Saat ini ada banyak kursus atau kelas yang sengaja diciptakan untuk anak dan balita. Salah satu kelas yang kini banyak diminati oleh orang tua untuk buah hati mereka adalah kelas bela diri untuk anak.
Berbeda dari kelas musik, menari atau bahasa yang aman, kelas bela diri untuk anak sering membuat orang tua merasa cemas. Mereka khawatir bahwa dengan mengikuti kelas tersebut si Kecil akan jadi suka berkelahi dan menyerang temannya sendiri.
Manfaat ikut kelas bela diri untuk anak
Tidak bisa dimungkiri bahwa kelas bela diri dapat mendatangkan banyak manfaat, bahkan bagi usia balita sekalipun. Pertama dari sisi intrapersonal, si Kecil dapat terlatih untuk menjadi disiplin. Jadwal kelas yang teratur serta aturan-aturan kelas, seperti perlunya memakai pakaian khusus dan rutinitas pemanasan sebelum mulai latihan, akan membuat si Kecil terbiasa mengikuti aturan.
Si Kecil berusia balita juga dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi dan fokusnya saat mendengarkan instruksi gerakan dari pelatih. Selain itu, kepercayaan diri si Kecil juga akan terasah dengan menjalani sesi-sesi menampilkan kemampuan pribadinya pada pelatih.
Kelas bela diri akan mengasah motorik kasar si Kecil dengan gerakan-gerakannya yang melibatkan otot besar. Tentunya, ini akan menyenangkan bagi si Kecil usia balita yang sedang aktif-aktifnya. Sebagai hasil dari gerakan-gerakan bela diri yang membuat tubuh aktif bergerak, maka fisik si Kecil pun akan semakin sehat dan bugar.
Selanjutnya dari sisi interpersonal, kelas bela diri akan mengajarkan si Kecil untuk menaruh rasa hormat terhadap orang lain. Hal ini dicapai lewat rutinitas memberikan hormat terhadap rekan berlatih sebelum memulai gerakan. Selain itu, karena berkumpul dengan banyak anak seusianya, kemampuan sosialnya juga akan terasah.
Oleh karena itu, kelas bela diri dapat bersifat edukatif sekaligus menyenangkan bagi si Kecil. Ditambah lagi, ada cukup banyak potensi manfaat yang bisa diperoleh si Kecil dari kelas bela diri.
Kelas bela diri baikkah untuk usia balita?
Setiap jenis kelas bela diri memberikan syarat usia minimal yang bervariasi bagi calon pendaftarnya. Hal ini mungkin didasarkan atas tujuan pembelajaran dan manuver-manuver yang akan diajarkan. Bila tidak disesuaikan dengan usia dan level kemampuan si Kecil untuk menyerapnya, tentunya pembelajaran tidak akan optimal.
Bila kemudian muncul pertanyaan, berapakah usia yang paling tepat bagi anak untuk mulai ikut pelajaran bela diri? Maka jawabannya, hingga saat ini belum ada konsensus yang menentukan secara tepat seputar usia yang paling pas untuk memulainya.
Pada dasarnya, boleh-boleh saja mengambil kelas apa pun untuk si Kecil yang berusia balita, asalkan kegiatannya sesuai dengan tahap perkembangannya. Sebagai contoh, untuk usia balita, tentunya yang sangat dibutuhkan adalah kelas yang dapat mengakomodasi motorik kasar dan kemampuan sosial. Sebaliknya, bila kelas tersebut mengharuskan si Kecil duduk diam sepanjang waktu, tentunya kurang tepat.
Bila melihat dari sisi itu, bisa dikatakan kelas bela diri cukup dapat mengakomodasi kebutuhan stimulasi untuk usia balita. Namun, tentunya Anda tetap perlu memperhatikan kurikulum dan metode pengajarannya.
Perhatikan pula nilai-nilai yang diberikan pelatih pada murid-muridnya. Pastikan di dalamnya sudah termasuk edukasi bahwa tujuan kelas tersebut adalah membentuk anak yang aktif, sehat, dan tahu cara menempatkan manuver bela diri dengan tepat, yaitu hanya pada saat di kelas, bukan untuk digunakan sembarangan.
Jika nilai-nilai tersebut kurang diajarkan, ada baiknya Anda secara rutin menanamkan hal tersebut pada si Kecil saat berada di rumah. Tujuannya adalah untuk memastikan si Kecil memahami tujuan dirinya belajar bela diri.
Menentukan usia paling tepat si Kecil mengikuti kelas bela diri memang membutuhkan insting orang tua. Anda yang paling tahu apakah si Kecil sudah siap untuk mengikutinya.
Namun, Anda dapat menggunakan beberapa pedoman berikut untuk membantu memutuskan. Anda akan semakin yakin si Kecil yang berusia balita sudah siap ikut kelas bela diri bila:
- Si Kecil mampu mengidentifikasi hal yang benar dari hal yang salah, serta dapat mengungkapkan pikiran dan pandangannya terkait hal tersebut.
- Si Kecil sudah lebih mampu mengatasi emosi dirinya. Misalnya, saat adiknya merebut mainannya, setidaknya, si Kecil tidak lagi tantrum berlebihan, apalagi menyerang sang adik.
- Mengerti mengenai kekerasan dan konsekuensinya.
Bila Anda masih juga ragu-ragu dalam mendaftarkan si Kecil mengikuti kelas bela diri untuk anak, sempatkan berbincang dengan kepala sekolah, atau mengikuti satu hari khusus untuk trial. Dengan begitu, Anda akan lebih memahami seputar tujuan kelas beda diri tersebut.
[MS/ RVS]