Polio adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan (baik sementara maupun permanen) bahkan kematian. Karena itulah, imunisasi polio terus digalakkan untuk mencegah penyebaran virus ini. Salah satunya dengan pemberian imunisasi IPV.
Sekilas tentang polio
Polio, atau dalam istilah medis disebut poliomyelitis, rentan menyerang kelompok usia 1-15 tahun, meski dapat juga menjangkiti semua kelompok umur.
Virus ini menginfeksi tubuh melalui mulut ketika seseorang makan atau minum sesuatu yang sudah terkontaminasi feses penderita polio. Setelah itu, virus berkembang biak di usus dan ditularkan kembali melalui kotoran.
Ada tiga tipe virus polio dan ketiganya dapat menyebabkan kelumpuhan. Ketiga tipe virus tersebut adalah:
- Tipe 1, yaitu tipe Brunhilde yang berawal dari nama seekor kera, di mana tipe ini pertama kali ditemukan.
- Tipe 2, yaitu tipe Lansing yang ditetapkan menurut nama kota di Amerika Serikat ketika tipe ini pertama kali ditemukan.
- Tipe 3, yaitu tipe Leon yang berasal dari nama seorang penderita yang pertama kali ditemukan tipe 3 dari kotorannya.
Gejala polio antara lain demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku di leher, sakit pada anggota badan, dan kelemahan anggota badan. Jika anak di bawah 15 tahun tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda lemah lengan atau kaki, segera periksakan kepada dokter.
Dua jenis vaksin polio
Meski berbahaya, polio sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Tindakan tersebut dinilai sangat efektif dalam mencegah tubuh terinfeksi virus polio. Saat ini, ada dua jenis imunisasi polio.
Selain IPV (Inactivated Polio Vaccine) yang sudah disebutkan di atas, ada juga jenis vaksin polio yang disebut OPV (Oral Polio Vaccine). Sesuai namanya, OPV diberikan melalui oral dengan diteteskan melalui mulut. Sementara itu, IPV diberikan melalui injeksi atau suntikan.
OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan agar tubuh memiliki daya tahan terhadap virus polio yang menyerang. Adapun, IPV menggunakan virus yang tidak lagi aktif (inactivated).
Di Indonesia sendiri, vaksin polio diberikan dengan mengombinasikan imunisasi OPV dan IPV agar lebih efektif untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi anak dari polio.
Pentingnya imunisasi IPV
Imunisasi IPV sangat penting karena dapat melindungi anak bahaya kelumpuhan bahkan kematian yang dibawa virus polio. Imunisasi jenis ini juga melindungi anak dari virus polio tipe 2, serta meningkatkan kekebalan terhadap virus polio tipe 1 dan 3 pada anak-anak yang telah mendapat imunisasi OPV.
Imunisasi IPV sendiri lebih direkomendasikan pada anak-anak dengan immunodeficiency (gangguan daya tahan tubuh). Hal ini karena adanya peningkatan risiko VAPP (Vaccine Associated Paralytic Poliomyelitis) usai pemberian OPV yang masih mengandung virus polio tipe 2 pada penderita immunodeficiency.
Selain itu, IPV juga dapat diberikan pada bayi yang lahir prematur (misalnya, usia kehamilan kurang dari 37 minggu). Namun begitu, IPV tidak boleh diberikan pada bayi dengan riwayat alergi, seperti streptomisin, neomisin, atau polimiksin B, yang merupakan komponen tidak aktif dari vaksin.
Bayi dengan riwayat reaksi alergi setelah pemberian IPV sebelumnya, juga tidak disarankan kembali melakukan IPV.
Di samping itu, IPV adalah vaksin yang sangat aman untuk anak, baik diberikan sendiri maupun dikombinasikan dengan vaksin lain. Tidak ada efek samping yang serius dapat ditimbulkan dari pemberian imunisasi IPV. Biasanya bayi hanya mengalami keluhan minor, seperti kemerahan dan nyeri di lokasi suntikan.
Siapa yang wajib imunisasi polio?
Anak-anak di bawah usia 5 tahun biasanya lebih rentan terserang virus polio, meski remaja dan orang dewasa juga berisiko.
Untuk itu, pemberian IPV dapat diberikan pada bayi usia sekitar 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun. Bayi akan diberikan imunisasi IPV pada atau segera setelah 2 bulan bersamaan dengan DTP3 dan OPV3.
IPV diberikan secara intramuskular (disuntikkan ke dalam otot tubuh). Pemberiannya juga dapat digabung dengan vaksin injeksi lainnya. Pemberian imunisasi secara bersamaan sangat aman dan efisien dilakukan.
Pemberian imunisasi IPV pada bayi sangat penting untuk menghindarkannya dari risiko kelumpuhan bahkan kematian akibat virus polio. Jadi, di Hari Polio Sedunia ini, Anda diharapkan tidak melewatkan imunisasi polio anak Anda. Catat juga kapan jadwal imunisasi polio selanjutnya dilakukan. Jika anda tidak ingin ketinggalan jadwal vaksinasi atau imunisasi anak? Gunakan tools Kalender Imunisasi ini. Bila terdapat reaksi alergi tertentu usai imunisasi, beritahu dokter anak yang menangani.
[HNS/ RH]