Salah satu tahapan perkembangan milestone yang harus dicapai anak adalah keterampilan motorik. Keterampilan ini terbagi menjadi dua, yaitu motorik halus dan kasar. Nah, perkembangan motorik halus dimulai sejak usia dini.
Kemampuan motorik kasar melibatkan kekuatan otot-otot besar tubuh, misalnya merangkak, berjalan, duduk, berlari, menendang, memanjat, dan sebagainya. Sementara, kemampuan motorik halus berkaitan dengan keseimbangan otot-otot kecil serta koordinasi mata dan tangan.
Agar perkembangan si kecil terpantau dan berjalan baik, Mama dan Papa perlu memahami gangguan motorik halus yang mesti dihindari.
Berbagai Penyebab Gangguan Motorik Halus pada Anak
Faktanya, setiap anak punya kemampuan yang berbeda dalam mencapai tahapan perkembangan motorik, terutama motorik halus. Namun, tak jarang ada keterlambatan maupun gangguan dalam perkembangannya.
Artikel lainnya: Gejala Gangguan Perkembangan Anak yang Harus Diwaspadai
Beberapa faktor yang dapat mengganggu perkembangan motorik halus anak antara lain:
- Kelainan genetik seperti sindrom down
- Kelahiran prematur
- Kelainan neuromuskular, misalnya cerebral palsy (lumpuh otak) atau distrofi otot
- Gangguan perkembangan seperti autisme
- Gangguan penglihatan
- Keterlambatan perkembangan kognitif
- Menurunnya kekuatan jari, lengan, dan otot
Ketika si kecil mengalami gangguan motorik halus, ia akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau hal-hal yang umumnya harus bisa dilakukan pada seusianya.
Gangguan motorik halus juga bisa membuatnya sulit belajar, bahkan merasa kurang rasa percaya diri di lingkunganya.
Ciri-Ciri Anak yang Mengalami Gangguan Motorik Halus
Orangtua perlu memperhatikan dengan saksama perkembangan motorik halus anak agar tetap optimal. Bila memang terlihat ada keterlambatan, anak bisa segera dibawa ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Ada beberapa tanda yang bisa muncul apabila si kecil mengalami gangguan motorik halus, di antaranya:
1. Ceroboh
Umumnya, anak akan tampak ceroboh (clumsy) akibat tidak mampu menggenggam barang dengan baik karena kurang baiknya koordinasi antara mata dan tangan.
2. Lebih Menyenangi Aktivitas Fisik
Anak yang mengalami gangguan motorik halus biasanya lebih menyukai aktivitas fisik seperti bermain, ketimbang menggambar atau menyusun balok.
3. Keterlambatan Bicara
Gangguan ini juga bisa terjadi karena berbicara melibatkan pergerakan mulut, bibir, dan lidah.
Artikel lainnya: Cara Mengatasi Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak
Perkembangan Motorik Halus Anak Sesuai Usianya
Keterampilan motorik halus perlu dilatih sedari dini. Karena, secara tidak langsung perkembangan motorik halus berhubungan dengan perilaku manusia, emosi, dan masalah sosial.
Dengan menstimulasi motorik halus sedari dini, anak-anak bisa lebih mampu belajar berinteraksi dengan orang lain dan proaktif, kreatif, serta memiliki rasa empati.
Di sisi lain, manfaat motorik halus bagi anak-anak adalah membantu meningkatkan kognitif dengan melatih otot kecil dan koordinasi antara tangan dengan mata. Dengan begitu, si kecil bisa secara mandiri melakukan aktivitas sehari-hari.
Mengenai perkembangan motorik halus anak, rentang waktu harus diperhatikan. Di bawah ini keterampilan motorik halus yang normalnya dapat dicapai oleh anak sesuai usianya:
1. Usia 4 Bulan
Mampu bermain dengan tangan, memasukkan jari ke mulut, atau menggenggam mainan.
2. Usia 6 Bulan
Memindahkan satu objek dari satu tangan ke tangan yang lain, atau menggenggam objek kecil dengan empat jari (raking grasp).
3. Usia 9 Bulan
Mampu menirukan tepuk tangan, mengambil objek kecil dengan tiga jari, memainkan tangannya sendiri, atau meremas benda dengan kepalan tangan.
4. Usia 12 Bulan
Mampu mengambil objek di dalam cangkir, menjepit (pincer grasp), mampu memegang krayon, mulai bisa makan sendiri dengan finger food, dan mulai menunjukkan preferensi tangan dominan.
5. Usia 15 Bulan
Mampu mencoret-coret atau menirukan membuang sampah botol.
6. Usia 18 Bulan
Mampu membuat menara dengan balok empat tingkat.
7. Usia 2 Tahun
Mampu meniru membuat lingkaran dan garis horizontal.
8. Usia 3 Tahun
Mampu menggunting kertas dengan gunting khusus anak atau memasukkan manik-manik ke tali.
9. Usia 4 Tahun
Mampu mengikat tali, menulis nama sendiri, menggambar persegi, atau menggunakan penjepit untuk memindahkan sesuatu.
Artikel lainnya: Asah Keterampilan Motorik Kasar Anak dengan Permainan Ini
Bagaimana Cara Mengatasi Keterlambatan Motorik Halus pada Anak?
Bila merasa anak mengalami gangguan motorik halus, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk memastikannya.
Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan berdasarkan usia anak. Sebab, mungkin saja yang dialami anak adalah keterlambatan, bukan suatu gangguan serius.
Gangguan motorik halus dapat membaik apabila anak dibiasakan untuk berlatih. Selain latihan, ada pula terapi lainnya seperti terapi wicara.
Apabila gangguan motorik halus disebabkan oleh suatu kelainan tertentu seperti gangguan saraf, tak jarang penanganannya melibatkan dokter spesialis saraf.
Agar masalah keterlambatan motorik halus tidak makin parah, pastikan kedua orangtua ikut andil dalam perkembangan motorik halus anak. Semakin sering Mama dan Papa memberikan stimulasi, kemampuan motorik halus anak akan semakin terasah.
Lakukan kegiatan yang dapat mengasah kemampuan motorik halus anak. Dorong si kecil untuk melakukan hal-hal yang baru melalui permainan, menggambar dengan krayon atau pensil warna, atau memasukkan tali ke lubang manik-manik.
Keterampilan motorik anak adalah bagian dari tumbuh kembang yang perlu terus dipantau. Lakukan stimulasi tanpa paksaan agar perkembangannya optimal. Selain itu, bawa anak rutin ke dokter spesialis anak.
Pakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dokter anak lebih cepat. Selain itu, buat janji dokter dan pemeriksaan kesehatan juga bisa lebih praktis. #JagaSehatmu dan si kecil!
(FR/JKT)
Burr, P., & Choudhury, P. (2021). Fine Motor Disability. Retrieved 15 October 2022, from