Rasa ingin tahu remaja tentang seks adalah hal yang lumrah. Namun, minimnya informasi yang akurat dan terbuka seringkali membuat mereka mencari jawaban di tempat yang salah.
Di tengah maraknya informasi yang menyesatkan di dunia maya, obrolan tentang seks, termasuk kontrasepsi, masih dianggap tabu di banyak keluarga.
Padahal, pendidikan seks yang komprehensif sangat penting untuk melindungi remaja dari risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual.
Inisiatif terbaru Presiden Jokowi untuk menyediakan kontrasepsi bagi pelajar tentu memiliki dampak positif dari sisi medis. Namun, bagaimana cara terbaik untuk mengenalkan kontrasepsi pada remaja agar mereka tidak hanya tahu, tapi juga mau menggunakannya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Artikel lainnya: Anak Akui Sudah Berhubungan Seks, Apa yang Harus Ortu Lakukan?
1. Bangun Koneksi Dahulu
Pembicaraan mengenai seks, termasuk mengenalkan alat kontrasepsi, kepada anak remaja tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Hal pertama yang harus dilakukan oleh orangtua adalah dekat dengan anak terlebih dulu.
Biasakan untuk mengobrol dengan anak dan mendengarkannya sehingga anak merasa nyaman berbagi perasaan kepada Kamu. Setelah itu, barulah mulai komunikasi hal-hal terkait seksualitas.
Pendidikan seksual pada remaja sebaiknya dimulai sedini mungkin. Informasi ini dapat semakin dalam dan luas dengan semakin bertambahnya usia anak. Misalnya, untuk balita dimulai dengan perkenalan perbedaan bagian tubuh wanita dan laki-laki.
Jika dalam keluarga sudah terbiasa membicarakan hal yang dianggap tabu ini, tidak akan canggung saat membahas topik kontrasepsi dengan anak.
2. Bangun Kondisi Pembelajaran yang Terbuka
Pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi pada remaja harus bersifat ramah dan komprehensif. Remaja diberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami.
Tidak boleh ada kesan menghakimi. Sebaliknya, Kamu sebagai orang dewasa harus memberikan solusi. Bagaimana jika pengetahuan yang sudah diberikan malah membuat remaja semakin penasaran?
Di sinilah peran orangtua dan orang dewasa di sekitar mengajarkan bagaimana mengambil keputusan seksual dan reproduksi secara bertanggung jawab.
3. Ajak Sekolah Turut Terlibat
Sekolah bisa dijadikan sarana pengajaran pendidikan seks remaja. Baik sekali jika pendidikan ini juga dimasukkan dalam kurikulum sekolah.
Pihak sekolah dapat berperan penting dalam menghadirkan narasumber yang tepercaya sekaligus menyenangkan. Misalnya, saja tenaga medis yang sudah biasa dan tidak canggung dalam memberikan penyuluhan seputar kontrasepsi.
Artikel lainnya: Anak Temukan Kondom di Rumah, Orang Tua Harus Apa?
4. Manfaatkan Momen Pubertas
Momen pubertas adalah masa di mana remaja mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya. Momen ini bisa dimanfaatkan untuk memberikan edukasi seksual dan kontrasepsi secara lebih dalam.
Anak perlu diberi informasi perubahan apa saja yang terjadi pada tubuhnya, bagaimana dampaknya terhadap kesuburannya, apa saja aktivitas seksual, dan apa saja risikonya.
Selanjutnya baru menuju ke arah alat-alat kontrasepsi, hingga risiko penyakit menular seksual bila tidak mengenakan alat kontrasepsi.
5. Jelaskan dan Beri Contoh
Terdapat bermacam alat kontrasepsi, mulai dari kondom, pil KB, IUD, suntik KB, dsb. Secara umum dapat dibahas apa saja macam-macamnya dan bagaimana penggunaannya.
Misalnya, kondom. Jelaskan kalau kondom bermanfaat untuk mencegah kehamilan sekaligus mengurangi risiko infeksi menular seksual.
Narasumber juga dapat membawa kondom sehingga remaja dapat melihat langsung seperti apa alat kontrasepsi ini, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana menggunakannya.
Artikel lainnya: Mengenal Ciri Anak dengan Orientasi Seksual Berbeda
6. Berikan Kesempatan Anak Bertanya
Apabila antara Kamu dan remaja telah terbiasa membicarakan topik seksual secara sederhana dan terbuka, anak pun tidak akan merasa canggung. Mereka bisa berbagi banyak hal dengan Kamu.
Pembelajaran mengenai kontrasepsi sebaiknya diakhiri dengan diskusi. Berikan kesempatan kepada remaja untuk bertanya. Hal ini membantu anak memahami secara jelas juga membantu Kamu menilai pemahaman anak akan materi kontrasepsi yang baru dijelaskan.
7. Gunakan Pendekatan yang Positif
Pendekatan positif adalah salah satu cara paling efektif untuk mengenalkan kontrasepsi pada remaja. Mengapa Pendekatan Positif Sangat Penting? Mereka akan merasa dihargai dan didukung, bukan dihakimi.
Dengan menekankan manfaat kontrasepsi, kita memberikan remaja pemahaman bahwa mereka memiliki pilihan dalam mengatur kesehatan reproduksi mereka. Ini memberdayakan mereka untuk membuat keputusan yang mandiri.
8. Libatkan Profesional Kesehatan
Melibatkan profesional kesehatan adalah salah satu cara terbaik untuk memperkenalkan alat kontrasepsi pada remaja.
Profesional kesehatan, seperti dokter atau bidan, memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai jenis kontrasepsi, cara kerjanya, efek samping, dan cara penggunaannya.
Mereka dapat memberikan informasi yang akurat dan up-to-date, sehingga remaja dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan fakta. Bila keterbukaan terhadap pilihan-pilihan sudah Kamu contohkan, remaja akan lebih bijaksana dalam memilih karena sudah tahu konsekuensinya.
Dengan mengenalkan pendidikan seksual pada remaja, diharapkan angka penularan penyakit menular seksual bisa turun. Remaja juga bisa lebih bijaksana dalam menjalani berbagai aspek kehidupan, termasuk seksualitasnya.
Untuk informasi lebih lanjut tentang kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, hingga hewan peliharaan, unduh aplikasi KlikDokter atau langsung pilih topik kesehatan yang Kamu butuhkan.