Kondisi malnutrisi yang terjadi di Asmat, Papua, yang diperparah dengan merebaknya kasus campak, menyita perhatian masyarakat Indonesia. Besarnya jumlah anak yang menjadi korban, membuat kondisi tersebut dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Melihat pentingnya asupan bernutrisi bagi anak, maka harus dijaga betul agar mereka tidak mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi. Bahkan, orang tua perlu memberikannya sejak anak masih di dalam kandungan. Sebab, 1000 hari pertama kehidupan (mulai saat pembuahan di dalam rahim sampai anak berusia dua tahun) merupakan masa tumbuh kembang anak yang berlangsung pesat.
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi. Menurut tulisan yang dipublikasikan di situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI dapat mencegah malnutrisi, karena mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat.
Setelah masa ASI eksklusif berakhir, Anda tetap bisa memberikan ASI untuk bayi sampai usia dua tahun, diselingi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Setelah masa itu lewat, anak tetap perlu mendapatkan asupan bergizi sampai ia tumbuh besar.
Jika tidak, maka anak rentan mengalami kekurangan gizi atau malnutrisi. Gejala malnutrisi yaitu berat dan tinggi badan tidak sesuai dengan usia anak, serta mengidap penyakit karena kekurangan gizi tertentu.
Selanjutnya
Dampak malnutrisi pada anak
Ada beragam penyebab malnutrisi pada anak di sebuah negara. Penyebabnya juga tidak berdasarkan satu faktor, melainkan karena beragam faktor. Faktor tersebut adalah kemiskinan, politik, perubahan iklim, wabah penyakit, kebersihan air, sanitasi yang buruk, dan lainnya.
Lantas apa saja dampak buruk yang mungkin terjadi pada anak bila mengalami malnutrisi? Berikut ini penjelasan lebih lengkap tentang dampak buruk malnutrisi pada anak:
- Daya tahan tubuh menurun
Malnutrisi dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga anak rentan terkena berbagai penyakit. Jika hal ini terjadi, tumbuh kembang anak dapat terhambat. Penyakit yang tidak segera diatasi juga dapat mengakibatkan kematian pada anak.
- Keterlambatan perkembangan motorik
Anak yang mengalami kekurangan gizi kurang mendapatkan asupan makanan sebagai sumber energi. Alhasil, anak berisiko mengalami keterlambatan perkembangan motorik.
- Pertumbuhan fisik terhambat
Pertumbuhan fisik yang dimaksud adalah berat dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia anak. Pada umumnya, hal ini disebabkan oleh penyerapan vitamin dan mineral yang tidak sempurna. Atau, kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik.
- Pertumbuhan otak terhambat
Otak membutuhkan nutrisi penting seperti asam lemak omega-3 dan 6, yodium, serta zat besi. Anak yang mengalami malnutrisi biasanya kurang mendapatkan mineral-mineral tersebut, sehingga pertumbuhan otak menjadi terhambat.
Melihat dampak buruk malnutrisi pada anak seperti yang terjadi di Asmat, Papua, maka cegahlah kondisi tersebut, dengan memberi anak beragam jenis makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Selain itu, makanan yang variatif juga dapat meningkatkan nafsu makan anak. Ingat pula bahwa jadwal makan yang disarankan bagi anak balita adalah tiga kali sesi makan besar yang diselingi dua kali sesi camilan.
[BA/ RVS]