Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Indonesia terus bertambah. Laporan Kementerian Kesehatan RI pada Rabu (19/10) menyebut ada 206 anak yang mengalami gangguan ginjal akut progresif atipikal. Sebanyak 99 anak di antaranya meninggal dunia.
Sayangnya, penyebab gangguan ginjal akut belum diketahui secara pasti. Penyebab tunggal gagal ginjal akut misterius hingga saat ini juga belum ada. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim B. Yanuarso, Sp.A(K).
Diduga, gangguan ginjal akut progresif atipikal dapat disebabkan oleh multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) usai menderita COVID-19, infeksi virus lain, ataupun keracunan etilen glikol.
Sebagian besar anak pengidap gagal ginjal akut misterius mengalami gejala awal, berupa demam dan diare. Bahkan pada beberapa anak, gejala ini disertai dengan batuk dan pilek.
Lalu, apa yang harus dilakukan orang tua ketika anak mengalami gejala tersebut? Berikut rekomendasi IDAI terkait gagal ginjal pada anak yang perlu Mama-Papa tahu.
1. Jangan Panik, Tapi Tetap Waspada
Dokter Piprim B. Yanuarso menyarankan agar Mama dan Papa tidak perlu panik, mengingat belum ada penyebab tunggal gangguan ginjal akut progresif pada anak. Meski begitu, dr. Piprim menekankan agar orang tua tetap waspada.
Terlebih, terdapat kasus kematian 60 anak di Gambia akibat cedera ginjal. Diduga, kondisi tersebut disebabkan anak mengonsumsi obat batuk sirop yang mengandung komponen pelarut bernama etilen glikol.
Dokter Piprim mengatakan IDAI tidak memiliki kapasitas untuk menghentikan, melarang, atau mencabut penggunaan obat sirop yang diduga bisa menyebabkan gangguan gagal ginjal akut misterius pada anak. Karena itu, dr. Piprim menegaskan IDAI tidak pernah meminta untuk menghentikan penggunaan paracetamol bagi pasien gagal ginjal.
“Namun, diharapkan masyarakat lebih rasional dalam menggunakan obat-obatan. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat apa pun. Apabila nanti ada hasil temuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), silakan diikuti imbauannya,” ujarnya.
Terbaru, Kemenkes RI melalui konferensi pers yang dilakukan pada Rabu (19/10) meminta seluruh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat berbentuk cair atau sirop, termasuk parasetamol hingga hasil penelitian tuntas.
Kemenkes juga meminta apotek agar tidak menjual obat bebas maupun bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirop ke masyarakat. Masyarakat juga diimbau untuk tidak memberikan obat dalam bentuk cair atau sirop ke anak tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Artikel Lainnya: Fakta Kasus Gagal Ginjal Misterius pada Anak di Indonesia
2. Kompres Hangat
Anak yang mengalami gagal ginjal akut umumnya mengalami demam. Sebenarnya, demam terjadi karena sistem kekebalan tubuh sedang berupaya mengusir virus.
Oleh karena itu, dr. Piprim menganjurkan agar orang tua memberikan kompres hangat pada anak terlebih dahulu.
3. Pantau Kondisi Anak
Untuk mengatasi gejala demam, batuk, dan pilek, dr. Reza Fahlevi, Sp.A menyarankan agar anak minum air putih dalam jumlah banyak. Selain tu, si kecil juga perlu memperbanyak makan dan beristirahat.
“Apabila gejala ini terasa sangat mengganggu, Mama dan Papa sebaiknya segera bawa anak ke dokter,” saran dr. Reza.
Artikel Lainnya: Mungkinkah Gangguan Ginjal Terjadi pada Anak?
4. Segera Kunjungi Dokter
Konsensus gagal ginjal akut IDAI mengenai gejala khas penyakit misterius ini adalah jumlah air kencing berkurang disertai gejala infeksi saluran cerna dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Dokter Reza menyarankan agar Mama dan Papa segera membawa anak yang produksi urinenya berkurang ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada fungsi ginjal si kecil, mendiagnosis penyakit, dan merekomendasikan pengobatan sesuai kondisi anak.
5. Terapkan PHBS
Berikutnya, rekomendasi IDAI terkait gagal ginjal akut pada anak, yaitu terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Lakukan PHBS dengan rutin mencuci tangan, menggunakan masker terutama saat sakit, dan tidak berkerumun dengan orang yang sakit.
Untuk meningkatkan imunitas tubuh, #JagaSehatmu dengan menerapkan gaya hidup sehat. Jangan lupa untuk memastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup.
“Jangan biarkan anak begadang sampai malam. Pastikan si kecil aktif bergerak dan berolahraga. Tak ketinggalan, hindari mengonsumsi camilan yang tinggi gula,” saran dr. Piprim.
Artikel Lainnya: Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda, Waspadalah!
Mama dan Papa jangan panik ketika mendapati si kecil mengalami demam, batuk, dan pilek. Meski begitu, berdasarkan rekomendasi IDAI soal gagal ginjal akut misterius, orang tua tetap perlu waspada, apalagi jika gejala tersebut disertai dengan penurunan produksi urine.
Kalau sudah begini, segera bawa si kecil ke dokter untuk memperoleh penanganan lanjutan.
Apabila Mama-Papa memiliki pertanyaan lain seputar gagal ginjal akut pada anak, konsultasikan dengan dokter melalui layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)