KlikDokter.com - Stres adalah reaksi wajar yang timbul dalam diri seseorang yang sedang mengalami perubahan, baik secara mental, fisik, maupun emosional. Stres dapat memberi akibat yang positif maupun negatif.
Dalam kadar yang wajar, stres dapat berakibat baik karena dapat memberikan motivasi kepada orang tersebut agar lebih produktif, berusaha lebih, atau membuat suatu perubahan dalam dirinya. Namun seringkali, yang terjadi adalah stres memberi dampak negatif, karena dapat bersinggungan dengan aktivitas sehari-hari, kesehatan, dan mempengaruhi hidup seseorang secara keseluruhan.
Stres tidak mengenal usia. Mulai dari anak, orang dewasa, hingga lanjut usia pun dapat terkena stres. Mungkin kita bertanya, apa sih yang dapat membuat Si Kecil stres? Karena sepertinya persoalan anak tidak sebanding dengan permasalahan yang kerap mendera orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari.
Jangan keliru. Sepertinya bobot masalah yang dialami Si Kecil tampak ringan. Namun demikian, Si Kecil belum memiliki banyak pengalaman dan kiat dalam mengelola stres yang dihadapi seperti orang dewasa. Mental emosionalnya pun masih belum matang. Oleh karena itu, persoalan yang dihadapi tidak dapat disamakan dengan orang dewasa.
Artikel Lainnya: Tanda-Tanda Stres pada Anak
Kenali Stres Anak dan Cara Mengatasinya
Stresor yang dialami di usia Si Kecil dapat berasal dari permasalahan keluarga (perceraian atau pertengkaran orangtua, krisis keuangan, kematian anggota keluarga), masalah di sekolah (prestasi, nilai, pertemanan), penyakit, trauma mental, menghadapi lingkungan yang baru, menghadapi pubertas, dan lain-lain.
Si Kecil bisa saja tidak menyadari kalau mereka sedang dilanda stres. Sebagai orangtua, sangatlah penting bagi Bunda untuk sedini mungkin mengenali tanda-tanda stres pada Si Kecil, agar Bunda dapat membantunya untuk mengatasi stres tersebut.
Berikut adalah tanda dan gejala stres pada anak yang harus Bunda ketahui:
- Hilang nafsu makan atau perubahan pola makan
- Sakit kepala
- Mengompol
- Mimpi buruk atau gangguan tidur lainnya
- Nyeri perut
- Sering merasa cemas berlebihan, tidak dapat rileks
- Muncul ketakutan baru, seperti takut gelap, takut sendirian, takut bertemu orang asing, dan sebagainya
- Ingin menempel terus kepada orangtua
- Mudah tersulut amarah atau menangis (sulit mengontrol emosi)
- Perilaku berubah menjadi lebih agresif
- Menarik diri dari lingkungan (keluarga, sekolah, dan lain-lain)
Artikel Lainnya: Kondisi yang Membuat Anak Stres di Rumah
Setelah Bunda mengenali tanda dan gejalanya, bagaimana peran Bunda & Ayah sebagai orangtua untuk meredakan stres tersebut?
- Ciptakan lingkungan keluarga yang hangat, aman, nyaman, penuh rasa sayang, dan dapat diandalkan oleh Si Kecil.
- Sediakanlah waktu bagi Si Kecil setiap hari, misalnya dengan menemaninya menonton televisi, membacakan dongeng sebelum tidur, atau menjadi tempat curhatnya.
- Lebih selektif terhadap program televisi yang memberi manfaat positif dan sesuai dengan usianya.
- Biasakan untuk berbicara hati-ke hati dengan Si Kecil, sehingga ia tidak ragu untuk mengekspresikan berbagai perasaan, kekhawatiran, dan ketidaknyamanannya kepada Bunda & Ayah.
- Jadilah pendengar yang baik, hindari mengkritik atau mengambil kesimpulan terlalu cepat.
- Ajarkan Si Kecil untuk tidak ragu bertanya.
- Tumbuhkanlah rasa percaya diri pada dengan memberi kasih sayang dan semangat.
- Hargailah usahanya dengan memberi pujian atau hadiah.
- Ajarkan dan bimbing Si Kecil dalam menentukan berbagai pilihan dalam hidup, namun jangan mendikte semua tingkah lakunya.
- Ajak Si Kecil untuk aktif berolahraga bersama.
- Carilah bantuan dari tenaga medis profesional (psikolog atau psikiater anak) jika Bunda & Ayah merasa tidak mampu menanganinya sendiri.