Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) secara resmi menambah jumlah imunisasi rutin wajib untuk anak. Imunisasi tambahan untuk anak yang dimaksud meliputi vaksin human papillomavirus (HPV), rotavirus, dan pneumococcal conjugate vaccine (PCV).
Ketiga vaksin tambahan pada anak tersebut menggenapi program imunisasi wajib yang digalakkan pemerintah menjadi empat belas jenis. Sebelumnya, vaksin wajib untuk anak terdiri dari sebelas macam, di antaranya vaksin hepatitis B, BCG, polio, campak, rubella, dan DPT-HB-HIB.
Lantas, apa alasan Kemenkes tambah vaksin imunisasi rutin HPV, rotavirus, dan vaksin PCV untuk anak? Apa saja manfaat ketiga jenis vaksin tambahan tersebut? Simak penjelasan berikut.
Alasan Kemenkes Tambah Imunisasi Wajib
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan imunisasi merupakan cara paling efektif dan murah guna mencegah kematian ibu dan anak, jika dibandingkan intervensi perawatan di rumah sakit setelah mengidap penyakit tertentu.
Imunisasi adalah proses memperkuat sistem kekebalan tubuh (imun) seseorang agar kebal terhadap suatu penyakit. Metode ini dilakukan dengan menyuntikkan vaksin (vaksinasi), sehingga daya tahan tubuh bertambah dalam menangkal penyakit tertentu.
Guna memperluas cakupan vaksinasi dan mencegah generasi emas Indonesia terjangkit penyakit berbahaya, jumlah imunisasi rutin wajib untuk anak ditambah dengan vaksin HPV, rotavirus, dan PCV.
Penambahan ketiga vaksin bertujuan mencegah sejumlah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian anak dan perempuan di Indonesia. Berikut manfaat vaksin HPV, rotavirus, dan PCV untuk anak:
1. Vaksin HPV
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di serviks alias leher rahim, yaitu bagian rahim yang terhubung dengan vagina. Berdasarkan Indonesia Cancer Care Community, kanker serviks menduduki peringkat kedua terbanyak diidap wanita Indonesia, setelah kanker payudara.
Artikel Lainnya: Syarat dan Kriteria untuk Mendapatkan Vaksin HPV Gratis
Kasus kanker serviks dapat disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), yaitu virus yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan kulit.
Manfaat vaksin HPV untuk anak adalah mencegah berkembangnya kanker serviks akibat human papillomavirus. Vaksin HPV dapat mencegah lebih dari 90 persen keganasan yang disebabkan oleh virus tersebut, termasuk kanker vulva, vagina, dan anus.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan vaksin HPV akan diberikan gratis bagi kelompok usia anak sekolah dasar (SD), yaitu berkisar antara 9-13 tahun.
Vaksin HPV wajib diberikan untuk anak kelas 5 dan 6 SD. Vaksinasi HPV untuk golongan usia ini dianggap lebih efektif. Pasalnya, mereka dinilai belum melakukan hubungan seksual dan minim terinfeksi HPV.
Infeksi HPV dikenal paling mudah menyebar melalui aktivitas seksual.
Vaksin HPV akan diberikan secara gratis dan bertahap mulai Agustus 2022. Vaksinasi ini rencananya diadakan tiap tahun di bulan tersebut.
Vaksinasi HPV tahun ini akan dimulai di beberapa provinsi, termasuk DKI Jakarta dan Bali. Pemberian vaksin HPV tingkat nasional ditargetkan di tahun 2023-2024.
Anak kelas 5 dan 6 SD akan menerima vaksin HPV dari sekolah masing-masing. Jenis vaksin HPV yang diberikan yaitu gardasil. Nantinya, vaksin HPV gratis akan diberikan sebanyak dua dosis melalui suntikan.
Berdasarkan rekomendasi CDC, rentang waktu vaksinasi antara dosis pertama dan kedua sekitar 6-12 bulan.
2. Vaksin Rotavirus
Rotavirus adalah virus yang menjangkiti saluran pencernaan dan bisa menyebabkan penyakit gastroenteritis (muntaber) pada anak.
Rotavirus dapat menular melalui makanan dan minuman yang pengolahannya tidak higienis. Patogen ini dapat pula menyebar melalui kontak fisik dengan tinja yang mengandung virus tersebut.
Cara paling efektif untuk mencegah infeksi rotavirus adalah memperoleh vaksin rotavirus.
