Anemia merupakan suatu penyakit yang dapat terjadi pada semua usia, termasuk anak. Menurut Survei Nasional Indonesia pada tahun 1995, anak di bawah usia 5 tahun yang mederita anemia adalah sebanyak 41%.
Anemia atau kurang darah adalah penyakit yang terjadi akibat kurangnya kadar hemoglobin di dalam darah. Penyakit ini terbagi menjadi beberapa jenis, namun yang paling sering menimpa anak adalah anemia akibat kekurangan zat besi.
Anak yang kekurangan zat besi biasanya akan memiliki bentuk kuku dengan permukaan kasar, mudah terkelupas dan patah. Tak menutup kemungkinan, anak juga mempunyai bentuk kuku menyerupai sendok alias kolonikia.
Pada kasus yang parah, anak yang kekurangan zat besi akan memiliki permukaan lidah tanpa papila (rata), sering terkena sariawan, dan mengeluhkan nyeri di lambung.
Tanda dan gejala anemia pada anak
Gejala anemia yang paling sering ditemukan pada anak, di antaranya:
- Kulit anak terlihat pucat dalam waktu lama
- Anak sering lemas dan lelah
- Anak mudah terinfeksi penyakit
Selain tiga di atas, anak yang anemia juga terkadang mengeluhkan telinga berdengung dan mata kunang-kunang. Sedangkan bila sudah memasuki usia sekolah, biasanya anak yang anemia akan mengalami penurunan prestasi belajar, daya tahan tubuh rendah, serta gangguan perilaku.
Nah, jika Anda tidak ingin anak mengalami keadaan seperti di atas, pastikan kebutuhan gizinya terus terpenuhi, terutama di tiga tahun pertama kehidupannya. Hal lain yang tak kalah penting adalah penerapan pola hidup bersih dan sehat, seperti imunisasi, membiasakan cuci tangan pakai sabun, serta membiasakan anak mengonsumsi makanan kaya zat besi.
Jika anak terlanjur menunjukan tanda dan gejala yang merujuk pada anemia, jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter. Semakin dini dideteksi dan diobati, semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh. Jangan anggap remeh anemia, sebab penyakit ini dapat benar-benar menganggu tumbuh kembang si Kecil.
[NB/ RVS]