Pernah dengar anak berkebutuhan khusus melakukan rehabilitasi? Sebenarnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan proses terapi anak. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan diri dan mengurangi gejala penyakitnya.
Berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP), anak berkebutuhan khusus disarankan untuk melakukan terapi atau rehabilitasi secepat mungkin begitu diketahui mengalami kondisi tersebut.
Terkait terapi anak berkebutuhan khusus, secara umum hal tersebut terbagi menjadi dua, yaitu terapi fisik dan mental.
Artikel Lainnya: Tips Mengajarkan Gaya Hidup Sehat pada Anak Berkebutuhan Khusus
Berikut ini macam-macam terapi untuk anak berkebutuhan khusus yang perlu Anda ketahui:
1. Terapi Fisik
Terapi jenis ini sebenarnya bermanfaat untuk menangani kekurangan fisik dan gangguan pada gerakan anak berkebutuhan khusus.
Terapi fisik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pasif dan aktif. Pada terapi pasif, gerakan fisik dilakukan oleh bantuan terapis. Sedangkan pada terapi aktif, gerakannya dilakukan sendiri oleh pasien.
Dalam terapi fisik, pasien bisa melakukan perlawanan gerak terhadap terapis untuk memperkuat bagian otot tertentu.
Umumnya, anak dengan cerebral palsy atau polio biasanya disarankan untuk melakukan terapi fisik aktif guna mengembalikan fungsi geraknya.
2. Terapi Kognitif Perilaku
Anak dengan autisme memiliki gangguan kognitif dan komunikasi. Gangguan inilah yang membuat mereka kesulitan menyampaikan perasaannya. Kondisi tersebut dapat membuat mereka stres dan tantrum.
Guna mengurangi gejala, melakukan terapi adalah tindakan yang perlu dilakukan. Terapi yang dimaksud adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
CBT merupakan bentuk psikoterapi yang bermanfaat untuk mengubah pola pikir dan perilaku anak berkebutuhan khusus.
Apabila dilakukan secara rutin, anak dengan autisme bisa memiliki emosi yang lebih stabil. Mereka pun dapat belajar untuk menyampaikan perasaan secara jelas.
3. Terapi Wicara
Salah satu terapi anak berkebutuhan khusus yang umum dilakukan adalah terapi wicara. Jenis terapi ini diperuntukkan bagi anak yang mengalami masalah komunikasi atau berbicara.
Terapi wicara berfokus untuk melatih kemampuan anak berkata-kata. Terapi ini pun melatih otot mulut, lidah, dan tenggorokan anak tersebut.
Terapi wicara dilakukan dengan mengajak si kecil meniup, menirukan suara, atau melakukan bahasa isyarat.
Artikel Lainnya: Anak Berkebutuhan Khusus, Perlukah Diet Khusus?
4. Terapi Okupasi
Menurut jurnal psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, terapi okupasi bertujuan untuk melatih bagian motorik halus Anak. Terapi ini dilakukan dengan melatih gerakan presisi, seperti mengancingkan baju, menulis, atau memegang sendok untuk makan.
Kemampuan tersebut diperlukan untuk aktivitas sehari-hari, sehingga penting untuk kemandirian dan kualitas hidup anak.
5. Terapi Bermain
Terapi ini dilakukan dengan cara membiarkan anak bermain dalam ruangan yang aman dan nyaman tanpa ada batasan. Hal ini bertujuan agar anak dapat mengekspresikan dirinya.
Dengan terapi ini, anak berkebutuhan khusus juga dapat belajar menganalisis dan menyelesaikan masalah yang diberikan dalam permainan. Biasanya, terapis akan memberikan perintah, mulai dari yang mudah hingga sulit.
6. Terapi Sensori Integrasi
Dalam penelitian dalam Research Gate, terapi sensori integrasi memanfaatkan pancaindra anak berkebutuhan khusus, terutama keseimbangan, sentuhan, dan kesadaran akan posisi dan gerak tubuh.
Terapi ini bertujuan membantu anak dengan gangguan belajar, perkembangan, dan perilaku.
7. Terapi Applied Behavior Analysis (ABA)
Terapi ABA menekankan pada pemberian reward atau hadiah atas setiap sikap positif dan keberhasilan yang dilakukan anak berkebutuhan khusus.
Orangtua dan terapis dilatih dengan baik agar dapat memberikan anak tersebut feedback pada setiap momen atau terapi.
Artikel Lainnya: Penyakit Kulit yang Sering Terjadi pada Anak Berkebutuhan Khusus
8. Terapi Menunggang Kuda
Terapi menunggang kuda atau hippotherapy merupakan salah satu terapi anak berkebutuhan khusus. Terapi ini dilakukan dengan meminta anak berkebutuhkan khusus mengendarai kuda di bawah arahan terapis.
Menunggang kuda merupakan salah satu jenis terapi fisik. Sebab, penunggang harus bereaksi dan menyesuaikan diri dengan gerakan hewan yang ditungganginya.
Terapi menunggang kuda membantu memperbaiki kemampuan sosial dan berbicara anak-anak usia 5–16 tahun.
9. Terapi Intervensi Pengembangan Hubungan
Terapi ini masih tergolong baru untuk anak berkebutuhan khusus. Terapi intervensi pengembangan hubungan bertujuan untuk mengajarkan anak agar dapat berpikir lebih fleksibel. Terapi ini pun membuat anak terlibat pada hubungan sosial dengan orang lain.
Secara khusus, terapi ini dimulai dengan membantu mengembangkan hubungan anak dengan orangtuanya. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting pada kesuksesan terapi ini.
10. Terapi Sensory Integration and Related
Banyak anak berkebutuhan khusus memiliki masalah sensorik. Beberapa di antaranya bahkan sangat sensitif terhadap rangsang sensorik, seperti cahaya, kebisingan, hingga sentuhan.
Oleh karena itu, dibutuhkan terapi khusus untuk mengatasi hal tersebut. Terapi yang dimaksud adalah sensory integration and related.
Terapi ini akan melatih anak berkebutuhan khusus untuk meregulasi reaksi mereka terhadap stimulasi eksternal. Misalnya, ketika anak-anak sangat sensitif terhadap sentuhan, maka terapis akan memberikan berbagai rangsangan sentuhan agar anak terbiasa.
11. Terapi Perhatian
Salah satu masalah dari anak berkebutuhan khusus adalah kesulitan untuk fokus terhadap suatu objek, area, atau orang lain.
Guna mengatasi kondisi tersebut, anak perlu mendapat terapi perhatian atau Joint Attention Therapy. Terapi ini berfokus untuk meningkatkan kemampuan perhatian anak-anak, seperti menunjuk dengan jari.
Terapi untuk anak berkebutuhan khusus sebenarnya sangat banyak jenisnya. Pemilihan terapi perlu disesuaikan dengan kondisi setiap anak. Jangan ragu untuk mengonsultasikan kondisi anak pada dokter spesialis guna mengetahui jenis terapi yang paling tepat.
Memiliki pertanyaan seputar terapi ABK (anak berkebutuhan khusus)? Ingin tahu fakta kesehatan lain seputar tumbuh kembang anak? Anda bisa berkonsultasi langsung kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)