Siapa yang tidak gemar makan mi instan. Tapi, tahukah Anda dampak mi instan pada pertumbuhan anak bila sering dikonsumsi? Meski bikin kenyang, Anda perlu tahu efek mengonsumsi makanan yang praktis ini bagi si Kecil.
Orang Indonesia akrab dengan konsumsi mi instan. Bahkan Indonesia menjadi negara kedua yang paling banyak mengonsumsi mi instan menurut data dari World Instant Noodles Associations (WINA) tahun 2018 setelah negara Tiongkok.
Apa saja sih kandungan Mi Instan?
Sebelum mengetahui apa dampak mi instan pada pertumbuhan anak, ada baiknya mengetahui apa saja kandungan di dalam mi instan. Bahan dasar dalam mi instan terbuat dari bahan makanan terproses yang disebut maida, yakni tepung gandum yang semua nutrisinya dihilangkan.
Dalam prosesnya, bahan mi tersebut direbus dan digoreng menggunakan minyak goreng lalu diberi garam sebagai pengawet agar tahan lama. Setelah itu, untuk menghaluskan dan memudahkan pengemasan, mi dilapisi dengan bahan berdasar lilin (wax). Untuk menjaga kelembapan, bahan mi instan juga diberikan bahan kimia propylene glycol.
Selain bahan mi, bumbu yang diberikan untuk menyajikan mi instan tinggi kandungan monosodium glutamat (MSG) atau terkenal dengan micin. Wadah mi instan berbahan styrofoam atau jenis gelas atau cup juga berisiko tercemar bahan kimia bernama polyethylene.
Dampak mi instan pada anak
Pada dasarnya mi instan hanya mengandung karbohidrat saja. Selain itu, tak ada nutrisi yang bisa didapat dari mi instan. Lalu apa dampaknya bagi pertumbuhan anak bila terlalu sering mengonsumsi makanan ini?
Obesitas
Jika anak Anda mengonsumsi mi instan secara berlebihan, maka akan berisiko obesitas. Sebab, kandungan maida sebagai bahan mi merupakan kalori kosong tanpa nutrisi yang lain. Jika anak mengalami obesitas maka pertumbuhan tubuh, khususnya tulang, akan terhambat dan menjadikan anak Anda pendek.
Tertinggal Pelajaran di Sekolah
Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, si Kecil membutuhkan nutrisi yang lengkap untuk menunjang fungsi tubuh. Nutrisi tersebut termasuk protein, lemak, serat, mineral (kalsium, kalium, zat besi, seng, dan sebagainya), serta vitamin (A,B,C,D,E,K).
Nutrisi tersebut bisa didapat dari ikan, ayam, daging, telur, susu, kacang-kacangan, sayur dan buah. Ketika nutrisi tadi tidak dipenuhi kebutuhannya, maka seluruh fungsi tubuh tidak bekerja secara maksimal, termasuk otak.
Hal yang bisa Anda lihat adalah kesulitan si kecil dalam belajar sehingga tertinggal dari teman-temannya di sekolah.
Kerusakan Organ
Kandungan bahan-bahan kimia dalam proses pembuatan mi instan dapat berisiko merusak organ, apalagi pada anak-anak. Bahan kimia tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada organ ginjal, liver, atau jantung bahkan bisa memicu kanker.
Menurut penelitian yang dilakukan pada tikus, MSG atau micin dalam jumlah sangat banyak juga terbukti dapat merusak otak. Jika dalam masa pertumbuhan anak sampai terjadi kerusakan organ untuk beraktivitas, maka tentu saja pertumbuhan jadi terhambat.
Anak-anak masih mengalami perkembangan dan pertumbuhan, sehingga membutuhkan makanan bergizi lengkap dan seimbang. Tentunya kandungan baik tersebut tidak dimiliki oleh mi instan. Untuk mengetahui nutrisi terkait tumbuh kembang anak lebih lanjut, Anda bisa berkonsultasi melalui fitur Tanya Dokter dengan dokter-dokter di KlikDokter.
Setelah mengetahui dampak mi instan pada pertumbuhan anak, maka Anda perlu membatasi konsumsinya. Konsumsi mi instan disarankan maksimal 1 kali dalam seminggu atau bahkan dalam sebulan. Ingat, makan tak hanya sekedar kenyang tapi harus ada nutrisi yang dipenuhi, ya.
[RPA/ RH]