Ketika bayi dilahirkan, sistem kekebalan tubuh belum sepenuhnya berkembang. Kondisi ini menyebabkan anak berisiko alami infeksi. Oleh sebab itu, pemberian vaksin atau imunisasi menjadi sangat penting.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksin dapat mengurangi risiko infeksi dengan membantu tubuh membangun pertahanan alami dan mengembangkan kekebalan terhadap penyakit.
Vaksin sendiri mengandung antigen, bagian dari kuman yang menyebabkan sistem imun bekerja.
Respon imun terhadap antigen kemudian menyebabkan sejumlah efek samping imunisasi atau yang dikenal dengan KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi).
Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, ada bermacam efek samping imunisasi pada anak. Respons tersebut bervariasi bentuknya tergantung reaksi tubuh terhadap antigen.
“Tidak semuanya berat, ada juga yang ringan. Jadi, gejalanya juga bervariasi, ada yang demam, ada yang bengkak. Bahkan gejala yang serius menyebabkan kejang maupun sesak, contohnya gejala anafilaktik,” tutur dr. Iqbal.
Artikel Lainnya: Yuk, Ketahui Jarak dan Jadwal Imunisasi Anak
Berikut efek imunisasi pada anak.
Efek Samping Imunisasi Ringan
Rasa nyeri dan sedikit bengkak pada area tubuh anak yang disuntik merupakan efek samping imunisasi ringan. Pada sebagian anak, area bekas suntikan bahkan terlihat agak kemerahan.
Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir karena efek imunisasi tersebut akan hilang dalam beberapa hari.
Menurut dr. Arina Heidyana, anak yang rewel karena nyeri pascaimunisasi dapat diatasi dengan lebih sering disusui.
Selain itu, usahakan tubuh si kecil berada dalam posisi tidur senyaman mungkin agar tidak terlalu merasakan sakit pada area bekas suntikan.
Untuk mempercepat pemulihan, Anda juga dapat memberikan kompres dingin pada area tersebut.
Efek Samping Imunisasi Sedang
Pada tingkat sedang, efek samping imunisasi dapat menyebabkan anak demam. Hal ini wajar karena sistem imun sedang bekerja.
Demam pada anak dapat diiringi gejala lain, seperti kesulitan tidur. Dokter Iqbal menganjurkan anak yang mengalami demam agar diberikan parasetamol sesuai dosis.
Anak juga dapat meminum air putih lebih banyak dan diberikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh. Berikan si kecil pakaian yang nyaman untuk membantunya tidur lebih mudah.
Adapun efek samping imunisasi sedang lainnya bisa menyebabkan bengkak pada area lengan dan kaki.
Reaksi yang sangat jarang terjadi ini, dinukil dari WebMD, dapat terjadi pada anak yang divaksinasi TDAP dan pneumokokus.
Vaksin TDAP untuk mencegah penyakit tetanus, difteri, dan aselular pertusis, sedangkan pneumokokus ditujukan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.
Artikel Lainnya: Wajib Tahu, Ini 5 Vaksin yang Ditanggung BPJS Kesehatan!
Efek Samping Imunisasi Berat
Efek samping berat setelah imunisasi sangat jarang terjadi. Diklaim oleh CDC, kondisi ini terjadi pada 1 berbanding 1 juta anak yang menjalani imunisasi. Efek samping berat usai vaksinasi dapat menyebabkan anak kejang dan sesak napas.
Hal ini, seperti yang disampaikan dr. Iqbal, bukan tidak mungkin merupakan indikasi gejala anafilaktik.
Dikutip dari Healhtline, anafilaktik merupakan reaksi alergi yang menyebabkan sistem imun bereaksi berlebihan pada zat tertentu.
Kondisi ini mengakibatkan menurunnya tekanan darah, serta penyerapan oksigen dan saluran pernapasan terganggu.
Jika diabaikan, anafilaktik bukan tidak mungkin menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti kerusakan otak, gagal ginjal, serangan jantung, aritmia hingga kematian. Itu sebabnya, segera bawa si kecil ke fasilitas kesehatan bila alami kondisi berat pasca-imunisasi.
Itulah macam-macam efek samping imunisasi pada anak. Jangan sungkan mengonsultasikan dampak negatif imunisasi lebih lanjut kepada dokter atau penyedia layanan vaksinasi.
Dapatkan informasi lainnya seputar jadwal imunisasi pada anak dan bayi dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)