Pneumonia atau lebih dikenal dengan istilah paru-paru basah merupakan sebuah penyakit peradangan yang menyerang jaringan paru. Kondisi ini menyebabkan kantung udara di paru terisi cairan, sehingga organ tersebut tidak bisa bekerja dengan maksimal.
Mengerikannya, pneumonia tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak. Bahkan, anak yang mengalami penyakit ini berisiko tinggi terkena komplikasi, khususnya jika penyakit tidak segera diatasi dengan cara yang tepat. Waspada, komplikasi pneumonia pada anak bisa sebabkan kematian!
Mengenal Penyebab dan Gejala Pneumonia pada Anak
Menurut dr. Devia Irine Putri, pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, maupun parasit pada paru-paru. Di antara semua mikroorganisme tersebut, infeksi bakteri dan virus adalah penyebab pneumonia yang paling sering ditemukan.
Selain itu, pneumonia juga bisa terjadi akibat adanya zat atau cairan yang masuk ke dalam paru-paru. Kondisi ini disebut dengan pneumonia aspirasi, dan membuat penderitanya sering tersedak.
“Sama seperti orang dewasa, anak yang mengidap pneumonia akan mengalami gejala demam, sesak napas, batuk-batuk, badan lemas, dan muntah. Kondisi ini bisa memburuk, karena nafsu makan anak berkurang sehingga tubuhnya jadi kekurangan nutrisi,” kata dr. Devia.
“Pada kasus terberat, anak bisa mengalami sianosis atau sesak napas berat yang ditandai dengan kebiruan pada bibir dan ujung jari,” sambungnya.
Artikel Lainnya: Ibu, Waspadai Gejala Pneumonia pada Anak
Komplikasi Pneumonia pada Anak
Pneumonia termasuk penyakit berbahaya yang bisa mengancam nyawa. Berikut ini adalah beberapa komplikasi pneumonia pada anak yang mesti diwaspadai:
-
Gagal Napas
Jika pneumonia sudah masuk dalam tahap berat, risiko terjadinya gagal napas akan meningkat berkali-kali lipat. Jika kondisi ini tidak segera mendapatkan penanganan tepat dari pihak medis, risiko terjadinya kekurangan oksigen yang berujung kematian mungkin tak bisa dihindari lagi.
-
Bakteremia
“Ketika pneumonia sudah memburuk, infeksi akan meluas ke aliran darah. Akibatnya, proses penyembuhan lebih sulit untuk dilakukan,” ujar dr. Devia.
“Kondisi ini juga bisa menyebabkan kegagalan pada fungsi organ selain paru-paru, syok septik, dan kemudian meninggal dunia,” lanjutnya.
-
Efusi Pleura
Infeksi di paru bisa menyebabkan penumpukan cairan di selaput pleura, yaitu selaput tipis yang melapisi bagian luar paru-paru dan bagian di dalam tulang rusuk
Semakin banyak cairan yang ada di paru-paru, semakin sesak pula laju pernapasan pasien. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dan berujung pada hilangnya nyawa pasien.
Artikel Lainnya: Tips agar Anak Penderita Pneumonia Tetap Sehat
Cegah Pneumonia pada Anak Sebelum Kondisi Memburuk
Agar komplikasi pneumonia pada anak tidak sampai kejadian, berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Pastikan anak mendapat nutrisi yang cukup setiap hari, agar sistem kekebalan tubuhnya tetap berfungsi dengan optimal. Dengan demikian, tubuh akan memiliki kemampuan untuk menghambat atau memberantas virus atau bakteri yang menginfeksi.
- Jaga selalu kebersihan rumah, agar tidak ada debu dan jamur yang berkembang. Bersihkan pula ventilasi udara secara berkala, dan pastikan sirkulasi udara di dalam rumah terjaga dengan baik.
- Hindari merokok di sekitar anak. Hindari juga mengajak anak ke tempat yang udaranya kotor, penuh polusi atau asap.
- Pastikan anak melakukan imunisasi. Tak hanya imunisasi PCV (pneumococcal conjugate vaccine), tapi juga Imunisasi HiB (haemophilus influenza B), vaksin campak, dan vaksin influenza.
- Lakukan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter. Jika anak mendapat antibiotik, pastikan untuk mengonsumsinya sesuai dosis dan dihabiskan.
- Jika anak tampak sangat sesak dan membutuhkan alat bantu napas, segera bawa ke rumah sakit terdekat agar bisa mendapatkan bantuan oksigen lewat nasal kanul atau ventilator.
Lakukan deteksi dini, guna menghindari terjadinya komplikasi pneumonia pada anak. Jika Anda ragu akan ada atau tidaknya gejala pneumonia pada anak, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter melalui LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(NB/ARM)