Ada beberapa alasan kenapa penyakit demam berdarah dengue (DBD) lebih rentan terjadi pada anak-anak ketimbang orang dewasa. Hal ini biasanya terjadi karena daya tahan tubuh mereka yang lebih rendah.
Selain itu juga karena aktivitas mereka di sekolah yang sebagian besar duduk di dalam ruang kelas pada jam-jam nyamuk berkeliaran. Jika penanganannya tak tepat, DBD pada anak bisa berujung pada komplikasi yang parah, hingga bisa menyebabkan kematian. Inilah kenapa orang tua harus lebih waspada dengan mengenali gejalanya.
Di tengah musim hujan yang masih terus berlangsung pada bulan Januari ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menetapkan beberapa wilayah DKI Jakarta masuk dalam kategori waspada DBD.
Di antaranya adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta juga akan memasukkan seluruh wilayahnya ke dalam kategori waspada DBD bulan Februari-Maret 2019.
Sebagai antisipasi, Pemprov DKI telah melakukan beberapa tindakan. Mulai dari fogging di wilayah asal korban terjangkit DBD, kerja sama lintas sektoral dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), serta deteksi dini dan tata laksana kasus DBD di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
Artikel Lainnya: Efektivitas Fogging Nyamuk terhadap Pencegahan Demam Berdarah
Gejala Demam Berdarah Dengue pada Anak
DBD memang dapat dialami siapa pun, tapi paling banyak terjadi pada anak-anak. Untuk para orang tua, waspadalah. Catat dan ingat selalu gejala DBD pada anak, dimulai dari demamnya yang khas.
Demam akibat DBD memiliki pola yang khas. Demam tinggi terjadi secara mendadak (bisa mencapai 40 derajat Celcius) dan biasanya terjadi saat malam hari. Demam akan bertahan selama 3 hari dan selanjutnya menurun pada hari ke-4 sampai hari ke-5. Pada hari ke-6 sampai ke-7, demam akan kembali naik.
Penurunan suhu tubuh pada hari ke-4 sampai hari ke-5 sering disalahartikan, bahwa anak dianggap sudah sembuh. Jangan sampai lengah! Kondisi tersebut justru menunjukkan anak dalam fase kritis DBD, karena ada risiko anak mengalami syok (kegagalan sirkulasi darah). Inilah kenapa pada fase ini anak harus mendapat pengawasan khusus.
Di samping gejala utama demam, DBD pada anak juga dapat disertai beberapa gejala lainnya, di antaranya:
- Nyeri otot
- Nyeri sendi
- Nyeri tulang
- Nyeri belakang bola mata
- Sakit kepala
- Bintik-bintik merah di kulit kaki dan tangan
- Kulit memar
- Penurunan nafsu makan
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Mimisan
- Gusi berdarah
Artikel Lainnya: Losion Anti Nyamuk Efektif untuk Cegah Demam Berdarah?
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat anak terkena demam berdarah dengue
Perlu Anda ketahui bahwa gejala DBD pada anak bisa bersifat ringan jika baru ia alami pertama kali. Gejala bisa lebih parah bila mengalami DBD berulang. Pada kasus yang parah, DBD dapat menyebabkan perdarahan pada saluran pencernaan, perumpukan cairan di paru atau perut, dan syok. Jika kondisi tersebut tak segera diatasi, ada potensi menyebabkan kematian.
Jika anak mengalami demam tinggi secara mendadak disertai salah satu gejala DBD yang disebutkan di atas, sebaiknya segera bawa ia ke dokter. Di samping gejala yang muncul, penegakan diagnosis DBD juga perlu disertai pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah.
Selanjutnya, pada dasarnya penanganan medis pada DBD tidak spefisik dan cenderung berguna untuk mengurangi gejala-gejala yang timbul. Misalnya saja pemberian cairan infus untuk mencegah dehidrasi dan pemberian obat untuk menurunkan suhu tubuh atau mengatasi rasa mual. Semua penanganan medis tersebut harus diawasi dengan ketat dan saksama, karena perjalanan penyakit DBD dapat berubah drastis menjadi kondisi yang lebih parah.
Lakukanlah antisipasi penularan agar Anda dan keluarga terhindar dari paparan nyamuk, dengan cara:
- Mengenakan baju yang tertutup.
- Penggunaan losion atau spray antinyamuk.
- Pemakaian kelambu saat tidur.
- Pemberantasan sarang nyamuk dengan menyingkirkan tumpukan barang atau pakaian atau pakaian yang digantung, mendaur ulang barang bekas, menguras bak air, menutup tempat penampungan air, pemeriksaan rutin jentik nyamuk di tempat-tempat yang tergenang air.
Mengingat DKI Jakarta sudah masuk fase waspada demam berdarah dengue, mari lindungi diri, anak, dan anggota keluarga lainnya agar terhindar dari penyakit akibat nyamuk Aedes aegypti ini.
Mengenali gejala demam berdarah pada anak penting sebagai deteksi dini. Jika memang anak terkena demam berdarah, penanganannya pun bisa lebih cepat dan bisa terhindar dari komplikasi. Seluruh anggota masyarakat, perlu berpartisipasi bersama-sama secara aktif dalam pemberantasan penyakit ini.
Jika masih ada pertanyaan mengenai DBD bisa langsung klik tanya dokter. Dokter kami segera menjawab pertanyaan Anda.
[RN/RVS]