Nyaris semua anak pernah mengalami muntah. Saat ini terjadi, mungkin orang tua bakal panik. Padahal, kondisi pengeluaran sejumlah isi saluran cerna ini tidak selalu berarti ada masalah serius. Bisa saja itu karena anak terlalu kenyang atau tersedak.
Meski demikian, bukan berarti pula orang tua menganggap ini sepele, apalagi bila terjadi sangat sering. Pasalnya, anak-anak cenderung lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa.
Hal ini karena sebagian isi muntah adalah cairan. Apabila terjadi dalam frekuensi yang sering, tentu si Kecil akan mudah dehidrasi.
Nah, agar orang tua tidak salah mengenali muntah yang wajar dan tidak wajar, penting untuk mengetahui beberapa jenis muntah pada anak secara umum.
1. Muntah Menyemprot
Muntah menyemprot, atau dalam bahasa medis muntah proyektil, didefinisikan sebagai keluarnya isi lambung secara menyembur.
Salah satu penyebab anak muntah menyemprot adalah stenosis pilorus, yakni penyempitan pada bagian yang menghubungkan lambung dan usus duodenum. Kondisi tersebut umumnya dialami bayi yang baru lahir.
Selain stenosis pilorus, muntah menyemprot bisa terjadi akibat trauma pada kepala anak. Muntah menyemprot yang berhubungan dengan kejadian trauma kepala harus mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan segera.
Pasalnya, muntah menyemprot bisa menjadi tanda adanya peningkatan tekanan intrakranial. Karena itu, jika anak mengalami jenis muntah ini, terutama setelah terjatuh atau terbentur, bawalah segera ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa.
Artikel Lainnya: Anak Sering Muntah Hanya pada Malam Hari? Ini Penyebabnya
2. Muntah Berwarna Kehijauan
Jika muntah berwarna kehijauan, artinya sudah bercampur cairan empedu. Cairan empedu diproduksi untuk mencerna beberapa komponen makanan. Ketika dibutuhkan, cairan ini akan dikeluarkan pada saluran usus halus.
Apabila warna kehijauan ada di dalam muntah pada anak, hal ini mengindikasikan adanya kemungkinan sumbatan pada saluran cerna.
Adanya sumbatan ini harus segera ditangani. Jadi, lekaslah bawa si Kecil ke dokter bila menemukan jenis muntah yang satu ini pada anak.
3. Muntah Berwarna Merah Kehitaman atau Hitam Pekat
Bagaimana bila muntah berwarna kehitaman? Hal ini bisa mengindikasikan perdarahan pada saluran cerna. Darah bercampur dengan asam lambung menyebabkan warna merah-cokelat kehitaman.
Perdarahan di saluran cerna bisa dipicu oleh infeksi hingga penggunaan obat tertentu. Misalnya, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Tak menutup kemungkinan, anak menelan darah akibat mimisan atau trauma lainnya sehingga saat dimuntahkan berwarna hitam.
Apabila anak muntah dengan warna kehitaman, janganlah panik. Perhatikan dahulu selama beberapa jam ke depan, apakah muntahnya semakin sering atau ada gejala penyerta lain, misalnya sakit perut, demam, lemah, dan tidak nafsu makan.
Jika kondisi semakin lemah atau muntah hitam semakin banyak, segera bawa anak ke rumah sakit terdekat. Diperlukan pemeriksaan fisik ataupun pemeriksaan penunjang untuk mencari tahu penyebab anak muntah.
4. Muntah Berwarna Kekuningan
Umumnya, jenis muntah pada anak yang satu ini tidak berbahaya. Namun, muntah berwarna kuning bisa merupakan gejala awal dari peradangan saluran cerna.
Apabila muntah sering dan anak sudah menunjukkan tanda-tanda, seperti lemas, rewel, gelisah, bagian bawah kelopak mata mencekung, segeralah bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Artikel Lainnya: Anak Sering Muntah Saat Makan, Apa yang Salah?
Cara Mengatasi Anak Muntah
Muntah pada anak-anak bisa menjadi hal yang sering mengkhawatirkan. Penyebabnya pun dapat beraneka ragam, seperti kekenyangan, guncangan atau trauma, hingga infeksi.
Perhatikan warna muntahan anak, karena ini bisa menjadi pertanda kondisi kesehatannya.
Orang tua dapat memberikan pertolongan pertama kepada anak yang bisa dilakukan di rumah sebelum membawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Berikut langkah-langkah pertolongan pertama tersebut:
Pastikan Anak Cukup Cairan
Saat anak muntah, risiko dehidrasi mungkin terjadi. Untuk memastikan anak mendapatkan cukup cairan, orang tua bisa memberikan cairan sedikt demi sedikit, tunggu 30 hingga 60 menit sebelum memberikan cairan selanjutnya.
Berikan Tambahan Oralit
Oralit (oral rehydration solution) adalah cairan penting untuk pertolongan pertama saat anak muntah. Orang tua dapat memberikannya kepada anak dengan jumlah air yang ditingkatkan secara bertahap.
Perhatikan Asupan Makanan dan Minumannya
Hal ini penting agar tidak terjadi muntah berulang dan membuat anak tambah lemas. Berikanlah makanan berkuah seperti sup atau soto dan jus buah tanpa kandungan gula berlebihan.
Artikel lainnya: Tips Cerdik Menghadapi Bayi yang Demam
Apabila anak sudah bisa masuk cairan tanpa dimuntahkan lagi dalam waktu 8 jam, orang tua dapat mulai memberikan makanan padat kembali dengan jumlah yang sedikit terlebih dahulu.
Namun, jangan tunda membawa anak ke dokter apabila gejala muntah semakin parah, bahkan membuatnya lemas dan tidak bisa makan atau minum. Dengan pertolongan yang cepat, kondisinya bisa segera ditangani dengan baik.
Masih punya pertanyaan seputar jenis muntah pada anak dan cara mengatasi anak muntah? Tanyakan secara online kepada dokter spesialis anak melalui fitur Tanya Dokter.
Baca artikel kesehatan lainnya yang tepercaya dengan download aplikasi KlikDokter. Mari #JagaSehatmu dan keluarga selalu!
[RS]