Osteoporosis sering dihubungkan dengan kondisi lanjut usia. Beberapa orang berpendapat ini adalah cerminan buruknya gizi saat anak-anak. Bagaimana pandangan dunia medis?
Osteoporosis adalah penyakit dimana kepadatan tulang berkurang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh asupan gizi –khususnya kalsium, yang tidak tercukupi.
Artikel Lainnya : Mengenal Ankylosing Spondylitis, Faktor Risiko Osteoporosis
Namun bukan semata-mata hanya cerminan gizi di waktu kecil saja. Artinya, di saat menginjak usia dewasa dan kebutuhan gizi –khususnya kalsium– tidak terpenuhi, maka Anda berpotensi mengalami osteoporosis di kemudian hari.
Oleh karena itu, World Health Organization menganjurkan asupan kalsium 500-700 mg/hari untuk anak-anak berusia 1-9 tahun, dan 1300 mg/hari untuk anak usia 10-18 tahun. Asupan kalsium yang dianjurkan untuk orang dewasa usia 19-65 tahun, adalah 1000 mg/hari. Sedangkan untuk wanita pascamenopause atau manula pria >65 tahun adalah 1300 mg/hari1.
Beberapa studi yang dilakukan selama 3 tahun pada anak-anak menunjukkan bahwa pemberian suplemen kalsium atau konsumsi makanan yang tinggi kalsium dapat meningkatkan kepadatan tulang mereka.2-5Untuk memaksimalkan manfaatnya, asupan tersebut dapat disandingkan dengan makanan kaya vitamin D dan aktivitas fisik atau olahraga sejak masa anak-anak6.
Mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang. Tak hanya pada saat anak-anak, namun juga di saat usia Anda menginjak dewasa. Dengan demikian, kemungkinan Anda terserang osteoporosis di usia tua akan semakin kecil.
(NB/RH)