Tahukah kamu, beberapa penyakit yang umum menyerang anak memiliki kaitan yang erat dengan risiko dehidrasi? Beberapa penyakit tersebut, misalnya gangguan pencernaan, seperti diare dan muntah.
Pasalnya, kondisi tersebut membuat tubuh banyak mengeluarkan cairan. Dalam kondisi lain, dehidrasi juga dapat terjadi akibat cuaca terlalu panas atau berolahraga tanpa dibarengi minum cukup.
Apapun penyebabnya, dehidrasi adalah kondisi yang mesti diwaspadai, tak terkecuali pada anak-anak. Orangtua bahkan dianjurkan untuk mengetahui ciri anak dehidrasi, agar si kecil tak sampai mengalami komplikasi akibat kondisi tersebut.
Apa saja ciri dan tanda anak dehidrasi? Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Haus
Haus adalah sinyal dari tubuh bahwa telah terjadi kekurangan cairan. Sayangnya, sering ditemukan bahwa keadaan tersebut menjadi ciri-ciri dehidrasi pada anak yang muncul belakangan.
Haus pada anak biasanya baru dirasakan ketika dehidrasi sudah memberat. Hal ini karena anak-anak kurang peka terhadap sinyal haus.
Maka, jangan menunggu munculnya rasa haus, melainkan segera penuhi kebutuhan cairan anak ketika ada risiko dehidrasi, misalnya ketika cuaca sedang terik.
Artikel Lainnya: Hati-Hati, Makanan dan Minuman Ini Bisa Memicu Dehidrasi
2. Suhu Tubuh Meningkat
Jangan salah, suhu tubuh meningkat juga dapat terjadi ketika anak mengalami dehidrasi, lho.
Tanda ini terkadang sulit terlihat, khususnya ketika anak sedang mengalami infeksi bergejala demam.
Meski begitu, suhu tubuh yang meningkat akibat dehidrasi dapat membaik apabila kebutuhan cairan anak segera dipenuhi.
3. Mulut Kering dan Berbau
Mulut tergolong mukosa yang selalu basah. Itu sebabnya, area mulut yang secara signifikan berubah menjadi lebih kering berisiko mengalami dehidrasi.
Ketika anak mengeluhkan mulut kering atau orangtua menghirup aroma tak sedap dari mulut mungilnya, sebaiknya jangan tunda untuk segera memberikan si kecil air putih.
4. Bibir Pecah-Pecah
Bibir juga termasuk sebagai mukosa, yang tampilannya sangat dipengaruhi oleh kadar cairan tubuh.
Ketika anak tidak mengonsumsi cukup cairan, bibir akan terlihat kering dan mulai pecah-pecah.
Jangan tunda untuk segera memberikan anak minum yang cukup ketika terlihat tanda tersebut.
Artikel Lainnya: Kenali Tanda Dehidrasi yang Menyebabkan Mulut Kering
5. Kulit Kering
Salah satu tanda anak dehidrasi yang mudah terlihat adalah kulit kering. Untuk memastikannya, kamu juga bisa melakukan pemeriksaan turgor kulit.
Caranya adalah dengan mencubit lembut kulit di punggung tangan, dan cek seberapa cepat kulit kembali ke posisi normal.
Kulit normal yang tidak dehidrasi akan segera kembali ke bentuk semula dalam 1 detik. Namun, ketika terjadi dehidrasi, kulit akan kembali dengan durasi lebih lambat dari itu.
6. Tidak Ada Air Mata
Anak-anak, khususnya yang berusia 1 tahun, masih sering menangis. Bila tidak ada air mata yang keluar ketika anak menangis, kamu patut curiga bahwa si kecil mengalami dehidrasi.
Apalagi, jika di saat yang sama si kecil juga sedang mengalami diare, muntah, banyak berkeringat, atau minum maupun makan.
7. Frekuensi Buang Air Kecil Berkurang
Dehidrasi bisa menurunkan jumlah urine dan frekuensi buang air kecil. Hal ini karena tubuh mesti menghemat cairan, dengan tidak mengeluarkannya terlalu banyak.
Maka, orangtua patut mencurigai kemungkinan dehidrasi saat mendapati anak jarang ke toilet atau kondisi popoknya selalu kering.
Artikel Lainnya: Penyakit Penyebab Dehidrasi yang Perlu Anda Tahu
8. Badan Lemas
Cairan adalah komponen terbanyak dalam tubuh manusia. Cairan sangat dibutuhkan oleh tiap sel-sel dalam tubuh agar dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Tak heran, ketika kadar cairan berkurang, tubuh tidak dapat berfungsi normal. Akibatnya, muncul gejala badan lemas, lesu, dan tidak bersemangat.
9. Napas dan Denyut Nadi Meningkat
Dehidrasi pada anak juga bisa membuat si kecil bernapas lebih cepat. Ia pun dapat mengalami peningkatan frekuensi denyut nadi.
Nyatanya, untuk anak berusia 0–6 bulan, frekuensi napas yang normal adalah 30–60 kali per menit. Pada usia 6–12 bulan, frekuensi napas normal adalah 24–30 kali per menit.
Sedangkan frekuensi napas normal untuk anak usia 1–5 tahun adalah 20–30 kali per menit. Untuk anak usia 6 tahun ke atas, frekuensi napas yang normal adalah 12–20 kali per menit.
Bagaimana dengan frekuensi denyut nadi normal? Pada anak usia 0–12 bulan, frekuensi nadi normal adalah 100–160 kali per menit.
Sementara itu, setelah anak berusia 1–11 tahun, denyut nadi yang normal adalah 70–120 kali per menit.
Artikel Lainnya: Ini Tanda Sakit Kepala Akibat Dehidrasi
10. Penurunan Kesadaran
Dehidrasi pada anak juga bisa menyebabkan penurunan kesadaran. Kondisi ini biasanya terjadi ketika dehidrasi dibiarkan terus terjadi tanpa penanganan.
Apabila keluhan tak kunjung diatasi setelah mencapai tahap ini, penderita mungkin akan berakhir dalam kondisi koma.
Demikian tanda dan ciri anak dehidrasi yang mesti diwaspadai. Orangtua perlu mengenali dan berupaya mengatasinya, agar si kecil tak sampai mengalami dampak yang fatal.
Jangan sungkan untuk segera membawa si kecil ke fasilitas kesehatan, khususnya jika anak menolak minum padahal sudah mengalami gejala dehidrasi berat.
Yuk, #JagaSehatmu dan keluargamu. Apabila memiliki pertanyaan seputar kesehatan, kamu bisa berkonsultasi kepada tenaga profesional melalui tanya dokter di Live Chat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)