Semenjak pandemi COVID-19, kita semua dianjurkan untuk rajin cuci tangan. Jika sulit menemukan tempat cuci tangan, maka menggunakan hand sanitizer bisa menjadi alternatif.
Akan tetapi, beberapa orang tua mungkin bingung. Bolehkah anak usia batita atau balita menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangannya? Untuk tahu jawabannya, simak penuturan dokter berikut ini.
Bolehkah Balita Pakai Hand Sanitizer?
Hand sanitizer diciptakan untuk membersihkan kuman dan kotoran yang menempel di tangan. Cairan pembersih tangan ini bukan pembersih utama, melainkan hanya pengganti saat air dan sabun tidak tersedia untuk mencuci tangan.
Untuk membersihkan tangan secara efektif, Center for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat, menyarankan pakai hand sanitizer yang mengandung alkohol sebanyak 60 persen.
Ketentuan pakai hand sanitizer ini tidak hanya berlaku pada orang dewasa, anak-anak pun demikian.
Ini karena dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, mencuci tangan pakai air dan sabun selama 20 detik adalah pencegahan yang paling ampuh untuk terhindar dari virus corona.
Hal ini juga disampaikan oleh dr. Sepriani Timurtini Limbong. Menurutnya, pakai hand sanitizer pada anak sifatnya boleh, tapi kalau hanya berada di situasi kepepet saja.
"Kalau sangat terpaksa, dalam kondisi tidak ada air dan sabun, boleh. Tapi harus dalam supervisi orang tua dan pastikan anak tidak menjilat atau memasukkan tangan ke dalam mulut setelah menggunakan hand sanitizer," ungkap dr. Sepriani.
Artikel Lainnya: Telanjur Pakai Hand Sanitizer Expired, Bagaimana Efeknya?
Risiko yang Bisa Terjadi saat Balita Pakai Hand Sanitizer
Kendati boleh dipakai di situasi mendesak, namun ada risiko yang bisa terjadi ketika anak pakai hand sanitizer. Pasalnya, kebanyakan pembersih tangan praktis ini berbahan dasar alkohol sebanyak 60 persen.
Bisa dibayangkan jika anak balita menjilat cairan tersebut karena sifat mereka yang serba ingin tahu atau penasaran. Sangat berbahaya, kan?
"Kalau sampai anak keracunan alkohol (dari hand sanitizer), gejalanya meliputi mual, muntah, kejang, sampai penurunan kesadaran," ungkap dr. Sepriani Timurtini.
Selain itu, anak-anak dan orang dewasa juga dapat keracunan bahan lain dalam hand sanitizer yang disebut metanol.
Metanol seharusnya tidak boleh terkandung dalam hand sanitizer. Jika produk pembersih tangan berbahan metanol beredar di pasaran, biasanya akan ditarik oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat.
Sebab selain membuat keracunan, metanol juga menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, hingga penglihatan kabur.
Parahnya, keracunan atau menelan metanol dapat berakibat kejang, koma, kerusakan permanen pada sistem saraf, bahkan kematian.
Oleh sebab itu, penting juga untuk memerhatikan kadar alkohol serta bahan kandungan lain di dalam pembersih tangan yang akan digunakan.
Artikel Lainnya: Karena Langka, Membuat Hand Sanitizer Sendiri, Aman atau Tidak?
Tips Pakai Hand Sanitizer untuk Anak Balita
Kalau terpaksa menggunakan hand sanitizer pada balita, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap aman. Antara lain sebagai berikut:
- Selalu awasi saat anak-anak menggunakan pembersih tangan.
- Gunakan jumlah secukupnya saja, seperti yang tertera pada petunjuk pemakaian di kemasan.
- Ajari anak untuk segera menggosokkan kedua tangannya hingga seluruh hand sanitizer di kulitnya mengering. Untuk anak batita, Anda bisa membantu menggosok tangannya.
Jika tangan mereka masih basah setelah digosok dengan saksama, segera keringkan. Hal ini perlu diawasi.
- Simpan semua pembersih tangan dengan aman di rumah atau jauhi dari jangkauan anak.
- Bila Anda merasa anak Anda telah menelan cairan pembersih tangan, segera hubungi dokter atau unit gawat darurat.
Apabila masih ada pertanyaan lebih lanjut tentang pemakaian hand sanitizer pada anak, segera konsultasi ke dokter. Untuk lebih praktisnya, gunakan fitur LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)