disertai bintik kecil.
Meski dapat tampak serupa, sejatinya keduanya adalah kondisi berbeda. Biang keringat atau miliaria adalah masalah kulit akibat retensi keringat berupa bintik-bintik kecil, berwarna putih hingga kemerahan, menyebar, dan dapat terasa gatal.
Biang keringat dapat muncul pada semua area kulit, terutama wajah, leher, punggung, dada, dan paha. Umumnya biang keringat timbul dalam beberapa hari setelah kulit terpapar udara panas.
Sementara, alergi kulit adalah reaksi kulit terhadap zat tertentu yang merupakan alergen (pemicu alergi).
Artikel lainnya: Cara Tepat Mencegah dan Mengatasi Biang Keringat pada Anak
Perbedaan Biang Keringat dan Alergi pada Bayi
Apa beda biang keringat dan alergi? Berikut beberapa tanda dan gejala biang keringat:
- Bintik-bintik kecil, gatal, dan menyengat
- Muncul apabila berkeringat lebih banyak dari biasanya, seperti pada suhu udara panas atau lembap dan iklim tropis
- Umumnya timbul pada area yang tertutup pakaian, di mana panas yang terjebak pada permukaan kulit memicu keringat keluar lebih banyak. Akibatnya, kelenjar keringat rentan tersumbat dan keringat tidak dapat keluar sebagaimana mestinya. Kulit kemudian akan teriritasi dan menimbulkan gejala di atas. Jenis pakaian yang terlalu tebal atau bahan pakaian yang sulit menyerap keringat juga dapat menjadi pemicu
- Kurangnya kebersihan tubuh, seperti frekuensi mandi yang jarang akan mempermudah penumpukan kotoran di permukaan kulit, sehingga kelenjar keringat rentan tersumbat
- Berat badan berlebih atau kegemukan
- Kelenjar keringat bayi belum berkembang sempurna, sehingga berisiko terkena biang keringat
Sementara, gejala alergi biasanya menunjukkan keluhan sebagai berikut:
- Kemerahan disertai bentol (urtikaria) yang juga dikenal sebagai biduran
- Dipicu oleh zat tertentu, seperti keringat bayi, debu, serbuk tanaman, bulu binatang, ataupun zat yang masuk ke tubuh bayi misalnya makanan tertentu
- Rasa gatal
- Disertai gejala lain seperti hidung berair, mata berair, pilek, bersin, hingga sesak napas jika alergi yang terjadi cukup berat seperti pada anafilaktik
Artikel lainnya: Alergi pada Kulit Bayi yang Perlu Anda Tahu
Bedakah Cara Mengatasinya?
Cara mengatasi kedua kondisi tersebut pun tentu berbeda. Pada biang keringat, Mama dan Papa dapat melakukan beberapa cara mengatasi biang keringat bayi berikut ini.
- Atasi penyebab. Hindari suhu panas dengan menjaga permukaan tubuh tetap dalam suhu normal. Contohnya, berada di ruangan ber-AC atau kipas angin, mandi air sejuk, atau menggunakan kompres dingin tidak lebih dari 20 menit
- Pakaikan bayi baju longgar, lembut, dan ringan seperti katun agar keringat mudah terserap. Hindari pakaian berbahan sintetis seperti polyester dan nylon
- Pastikan bayi cukup mendapat cairan agar terhindar dari dehidrasi
- Hindari suhu terlalu panas ataupun terlalu lembap. Ketika di luar ruangan, gunakan pelindung seperti topi atau payung untuk mengurangi paparan sinar matahari. Bawa kipas kecil jika perlu
- Gunakan losion calamine untuk membantu mengurangi gatal dan nyeri akibat kulit iritasi
Sementara, cara mengatasi alergi pada bayi yang paling utama adalah menjauhkan bayi dari pencetus alergi utamanya. Setelah itu, orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter untuk pemberian antialergi yang sesuai kebutuhan bayi.
Bawalah bayi ke dokter bila kondisi kulit, baik biang keringat maupun alergi, tidak kunjung membaik. Selain itu, jangan tunda bawa ke rumah sakit bila gejala alergi memburuk, misalnya semakin sulit bernapas dan wajah bengkak. Kondisi tersebut memerlukan penanganan segera.
Jika masih punya pertanyaan seputar kesehatan kulit bayi, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk berkonsultasi dengan dokter anak di mana saja!
(FR/JKT)