Kesehatan Anak

Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!

Krisna Octavianus Dwiputra, 04 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sering menakut-nakuti anak supaya mereka disiplin dan patuh? Hati, hati efek buruknya di masa depan. Ini dampak sering menakuti anak.

Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!

Ketika masih kecil dulu, mungkin Anda pernah ditakut-takuti oleh orang tua atau kerabat yang sudah dewasa. Misalnya saja, "awas, jangan main di luar malam-malam, nanti diculik orang" atau “kalau kamu nggak mau makan, nanti disuntik!”.

Cara-cara tersebut mungkin terkesan efektif membuat si Kecil patuh dan disiplin, tapi ternyata dampak sering menakuti anak bisa memengaruhi perkembangan psikologis mereka. Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini.

Mengapa Anak Lebih Disiplin Ketika Merasa Takut?

Menakuti dirasa menjadi cara yang cukup ampuh agar anak tidak melakukan hal yang Anda anggap berbahaya. Tapi, jangan keburu senang kalau anak berhasil menurut.

Menurut psikolog, Ikhsan Bella Persada, M.Psi, anak menurut hanya karena mereka cari aman saja. Itu dilakukan bukan karena mereka disiplin dan mau menurut dengan orang tua yang kerap memakai cara menakut-nakuti.

"Biasanya, si Kecil akan tampak lebih disiplin karena dia sedang mencari rasa aman saja, sih, bukan karena memang dia ingin disiplin. Mengapa demikian? Ya itu tadi, karena ada ancaman atau menakut-nakuti dari orang yang lebih besar. Untuk menghindari ancaman atau hal menakutkan itulah, dia mencari ‘jalan aman’ dengan disiplin," kata Ikhsan.

Ancaman bagi anak-anak jelas menakutkan. Terlebih jika ancaman tersebut sesuatu yang orang tua tahu sangat dihindari si Kecil. Misalnya, suntikan, diculik orang jahat, atau hantu.

Artikel Lainnya: Tips untuk Membuat Anak Disiplin

1 dari 3

Perlu Tahu, Anak Memang Mudah Sekali Ketakutan

Anda sebagai orang tua tentu mengajar anak-anak untuk waspada terhadap bahaya tertentu, seperti kebakaran atau menyeberang jalan.

Dalam hal tersebut, kecemasan dan rasa mawas diri bisa bermanfaat karena membantu melindungi si Kecil dari bahaya.

Hanya saja, anak-anak memang lebih mudah takut pada situasi yang bagi orang dewasa sebenarnya tidak mengancam.

Misalnya, gelap, malam, dan suntikan. Itu sebabnya, cukup mudah untuk membuat si Kecil patuh dengan memberikan stimulasi takut.

Seiring waktu dan pertambahan usia, sumber-sumber ketakutan anak dapat berubah. Misalnya, ketakutan akan kegelapan atau monster di bawah tempat tidur dapat memberi jalan bagi ketakutan akan perampokan atau kekerasan.

Alih-alih memberi jalan pada munculnya ketakutan sedari kecil, berikan stimulus positif pada anak. Ditambahkan Ikhsan, faktor lingkungan juga penentu keberanian anak di masa depan. Semakin sering ditakuti, semakin anak mudah takut.

"Anak mudah takut itu kan sebenarnya tergantung anak dan cara lingkungan sekitar memberikan stimulus menakutkan itu sendiri. Semakin sering ditakut-takuti dan semakin besar bentuk hal yang ditakutkan itu, anak akan mudah merasa takut," kata Ikhsan kepada KlikDokter.

Artikel Lainnya: 6 Kesalahan dalam Melatih Anak Disiplin

2 dari 3

Dampak Menakut-nakuti Anak

Dampak sering menakut anak sungguh berbahaya bagi perkembangan psikologis mereka. Berikut efek negatif membuat anak takut yang perlu diketahui:

  1. Masalah Traumatis

Salah satu dampak paling jelas, mengancam dan menakut-nakuti anak bisa menimbulkan masalah traumatis. Tentu ini berbahaya bagi masa depannya.

"Dampaknya bisa jadi ada pengalaman traumatis tersendiri buat si anak," ungkap Ikhsan saat dikonfirmasi.

  1. Bisa Membuat Kepercayaan Diri Menurun

Selain itu, dampak sering menakuti anak juga bisa memengaruhi rasa percaya dirinya di masa depan.

“Bisa menurunkan rasa percaya diri anak karena mereka jadi serba takut mau melakukan banyak hal. Padahal mereka kan sebenarnya perlu eksplor banyak hal, tapi jadi tidak berani karena ditakut-takuti," ujar Ikhsan lagi.

  1. Mimpi Buruk

Bagi balita, jika mereka ditakut-takuti itu akan bisa membuat mereka mudah mimpi buruk. Kondisi tersebut bisa merembet pada tidur yang gelisah, rewel, hingga susah tidur.

  1. Susah Berkonsentrasi

Sering ditakut-takuti juga bisa membuat anak sulit berkonsentrasi saat belajar, terutama pada usia 9-12 tahun. Anak akan berpikir tentang rasa takut tersebut terus-menerus, hingga mengganggu fokus dan proses belajarnya.

  1. Bisa Muncul Fobia Tertentu

Efek menakut-nakuti juga bisa membuat si Kecil memiliki fobia tertentu. Misalnya, Anda takuti soal bahaya malam hari, itu bisa membuat mereka takut dengan malam.

3 dari 3

Jangan Ditakuti, Jadi Apa yang Harus Dilakukan?

Cara untuk membuat anak disiplin bukan dengan menakuti-nakutinya. Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Menurut Ikhsan, disiplin bisa tercipta karena adanya aturan yang jelas dari orang tua.

"Supaya anak lebih disiplin, sebenarnya tidak terlalu sulit. Orang tua dapat membuat aturan yang jelas kepada anak, dan jangan lupa terapkan secara konsisten. Beri penjelasan logis karena anak itu selalu butuh penjelasan dari setiap tindakan yang dia lakukan atau orang tuanya lakukan," saran Ikhsan.

Kalaupun si Kecil sudah telanjur takut pada sesuatu atau situasi, lebih baik bantu mereka untuk menghadapi sumber rasa takutnya.

Tanggapi dan dengarkan perasaan mereka dengan serius, serta dorong anak untuk berbicara tentang kecemasannya.

Jadi, menakut-nakuti bukan cara yang bijak agar anak patuh dan lebih disiplin. Dalam jangka panjang, hal ini justru menjadi “gerbang” fobia bagi anak di masa depan. Dapatkan informasi terbaru soal kesehatan di aplikasi KlikDokter.

(HNS/AYU)

pola asuh
Hari Anak Nasional