Perlukah Pemeriksaan Mata untuk Anak Sebelum Masuk Sekolah?

Saat anak hendak masuk sekolah, orang tua harus mempersiapkan banyak hal. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk memilihkan sekolah terbaik, mempersiapkan mental, menyiapkan berbagai perlengkapan sekolah anak. Di samping itu semua, ada satu hal penting yang tidak boleh diabaikan yaitu pemeriksaan mata anak sebelum masuk sekolah.

Memang, banyak orang tua yang menganggap hal itu tidak terlalu mendesak. Bahkan menurut beberapa survei yang pernah dilakukan di dunia, sekitar 80 persen orang tua merasa tidak perlu memeriksakan mata anaknya bila tidak ada keluhan.

Meski nampak tidak penting, pemeriksaan mata sebelum anak masuk sekolah sangat diperlukan. Berikut ini alasannya:

1.     Gangguan mata pada masa kanak-kanak sering terjadi

Istilah mata minus, mata plus, atau mata silinder tentu tidak asing bagi Anda. Gangguan tersebut disebabkan karena kelengkungan kornea tidak normal, sehingga menyebabkan penglihatan kabur dan perlu dikoreksi dengan kacamata.

Kelainan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga pada anak-anak. Studi yang dilakukan oleh American Ophtometric Association (AOA) menemukan bahwa satu dari sepuluh anak balita mengalami gangguan penglihatan ini. Tak hanya itu, satu dari empat anak usia sekolah juga mengalami gangguan mata yang perlu dikoreksi dengan kacamata.

2.     Anak tidak mampu mengeluhkan adanya gangguan penglihatan

Orang dewasa bisa menyadari penglihatan yang jelas atau kabur. Sementara anak-anak belum mampu mengenali dan menyampaikan gangguan penglihatan yang terjadi. Bahkan studi mengungkapkan bahwa dari seluruh kejadian gangguan penglihatan pada anak, hanya 20 persen anak yang mengeluhkan penglihatannya terganggu.

Kebanyakan kasus gangguan penglihatan pada anak diketahui dari skrining tes mata atau gangguan perilaku anak seperti prestasi menurun di sekolah, selalu memilih tempat duduk di barisan paling depan, atau sering memicingkan mata.

3.     Gangguan penglihatan pada anak perlu diatasi dengan cepat

Bola mata anak sangat elastis. Sel-sel retina yang terdapat di bagian dalam mata masih berkembang. Jika gangguan penglihatan pada anak terlambat untuk ditangani, dapat terjadi kondisi mata malas (ambliopia). Pada keadaan mata malas yang bahkan sudah mendapatkan penanganan tepat, mata tersebut tetap mengalami kelainan tidak bisa mencapai tajam penglihatan yang normal.

Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan mata anak

Menurut AOA, skrining anak perlu dilakukan pada beberapa tahapan usia. Pertama, saat anak berusia enam bulan. Pada usia ini, pemeriksaan mata dilakukan dengan menyinari mata anak menggunakan senter dan melihat ada atau tidak refleks pada mata anak.

Selain itu, dokter akan memperlihatkan benda-benda dengan warna menarik kepada anak. Dokter akan memeriksa apakah mata anak terfiksasi dan ikut bergerak bila benda-benda tersebut digerakkan.

Pemeriksaan kedua dilakukan pada saat anak berusia tiga sampai lima tahun. Pada usia ini, pemeriksaan tajam penglihatan umumnya dilakukan menggunakan LEA chart, berupa kartu yang memiliki berbagai gambar. Anak akan duduk pada jarak tertentu, kemudian dokter akan menunjuk satu gambar dan dokter akan meminta anak menyebutkan gambar tersebut.

Selanjutnya, pemeriksaan mata dilakukan saat anak sudah memasuki usia sekolah, yaitu usia tujuh tahun ke atas. Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan menggunakan kartu Snellen, yaitu kartu yang berisi berbagai huruf dengan berbagai ukuran.

Anak akan diminta berdiri dalam jarak enam meter dari kartu tersebut, dan diminta untuk membaca huruf yang tertera pada kartu. Pada usia sekolah, pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan setiap dua tahun sekali.

Jadi, apakah Anda sudah membawa anak ke dokter mata untuk memeriksakan mata? Jika belum, segeralah ajak anak untuk melakukan pemeriksaan mata ke dokter guna memastikan penglihatan anak berfungsi dengan optimal.

[BA/ RVS]