Banyak keluarga memelihara hewan di rumah, terutama kucing dan anjing. Namun, ternyata hewan-hewan tersebut dapat menjadi perantara alergi. Data di Amerika Serikat menunjukkan, tiga dari sepuluh orang mengalami alergi yang disebabkan hewan peliharaan.
Kucing menjadi hewan yang sering memicu alergi, dengan angka dua kali lipat anjing. Beberapa hewan lainnya adalah kuda, tikus, kelinci, hamster, dan burung.
‘Biang keladi’ yang menimbulkan reaksi alergi ini adalah protein yang ada pada air urine, air liur, dan sel kulit hewan. Jika terkena, anak yang rentan dapat mengalami bersin, hidung berair, batuk, sesak napas, dan gejala lainnya.
Untuk mencegah alergi hewan pada anak, hindari kontak langsung dengan hewan peliharaan. Sedapat mungkin letakkan kandang di luar rumah. Jika hewan peliharaan masuk ke dalam rumah, jauhkan dari kamar tidur anak dan perabotan berlapis kain.
Setelah bermain dengan hewan peliharaan, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Rutin membersihkan hewan peliharaan beserta kandangnya juga penting.
Jika ingin lebih aman, bisa juga memilih hewan yang tidak berbulu sebagai peliharaan. Contohnya, ikan dan kura-kura. Kedua hewan ini tak kalah lucu dan tentunya aman bagi anak-anak.
Bagaimana jika gejala alergi sudah muncul pada anak? Tak perlu khawatir, gunakan obat-obatan antialergi untuk mengatasinya.
Memelihara hewan kesayangan memang menyenangkan. Namun, air urine, air liur, dan sel kulit hewan dapat menyebabkan reaksi alergi. Untuk menanganinya, kontak dengan hewan tersebut harus dihindari. Obat antialergi dapat diberikan untuk meringankan gejala.
[RS/ RH]