Alergi makanan terjadi ketika tubuh bereaksi secara tidak normal terhadap protein di dalam suatu makanan. Makanan yang bisa menimbulkan reaksi alergi ini disebut alergen.
Cokelat yang kita konsumsi berasal dari biji buah tanaman cokelat. Alergi terhadap biji cokelat ini bisa saja terjadi, tetapi sangat jarang.
Biasanya, yang terjadi adalah alergi terhadap bahan lain yang ada di makanan berbahan dasar cokelat. Misalnya saja cokelat batangan, permen cokelat, biskuit, kue, minuman cokelat, dan lainnya.
Makanan yang paling sering menjadi alergen pada bayi dan anak-anak adalah susu sapi, telur ayam, kacang tanah, kacang almond, hazelnut, kacang kedelai, dan gandum. Ini adalah bahan-bahan yang sering ada di makanan berbahan dasar cokelat.
Beberapa produk cokelat yang diproses di pabrik dapat diklaim tidak mengandung bahan-bahan penyebab alergi di atas. Misalnya saja, cokelat batangan bebas susu dan kacang.
Namun, apabila cokelat batangan tersebut diproses di alat yang sama dengan produk lain yang mengandung susu atau kacang, maka bisa jadi cokelat batangan itu mengandung susu dan kacang. Berikut penjelasan seputar alergi cokelat pada anak.
Artikel Lainnya: Untuk Anak, Lebih Baik Cokelat Susu, Putih, atau Hitam?
Ciri-Ciri Anak Alergi Cokelat
Reaksi alergi cokelat pada anak bisa timbul langsung setelah mengonsumsi makanan yang mengandung allergen. Namun, ada juga yang baru muncul hingga 48 jam setelahnya.
Gejala alergi makanan bisa bervariasi, dari sangat ringan hingga sangat berat dan mengancam jiwa.
Ciri-ciri alergi, termasuk alergi cokelat pada anak, adalah sebagai berikut:
- Masalah pada kulit, seperti biduran, ruam kemerahan dan gatal, serta bengkak-bengkak di kulit.
- Masalah pada pernapasan, yaitu bersin-bersin, sesak napas, dan mengi.
- Masalah pada pencernaan, misalnya mual, muntah, dan diare.
- Masalah pada sirkulasi, seperti pucat, kepala terasa pusing, serta pingsan.
Jika ada beberapa sistem tubuh yang terkena, reaksi alergi bisa jadi berat dan mengancam jiwa yang disebut anafilaksis dan harus segera pergi ke Unit Gawat Darurat.
Yang perlu diperhatikan, tidak selalu reaksi negatif setelah makan cokelat adalah karena anak alergi cokelat, tetapi bisa juga karena hal-hal di bawah ini:
- Keracunan makanan: bisa menyebabkan diare atau muntah. Biasanya makanan yang dikonsumsi sudah basi atau rusak.
- Efek kafein: cokelat mengandung kafein. Pada anak kecil, asupan kafein dalam dosis kecil saja bisa menimbulkan efek yang lebih hebat. Contohnya gugup, perut tidak nyaman, nyeri kepala, sulit berkonsentrasi, dan sulit tidur.
- Diare: karena terlalu banyak gula atau pemanis dalam produk cokelat.
Mengatasi dan Mencegah Alergi Cokelat pada Anak
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa anak benar-benar alergi pada cokelat atau bahan lain dalam produk cokelat.
Sering kali, diagnosis alergi tidak ditegakkan dengan bukti bahwa anak benar-benar alergi dan ini menyebabkan penghindaran bahan makanan yang tidak perlu.
Berkonsultasilah dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Jika ingin buat janji dengan dokter, dapat melalui KlikDokter agar lebih mudah dan praktis.
Dokter juga akan meresepkan obat apabila timbul reaksi alergi. Jika anak mengalami reaksi alergi yang berat, segeralah bawa ke UGD.
Artikel Lainnya: Cokelat Bikin Batuk, Apa Iya?
Jika diagnosis alergi sudah ditegakkan, langkah berikut untuk mencegah reaksi alergi cokelat pada anak adalah menghindari alergen atau bahan makanan penyebab alergi, entah itu cokelat atau bahan lain dalam produk cokelat, dengan cara:
- Selalu membaca label kemasan produk dan pastikan tidak mengandung alergen atau diproses bersama produk lain yang mengandung alergen.
- Hindari mengonsumsi produk yang tidak memiliki keterangan yang jelas.
- Hindari makanan yang tidak diketahui bahan dan cara pembuatannya.
- Berhati-hati dalam memilih menu di restoran dan pastikan kepada pramuniaga bahwa menu tersebut tidak mengandung alergen.
Apabila anak benar-benar alergi terhadap coklat dan bukan bahan lain pada produk cokelat, orang tua dapat mengganti rasa cokelat dengan carob, suatu alternatif cokelat yang berasal dari tanaman carob.
Carob memiliki rasa dan warna yang mirip dengan cokelat tetapi berbeda, serta tidak mengandung kafein sehingga cocok untuk anak yang sensitif terhadap kafein.
Cari tahu informasi lainnya seputar alergi atau kesehatan anak dengan download aplikasi KlikDokter. Untuk konsultasi masalah kesehatan anak secara lebih praktis, bisa melalui fitur Tanya Dokter. #JagaSehatmu dan keluarga selalu, ya!
[RS]