Jika di rumah anak cenderung galak dan berani mengekspresikan dirinya secara lantang, tapi di luar rumah justru malah pendiam, kemungkinan ia masuk ke kategori perilaku jago kandang.
Ya, perubahan sikap ini biasanya dirasakan oleh anak yang memasuki usia dua tahun ke atas. Namun, apakah jago kadang juga bisa diartikan sebagai gangguan kepribadian?
Apa yang Dimaksud dengan Jago Kandang?
Jago kandang atau mutism merupakan suatu gangguan kecemasan pada anak. Ini terjadi saat anak memiliki ketakutan untuk berbicara di lingkungan tertentu.
Mutism sendiri diambil dari bahasa Inggris mute alias diam. Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog jago kandang tidak termasuk dalam gangguan kepribadian, melainkan hal umum yang dialami oleh anak-anak di bawah umur 5 tahun.
“Jago kandang itu permasalahan umum yang sering dialami anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Kenapa bisa jago kandang, karena anak-anak tidak terbiasa berada di lingkungan yang tidak mereka kenal, sehingga mereka masih gugup untuk berbicara,” ujar Ikhsan.
“Jadi, ini bukan bentuk dari gangguan kepribadian, melainkan mekanisme pertahan diri pada anak kapan mereka mau menampilkan dirinya dan kapan tidak mau menunjukkannya,” tambahnya.
Mayoritas anak-anak yang jago kandang cenderung memiliki genetika terhadap kecemasan. Dengan kata lain, rasa gelisah dan cemasnya ini diwarisi atau diturunkan oleh orang tuanya.
Tidak hanya takut bicara saat di luar rumah saja, anak yang jago kadang juga sering menunjukkan tanda-tanda kecemasan lain. Misalnya cemas akan perpisahan, sering mengamuk, menangis, punya masalah tidur, dan punya rasa malu yang ekstrem.
Artikel Lainnya: Inilah Berbagai Alasan Pentingnya Apresiasi Anak
Bagaimana Menghadapi Anak yang Jago Kandang?
Karena bukan permasalahan berat, orang tua tidak perlu terlalu khawatir dengan perilaku anak yang jago kandang.
Hanya saja, jika dibiarkan tanpa diarahkan dengan benar, sikap jago kandang bisa terbawa hingga dewasa dan merugikan anak nantinya.
Misalnya, ketika anak punya masalah, ia tidak berani menyatakan rasa kesalnya. Akibatnya, mereka bisa melampiaskan rasa emosinya ini saat sedang berada di rumah, baik pada orang tua maupun pada diri sendiri.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan tersebut, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua saat menghadapi anak yang jago kadang:
-
Ajak Bersosialisasi
Mengajak anak bersosialisasi dengan teman-temannya bisa jadi salah satu cara untuk mengatasi sikap jago kandang si kecil. Mulailah dari lingkungan keluarga besar, baru masuk ke cakupan yang lebih luas seperti taman bermain atau lingkungan perumahan.
-
Jangan Memaksa Anak
Jika anak merasa takut dan menjadi diam saat di lingkungan baru, jangan paksa ia bersosialisasi dengan meninggalkannya sendirian. Apalagi sampai memaksa ia berkenalan dengan orang-orang sekitar.
Hal ini justru buat anak jadi semakin gelisah dan takut untuk berbincang dengan orang lain.
Anda bisa coba mulai mengajak anak berkeliling untuk melihat suasana atau lingkungan baru. Setelah tahap ini berhasil dilakukan, baru pelan-pelan kenalkan dengan orang yang ada di sekitar.
Artikel Lainnya: Anak Membentuk Geng Sejak Kecil, Apa Alasannya?
-
Biarkan Mereka Eksplor
Jangan larang anak untuk berjalan ke sana dan ke mari ketika berada di lingkungan baru. Cukup pantau terus pergerakan anak tanpa perlu mengomeli atau melarang-larang.
“Biarkan anak explore lingkungan sekitar. Apabila anak sudah melihat teman sebaya yang berani berbicara dan berekspresi, nantinya anak akan mengikuti atau terpacu dengan sikap anak lainnya,” saran Ikhsan.
-
Jangan Membandingkan Anak
Hindari kalimat membandingkan seperti, “Dek, coba lihat teman kamu. Dia aja berani berbicara sama banyak orang, kok, kamu malu sih?”.
Kebanyakan orang tua suka tidak sadar atau mungkin kelepasan membandingkan anak dengan orang lain. Padahal, membanding-bandingkan dengan teman sebayanya bisa membuat anak jadi semakin tidak percaya diri dan minder.
Anak jago kandang bukan berarti selalu buruk. Ini merupakan tahap tumbuh kembang yang cukup umum dialami. Hanya saja, sikap jago kandang juga perlu ditangani agar tidak terbawa hingga dewasa.
Jika ada pertanyaan lainnya seputar psikologis anak, silahkan konsultasikan masalah Anda dengan psikolog melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(OVI/ARM)