Di negara tropis seperti Indonesia, dikenal adanya dua musim sepanjang tahun, yaitu musim hujan dan kemarau. Pergantian antara kedua musim tersebut dikenal dengan musim pancaroba. Ciri-ciri musim peralihan ini adalah sering tujun hujan (dapat disertai badai dan petir) dan juga angin yang kencang.
Berdasarkan informasi BMKG, bulan Agustus 2020 merupakan puncak dari musim kemarau (serupa dengan tahun sebelumnya di mana puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus 2019). Sementara, awal musim hujan tahun lalu terjadi pada bulan Oktober 2019.
Berkaca dari data tersebut, maka sebentar lagi kita akan mulai memasuki musim pancaroba, sebelum akhirnya memasuki musim hujan. Di masa peralihan ini, umumnya terjadi peningkatan beberapa jenis masalah kesehatan, khususnya pada anak-anak.
Artikel lainnya: Musim Pancaroba, Lakukan Ini Agar Tubuh Tetap Fit
Kemunculan beberapa penyakit pada musim pancaroba dikaitkan dengan beberapa faktor, seperti:
- Kecenderungan untuk melakukan aktivitas di ruangan tertutup (dengan potensi ventilasi yang kurang baik) dan dalam ruangan sehingga penularan mudah terjadi.
- Turunnya paparan sinar matahari sehingga terjadi penurunan produksi vitamin D dan melatonin dalam tubuh. Kondisi ini mungkin memengaruhi kekebalan tubuh sehingga lebih mudah sakit.
- Kondisi cuaca yang dingin sehingga lebih ideal untuk kuman penyakit tertentu berkembang biak.
Ragam Penyakit Anak di Musim Pancaroba
Musim pancaroba umumnya ditandai dengan kemunculan beberapa penyakit, seperti:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Berdasarkan namanya, ISPA adalah suatu penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan. Anak-anak lebih sering beraktivitas di dalam ruangan yang tertutup saat musim pancaroba, sehingga dapat mempermudah penularan kuman penyebab ISPA.
Gejala ISPA yang umum ditemui meliputi batuk, pilek, bersin-bersin, hidung tersumbat, demam, sakit tenggorokan, dsb.
2. Alergi dan Asma
Penyakit anak yang lebih rentan kambuh pada musim pancaroba adalah alergi dan asma. Saat musim peralihan ini, angin yang bertiup kencang dapat menerbangkan debu, asap, atau bulu binatang yang kerap menjadi pemicu kambuhnya kedua kondisi tersebut. Suhu udara yang cenderung lebih dingin juga dapat menjadi pencetus.
Pada anak yang alergi, terutama rhinitis alergi, gejala yang muncul berupa pilek, bersin, hidung tersumbat, atau hidung gatal. Sementara, saat asma kambuh umumnya ditandai dengan keluhan sesak, mengi (napas berbunyi), batuk, dsb.
3. Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk
Dengan meningkatnya frekuensi hujan saat musim pancaroba, semakin banyak muncul genangan yang merupakan tempat ideal bagi nyamun untuk berkembang biak.
Seperti yang Anda ketahui, beberapa penyakit menular melalui gigitan nyamuk. Misalnya saja demam berdarah dengue (DBD), cikungunya, dll.
Artikel lainnya: Kiat Menjaga Kesehatan Tenggorokan di Musim Pancaroba
4. Diare
Virus penyebab diare, seperti rotavirus, dapat lebih mudah berkembang biak pada musim pancaroba sehingga bisa menjadi penyebab anak mudah sakit.
Selain diare, keluhan yang bisa dirasakan, antara lain sakit perut, mual dan muntah, juga demam.
Persiapan Lawan Penyakit di Musim Pancaroba
Sebagai orang tua, tentunya kita ingin melindungi anak dari berbagai penyakit yang mungkin menyerang di musim pancaroba. Mari, siapkan beberapa perlengkapan ini di rumah:
1. Sabun dan Hand Sanitizer
Kebersihan tangan merupakan salah satu cara sederhana, namun esensial, yang perlu diajarkan kepada anak untuk melindunginya dari berbagai penyakit menular, seperti ISPA dan diare.
Jika sabun tersedia, maka anak dapat mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Namun, jika tidak ada sabun, bisa menggunakan hand sanitizer berbahan alkohol.
2. Pengusir Nyamuk
Pastikan Anda melindungi buah hati dari gigitan nyamuk yang bisa menimbulkan penyakit. Anda dapat memakaikan baju yang lebih tertutup untuk anak, mengoleskan losion anti-nyamuk, serta memakai kelambu saat tidur.
Nyamuk juga dapat dibasmi dengan menyemprotkan obat nyamuk di ruangan sebelum dipakai untuk beraktivitas.
3. Balsam
Balsam dapat membantu meredakan berbagai keluhan kesehatan berkat kandungan di dalamnya.
Jenis balsam yang dibuat dari bahan alami seperti eucalyptus dapat meredakan gejala batuk pilek seperti hidung tersumbat, membantu mengencerkan dahak, juga mengatasi gangguan pencernaan seperti perut kembung dan diare.
Balsam bahan alami juga biasanya dilengkapi dengan ekstrak bunga chamomile yang dapat memberikan efek relaksasi dengan aromanya, atau menenangkan gatal pada kulit saat digigit serangga.
Selain itu, bau balsam yang khas umumnya tidak disukai nyamuk, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk.
Artikel lainnya: Tips Menjaga Kesehatan Anak di Musim Pancaroba
Jadi, menjelang musim pancaroba seperti yang sebentar lagi akan kita alami, beberapa penyakit bisa lebih sering muncul. Namun, tidak perlu khawatir karena orang tua dapat mempersiapkan beberapa hal sederhana untuk melawan kondisi tersebut.
Apabila Anda masih memiliki pertanyaan seputar topik ini, bisa berkonsultasi melalui Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[RS]