Biskuit, permen, cokelat, dan susu merupakan kudapan favorit anak-anak. Apabila sesekali diberikan, makanan manis tersebut tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan.
Yang bahaya adalah ketika anak keseringan bahkan ketergantungan makanan tersebut sampai tak mau makan makanan lain. Waspadalah, si kecil berisiko mengidap sindrom biskuit susu!
Apa Itu Sindrom Biskuit Susu?
Kebanyakan orangtua masih asing dengan istilah sindrom biskuit susu. Padahal, kondisi ini sangat umum terjadi.
Sindrom biskuit susu dapat muncul ketika anak terlalu banyak makan makanan manis. Makanan tersebut di antaranya seperti jus, soda, susu, yoghurt, cokelat, kue, biskuit, es krim, dan lainnya.
Dokter Dyah Novita Anggraini menjelaskan, anak yang baru mulai mengenal camilan memang menjadi target empuk dari sindrom biskuit susu.
Sindrom biskuit susu umumnya dialami anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan memiliki pola makan buruk. Pola makan yang dimaksud seperti mengonsumsi gula dan makanan mengandung lemak olahan dalam jumlah berlebihan.
Tak hanya itu, bila makanan manis dikonsumsi tepat sebelum tidur, maka akan timbul masalah seperti naiknya asam lambung ke kerongkongan. Dalam kasus yang parah, anak bisa merasakan dada seperti terbakar, dada terasa sesak, batuk, dan sakit tenggorokan.
Artikel Lainnya: Sugar Rush pada Anak, Apa Maksudnya?
Sindrom Biskuit Susu Memicu Gangguan Pencernaan
Melansir World Today News, Julie Wei, dokter spesialis anak di Amerika Serikat mengatakan, sering memberikan produk susu atau makanan manis sebelum tidur bisa membuat sistem pencernaan anak terganggu.
“Minum susu yang dibarengi dengan makan camilan manis sebelum tidur memang menjadi rutinitas yang umum dilakukan oleh anak di Amerika. Padahal, minum susu sebelum tidur dapat menyebabkan susu mengental dan membentuk gumpalan seperti yoghurt. Gumpalan ini dapat mengalir kembali ke tenggorokan anak,” ujarnya.
Dokter Julie Wei juga menuturkan, minum susu sebelum tidur dapat menyebabkan asupan gula anak berlebihan, meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Senada dengan tanggapan di atas, dr. Dyah Novita memperingatkan bahwa sindrom biskuit susu dapat memicu masalah pencernaan seperti sembelit atau susah buang air besar pada anak.
Artikel Lainnya: Anak Anda Suka Makanan Manis? Mungkin Ini Alasannya!
Penanganan Anak dengan Sindrom Biskuit Susu
Ada beberapa cara yang bisa orangtua lakukan guna mencegah dan mengatasi sindrom biskuit susu. Berikut yang dapat ortu lakukan:
-
Kurangi Konsumsi Produk Susu
Susu memang penting untuk mendukung pertumbuhan tulang anak, tetapi bila dikonsumsi berlebihan juga tidak baik. Agar seimbang dan cukup, susu bisa diberikan kepada anak di pagi hari atau saat waktunya ngemil.
Batasi juga porsinya agar anak tetap mendapatkan nutrisi dari makanan yang telah Anda masak sebelumnya.
-
Kurangi Makanan Tinggi Gula
Ketika anak sedang craving atau merengek ingin makan makanan manis, coba ganti dengan asupan buah potong. Agar lebih nikmat dan segar, masukan buah ke dalam kulkas sebelum disajikan kepada si kecil.
Artikel Lainnya: Camilan Sehat untuk Anak yang Doyan Makanan Manis
-
Stop Ngemil Sebelum Tidur
Camilan sebaiknya diberikan 2 jam sebelum waktu tidur anak. Tujuannya untuk mencegah kekenyangan dan rasa ingin muntah saat tidur.
Makanan yang dikonsumsi sebelum tidur juga dapat menyebabkan penumpukan lemak di tubuh yang meningkatkan risiko obesitas.
-
Berikan Camilan Sehat
Jika si kecil hobi ngemil, coba ganti dengan camilan yang lebih sehat. Misalnya kacang-kacangan, buah potong, buah kering, dan biji-bijian. Membiasakan anak mengonsumsi camilan sehat dari kecil merupakan hal penting. Dewasa nanti, anak akan lebih tertarik dan tak sulit untuk menjalani pola hidup sehat.
Itu dia beberapa informasi terkait sindrom biskuit susu yang bisa dialami anak. Apabila ingin tahu informasi kesehatan anak lainnya, baca terus artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter.
(OVI/JKT)