Disampaikan dr. Devia Irine Putri, manfaat vaksin rotavirus untuk anak yaitu mencegah diare akibat infeksi virus ini. Peningkatan frekuensi buang air besar dengan kondisi tinja encer tersebut merupakan gejala awal infeksi rotavirus.
Anak penderita infeksi rotavirus biasanya mengalami diare disertai demam dan muntah yang berlangsung selama 3-7 hari. Kondisi tersebut sangat berbahaya, karena dapat memicu dehidrasi parah hingga kematian.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kematian akibat diare di Indonesia terbilang tinggi.
“Karenanya, dengan memberikan vaksinasi rotavirus, komplikasi seperti dehidrasi berat hingga kematian bisa dicegah,” jelas dr. Devia.
Terdapat dua macam vaksin rotavirus, yaitu rotateq dan rotarix. Kedua jenis vaksin ini diberikan melalui mulut (oral), bukan lewat suntikan.
Rotateq diberikan sebanyak tiga dosis. Pemberian rotateq dosis pertama adalah ketika bayi berusia 6-14 pekan, lalu dosis kedua diberikan selang 4-8 minggu berikutnya. Lalu, dosis ketiga diberikan maksimal pada usia 8 bulan.
Adapun rotarix diberikan sebanyak dua dosis. Dosis pertama rotarix diberikan ketika bayi berusia 10 pekan, lalu dosis kedua saat bayi berusia 14 minggu atau maksimal usia 6 bulan.
Pemerintah Indonesia akan menggelar vaksinasi rotavirus gratis secara bertahap. Pelaksanaannya dilakukan di puskesmas terdekat.
Pada tahun 2022, vaksinasi rotavirus akan dimulai di sekitar 21 kabupaten/kota. Selanjutnya, pemberian vaksin ini akan digelar secara nasional pada tahun 2024.
3. Vaksin PCV
Vaksin pneumokokus atau pneumococcal conjugate vaccine (PCV) adalah jenis vaksin yang bermanfaat mencegah infeksi Streptococcus pneumoniae alias bakteri pneumokokus.
Bakteri tersebut dapat memicu pneumonia, infeksi darah (bakteremia), dan radang selaput otak (meningitis).
Bakteri pneumokokus dapat menyerang siapa pun, terutama anak berusia di bawah 5 tahun. Berdasarkan IDAI, infeksi Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab kematian tertinggi anak balita di Indonesia.
Artikel Lainnya: Selain Imunisasi Wajib, Perlukah Imunisasi Tambahan untuk Anak Anda?
Menurut data UNICEF tahun 2015, sekitar 14 persen dari 147.000 balita di Indonesia meninggal karena pneumonia. Dari statistik tersebut, diperkirakan 2-3 balita meninggal karena pneumonia setiap jamnya.
Vaksin PCV untuk anak bermanfaat mencegah penyakit akibat infeksi bakteri pneumokokus. Hal ini dapat membantu menurunkan angka kematian balita di Indonesia.
Vaksin pneumokokus diberikan melalui suntikan, sebanyak 3 kali dosis dasar dan 1 kali dosis boosting.
Vaksin tersebut diberikan ketika anak berusia 2 bulan, dengan rentang waktu pemberian antar dosis sekitar 4-8 pekan. Artinya, anak akan diberikan vaksin PCV pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
Pemberian vaksin PCV nasional juga akan digelar bertahap dan dimulai per Agustus 2022 mendatang.
Itu dia ketiga jenis imunisasi tambahan untuk anak dari Kemenkes. Bila waktunya tiba dan anak telah memenuhi syarat, jangan tunda vaksinasi demi kesehatannya.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar vaksin tambahan pada anak, konsultasi kepada dokter anak via Live Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan anak terkini di aplikasi KlikDokter.
(FR/JKT)
Referensi:
Kemenkes RI. Diakses 2022. Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin Imunisasi Rutin, Salah Satunya HPV
IDAI. Diakses 2022. Sekilas Vaksin Pneumokokus
IDAI. Diakses 2022. Melengkapi/ Mengejar Imunisasi (Bagian III)
- Diakses 2022. Human Papillomavirus (HPV) Vaccination: What Everyone Should Know
- Diakses 2022. HPV Vaccine Safety and Effectiveness
- Diakses 2022. Cancers Caused by HPV
Indonesia Cancer Care Community. Diakses 2022. BULAN KESADARAN KANKER SERVIKS - JANUARI 2021
Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri