Orang tua boleh khawatir saat membawa anak dengan autisme liburan menggunakan moda transportasi pesawat, karena ia umumnya sulit duduk manis. Bisa menantang, tetapi bukan hal yang tak mungkin, kok. Jangan cemas, ada tips jitu liburan naik pesawat dengan anak autis.
Bagi orang tua yang punya anak dengan spektrum autisme, pergi naik pesawat bisa jadi momen menegangkan. Pasalnya, sangat mungkin anak merasa tak nyaman, rewel, bahkan tantrum duduk berlama-lama di pesawat, sehingga membuat kegaduhan.
Tantangan Anak dengan Autisme Naik Pesawat
Sebenarnya bukan tanpa alasan anak-anak dengan autisme cenderung rewel saat hendak naik pesawat. Pertama-tama adalah suara bising, baik dari mesin pesawat maupun orang-orang di sekitarnya. Mereka memang lebih sensitif terhadap suara bising, sehingga hal tersebut bikin dirinya tak nyaman.
Kedua, mereka akan reaktif terhadap segala sesuatu yang asing. Misalnya orang-orang yang berseragam atau penumpang lainnya. Bahkan, dikatakan oleh dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, mereka mampu memperhatikan hal kecil dengan cermat, dan risiko panik lebih tinggi bila ada hal kecil yang mengganggu.
Artikel lainnya: Aktivitas Sehat untuk Anak Autis di Akhir Pekan
Apabila orang tua tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi respons yang mungkin akan ditunjukkan oleh anak, bukan tak mungkin perjalanan liburan justru bikin pusing kepala.
Bepergian Bersama Anak Autis dengan Pesawat
Tentu tak mau, kan, perjalanan liburan berubah menjadi pengalaman tak mengenakkan bagi semua pihak? Coba lakukan tips di bawah ini untuk mencegahnya.
-
Kabari Maskapai Terlebih Dulu
Salah satu cara terbaik untuk memulai perjalanan adalah menghubungi maskapai dan memberi tahu mengenai kondisi anak. Tanyakan juga apakah kru kabin terbiasa dengan kondisi tersebut dan layanan apa yang bisa tersedia.
-
Check-in Lebih Dulu
Maskapai yang sudah biasa dengan penumpang yang memiliki autisme akan membiarkan anak check-in dan boarding lebih awal untuk mengurangi kecemasan terhadap antrean panjang.
Artikel lainnya: Mengasuh Anak Autis, Apa Pengaruhnya pada Orang Tua?
-
Pilih Penerbangan Malam Hari
Reaksi berlebih biasanya muncul pada siang hari, karena itu merupakan jam sibuk. Selain itu, anak biasanya masih memiliki energi, sehingga risiko ia bereaksi akan lebih tinggi.
Pada penerbangan malam hari atau mendekati waktu tidurnya, biasanya ia akan tidur hampir sepanjang perjalanan. Lebih baik jangan biarkan anak duduk di samping jendela, jaga-jaga cuaca sedang kurang baik. Kilatan petir, misalnya, akan membuatnya panik.
-
Jelaskan Kondisi yang Akan Anak Alami Sebelum Sampai Bandara
Bila ini adalah pertama kalinya anak naik pesawat, tentu ia akan gugup. Untuk meredam kekhawatirannya, Anda bisa mempraktikkan simulasi naik pesawat di rumah.
Jelaskan apa saja hal-hal yang akan ia temui. Akan lebih baik lagi bila Anda punya gambar konkret untuk mencontohkannya. Bisa berupa foto atau ilustrasi lainnya. Setelah itu, simulasikan juga langkah-langkah masuk pesawat dan saat berada di dalam pesawat.
-
Siapkan Permen Karet dan Playlist Musik
Sebagian orang akan mengalami nyeri telinga saat naik pesawat akibat tekanan udara. Untuk mencegah kepanikan akibat kondisi tersebut, sediakan permen karet. Mengunyah dan menelan air liur dapat membantu mencegah dan meredakan sakit telinga.
Mendengarkan musik lewat earphone juga dapat membantu, khususnya dalam mengalihkan perhatian anak.
-
Siapkan Obat yang Telah Diresepkan oleh Dokter
Sebagai antisipasi, dokter mungkin akan meresepkan obat penenang diphenhydramine atau promethazine untuk mengendalikan kepanikan atau tantrum anak di pesawat.
Demikian tips liburan naik pesawat dengan anak autis. Untuk mendapatkan saran terbaik, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau psikolog anak yang ahli dalam menangani anak dengan autisme. Semoga tips di atas dapat membantu perjalanan liburan Anda dan keluarga lancar.
(RN/RPA)