Sindrom peradangan multisistem alias multisystem inflammatory syndrome (MIS-C) adalah kondisi yang bisa terjadi setelah terpapar COVID-19. Sebagian besar kondisi tersebut dialami anak usia sekolah.
Meski jarang terjadi, para peneliti menilai bahwa MIS-C COVID pada anak dapat menyebabkan dampak fatal. Oleh karena itu, setiap orangtua diminta untuk lebih waspada terhadap risiko tersebut.
Mengenal Multisystem Inflammatory Syndrome (MIS-C)
Melansir dari hopkins medicine, MIS-C COVID memiliki kesamaan dengan sindrom syok toksik dan penyakit Kawasaki. Kondisi tersebut menyebabkan peradangan di seluruh organ penderitanya.
Artikel Lainnya: Benarkah Virus Corona Delta Lebih Mudah Menyerang Anak?
Para peneliti mengamati bahwa sindrom MIS-C COVID dapat terjadi sekitar empat minggu setelah terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Sindrom tersebut menyerang beberapa organ dan jaringan penting tubuh, seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah, ginjal, sistem pencernaan, otak, kulit, dan mata. Tanda dan gejala akibat MIS-C COVID tergantung pada area tubuh yang terpengaruh.
Lantas, apa penyebab MIS-C COVID pada anak? Menurut dr. Devia Irine Putri, hingga saat ini penyebab MIS-C masih belum diketahui dengan pasti.
“Namun, sindrom tersebut diduga berhubungan dengan respons imun berlebihan pada anak yang terinfeksi COVID-19,” ucap dr. Devia.
Gejala Multisystem Inflammatory Syndrome (MIS-C)
Melansir Mayo Clinic, berikut ini beberapa gejala yang bisa timbul akibat sindrom MIS-C pada anak:
- Demam yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
- Muntah
- Diare
- Sakit perut
- Ruam kulit
- Merasa lelah luar biasa
- Detak jantung dan napas cepat
- Mata merah
- Kemerahan dan pembengkakan pada bibir, lidah, tangan, atau kaki
- Sakit kepala atau pusing
- Pembesaran kelenjar getah bening
Sampai saat ini, para peneliti masih mempelajari MIS-C lebih lanjut. Namun setidaknya beberapa penelitian telah menggarisbawahi beberapa kondisi MIS-C yang perlu diketahui, yaitu:
Artikel Lainnya: Anak Belum Bisa Divaksinasi COVID-19, Ini Tips Perlindungannya
Kapan Harus Berobat ke Dokter?
Jika menunjukan gejala di bawah ini, anak harus segera dapatkan perawatan medis darurat:
- Kesulitan bernapas
- Rasa sakit atau tekanan yang terus-menerus di dada
- Kebingungan
- Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga
- Kulit, bibir, atau alas kuku tampak pucat dan/atau berwarna kebiruan
Daftar tersebut tidak mencakup semua kemungkinan gejala kegawatdaruratan. Yang jelas, apabila anak tampak sangat menderita, Anda dianjurkan segera berobat ke dokter.
Diagnosis dan Pengobatan MIS-C
Dijelaskan oleh dr. Devia, dokter mungkin akan memberikan atau melakukan tes tertentu untuk memastikan peradangan atau tanda-tanda MIS-C pada anak. Tes tersebut, termasuk:
- Tes darah
- Rontgen dada
- Ultrasonografi jantung (ekokardiogram)
- USG perut
Dokter juga mungkin akan memberikan perawatan pendukung untuk meringankan gejala.
"Dokter akan memberikan terapi cairan, oksigen, pemberian obat antiradang; seperti terapi steroid, pemberian IVIG (imunoglobulin), obat antikoagulan, dan obat-obatan untuk mengatur tekanan darah," jelas dr. Devia.
Cegah penularan COVID-19 pada anak dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Upayakan pula agar anak tetap berada di dalam rumah agar risiko penularan bisa ditekan.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut mengenai MIS-C COVID pada anak, tak perlu sungkan untuk mengajukan pertanyaan secara langsung kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/JKT)