Mengompol adalah kejadian keluarnya urine tanpa disadari. Bila anak masih ngompol, hal ini masih dianggap sangat wajar, karena terjadi pada 80-85% anak ketika tidur di malam hari. Namun, mengompol tiba-tiba juga bisa terjadi pada siang hari.
Hal ini wajar saja, karena kemampuan berkemih merupakan sebuah refleks (respons tubuh tanpa sadar). Pada anak-anak, refleks tersebut masih berkembang sehingga perlu dilatih.
Bagi Anda yang sudah memiliki anak, pastinya sudah pernah mengalami momen mengganti popok tengah malam karena bayi yang mengompol.
Namun, bila mengompol masih terjadi pada masa anak-anak, lantas umur berapa harusnya berhenti?
Batasan Usia Mengompol yang Masih Normal
Umumnya, anak masih dianggap wajar mengompol bila masih berumur 5 tahun. Banyak juga anak usia 3-4 tahun yang sudah lulus toilet training atau mampu pipis sendiri, namun sekitar 1 dari 3 anak usia tersebut masih mengompol.
Pada usia 5 tahun, 10-20% anak juga masih mengompol. Bahkan, usia 18 tahun pun masih ada dengan persentase sekitar 1%.
Beberapa lembaga kesehatan anak di berbagai negara juga ada yang mengatakan masih wajar bila mengompol terjadi di bawah usia 7 tahun.
Perbedaan ini dapat dimaklumi, karena perkembangan dan kemampuan setiap anak bisa sangat bervariasi. Jadi, tidak ada batasan yang mutlak untuk dijadikan patokan usia wajar anak mengompol.
Artikel lainnya: Serba-serbi Gangguan Tidur yang Terjadi pada Anak
Penyebab Anak Masih Mengompol
Terdapat berbagai faktor mengapa anak masih suka mengompol. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
- Kemampuan si Kecil dalam menahan dan mengeluarkan urine belum sempurna. Hal ini sering terjadi pada anak, karena proses berkemih adalah refleks yang membutuhkan latihan.
- Penyakit tertentu, seperti infeksi saluran kemih, gangguan anatomi atau gangguan saraf pada saluran kemih, dan diabetes.
- Gangguan tidur, seperti obstructive sleep apnea yaitu tersumbatnya saluran napas saat tidur, atau PLMD (periodic limb movement disorder) yaitu gerakan menghentak kaki atau tangan yang tidak disadari saat tidur.
- Gangguan psikologis dan perilaku, seperti gangguan hiperaktif dan perhatian (ADHD), autisme, atau kecemasan.
- Kejadian yang membuat stres atau trauma, misalnya perceraian orang tua, KDRT, punya adik baru, pindah sekolah, atau bullying.
- Konstipasi (sembelit) atau sulit BAB, yang mengakibatkan usus besar penuh dan mendesak kandung kemih.
- Riwayat keluarga dengan kebiasaan mengompol.
- Produksi urine di malam hari terlalu banyak karena hormon antidiuretik yang berkurang. Hormon yang bekerja menghambat produksi urine ini bisa menurun karena konsumsi kafein dari teh atau kopi sebelum tidur.
Artikel lainnya: Anak Sering Ngompol? Jangan-Jangan Diabetes!
Cara Mengatasi Anak yang Masih Mengompol
Sebenarnya, kebiasaan mengompol akan menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia karena kemampuan refleks berkemih yang semakin baik. Meski begitu, Anda bisa melakukan hal-hal di bawah ini bila anak masih ngompol:
- Latih si Kecil secara rutin untuk menahan pipis dengan bladder training, sebelum akhirnya dianjurkan buang air kecil teratur setiap 2 jam.
- Biasakan berkemih sebelum tidur malam. Anda juga bisa menjadwalkan untuk bangun malam agar anak buang air kecil.
- Ketika sudah berusia 8 tahun, biasakan anak agar tidak menggunakan popok lagi. Sehingga, anak terdorong untuk buang air kecil di kamar mandi.
- Hindari banyak minum menjelang tidur atau mengonsumsi teh karena mengandung kafein.
- Buang air besar secara teratur.
- Jangan permalukan atau memarahi anak ketika mengompol.
Jika anak berusia di atas 7 tahun dan masih mengompol setidaknya 1 kali dalam sebulan selama 3 bulan berturut-turut, atau tiba-tiba kembali mengompol setelah sebelumnya sudah lama berhenti, Anda patut waspada.
Disarankan untuk konsultasi ke dokter spesialis anak agar dicari penyebabnya mengapa anak masih mengompol baik malam maupun siang hari.
Anak masih ngompol itu wajar, yang penting perhatikan batasan umur dan beberapa penyebab mengompol di atas. Bila ingin berkonsultasi dengan dokter seputar kesehatan anak dengan lebih mudah, pakai fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)