Bonding merupakan suatu rasa saling terikat antara anak dan orangtua. Kondisi tersebut tidak serta-merta terbentuk ketika si Kecil dilahirkan ke dunia, melainkan harus dibangun, diasah, dikembangkan, dan dipelihara dengan melakukan beberapa tindakan yang sesuai.
Faktanya, bonding hanya bisa muncul ketika orangtua mampu memberikan respons terhadap kebutuhan emosional anak secara konsisten. Dengan kata lain, bonding baru akan terbentuk jika orang tua terus memberikan perhatian atas apa yang terjadi pada anak.
Tak hanya soal perhatian, membangun bonding juga perlu tindakan aktif dari orang tua untuk anaknya. Hal ini bertujuan untuk membantu si Kecil menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan tidak nyaman saat dirinya harus ‘melekat’ pada orang tua. Di samping itu, bonding yang dilakukan dengan cara tepat juga memungkinkan terciptanya hubungan yang sangat kuat dan indah, yang diistilahkan dengan “secure attachment” atau perlekatan yang aman.
Manfaat bonding
Bonding yang erat, bahkan hingga mencapai secure attachment, ternyata merupakan kunci utama untuk menyokong perkembangan otak anak secara sosial, emosional, intelektual, dan fisik. Hal ini dikarenakan bonding yang kuat dapat meyakinkan sang anak untuk selalu merasa aman dan tenang, karena memiliki seseorang yang akan selalu memenuhi segala kebutuhannya, terutama dalam hal emosional.
Hal tersebut akan membuat anak lebih percaya diri untuk mengeksplorasi berbagai hal-hal baru tanpa cemas dan khawatir. Pada akhirnya, ini akan menjadi fondasi awal anak untuk berani mencoba hal-hal baru karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bisa mengembangkan rasa percaya pada orang lain, dan punya kesadaran diri (self-awareness), serta merasa dirinya berharga.
Lebih dari itu, bonding adalah hal yang dinamis dan terjadi dua arah, yaitu antara anak dan orang tuanya. Keadaan ini membuat orang tua dan anak bisa saling mengerti maupun ‘mengisi’ satu sama lain. Ujungnya, anak akan memiliki sikap empati dan berusaha memahami perasaan orang lain di masa depan.
Coba bayangkan, ketika tidak ada orang yang bisa membentuk perlekatan erat dengan seorang anak. Atau, ketika tidak ada orang yang dengan segera merespons kebutuhan emosional anak ketika dibutuhkan, maka dirinya tidak akan mampu memahami perasaan dicintai. Akibat dari perkara-perkara seperti itu, anak kelak akan kesulitan untuk berempati, memberikan cinta dan perhatian pada orang lain, serta sulit mempercayai dunia di sekitarnya.
Apakah manfaat bonding hanya akan dirasakan anak? Tidak! Orang tua juga mendapatkan manfaat dari tindakan tersebut. Pasalnya, bonding yang baik dengan anak akan membuat tubuh orang tua menghasilkan lebih banyak endorfin atau hormon kebahagiaan. Dengan demikian, rasa lelah dan stres bisa segera reda sehingga Anda bisa menjadi lebih berenergi dan termotivasi untuk menjalani hari dengan lebih baik lagi.
Cara bangun bonding dengan anak
Melakukan aktivitas, bersenang-senang, dan berbagi kebahagiaan bersama menjadi pemupuk bonding yang sangat baik. Interaksi yang terbentuk, seperti senyum, tawa, dan sentuhan yang terjadi akan semakin memperdalam bonding yang telah terbentuk. Tak hanya itu, dengan melakukan aktivitas bersama, orang tuajuga bisa menstimulasi berbagai aspek pada diri anak, termasuk sensori.
Apa itu aspek sensori? Hal ini berkaitan dengan fungsi dari pancaindra yang ada di tubuh. Dengan melakukan stimulasi yang tepat, indra penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, serta perabaan anak diupayakan untuk aktif selama melakukan aktivitas.
Semakin beragam indra yang diberikan stimulasi, semakin banyak pula sambungan sel saraf otak (sinaps) yang terbentuk. Hal ini penting untuk mendukung perkembangan otak yang optimal, hingga pada akhirnya si Kecil mampu tumbuh sebagai pribadi yang cerdas.
Adapun beberapa aktivitas yang bisa dilakukan untuk membangun bonding antara orang tua dan anak yang sekaligus mengasah fungsi sensori pada anak:
Memasak bersama
Bagi anak yang sudah memasuki usia 3 tahun ke atas, memasak bersama orang tua bisa menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan. Bisa terlibat dalam aktivitas yang selama ini hanya dilakukan oleh orang tua, tentunya sangat menantang untuk si Kecil. Anak pun menjalani berbagai hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, seperti membersihkan bahan makanan, mengaduk masakan, hingga menyajikannya dalam piring.
Kerjasama antara orang tua dan anak ketika memasak akan menumbuhkan bonding di antara keduanya. Hal ini akan semakin optimal dirasakan jika orang tua mampu memberikan ‘tuntunan’ penuh atas segala perilaku kecil saat melakukan kegiatan memasak bersama.
Stimulasi sensori yang bisa didapat anak dari aktivitas memasak bersama, misalnyaidentifikasi berbagai bentuk maupun warna dari bahan makanan melalui indra penglihatan, dan menghirup aroma masakan yang menguar melalui indra penciuman.
Bermain musik bersama
Duduk menghabiskan waktu bermain musik bersama anak tentu dapat menjadi ajang memperkuat bonding yang efektif. Orang tua tidak perlu mahir menggunakan alat musik yang kompleks, bahkan sebuah xylophone berwarna-warni dan contekan nada dari lagu-lagu favorit anak saja sudah cukup.
Xylophone yang berwarna-warni akan mengasah indra penglihatan si Kecil. Kemudian, ketika Anda mulai memainkannya sambil bernyanyi, anak akan menangkap berbagai bunyi yang berbeda. Begitu beragamnya tangga nada yang muncul akan memperkaya pengalaman indra pendengaran si Kecil.
Manfaat lain dari aktivitas bermain musik bersama tentu saja berupa dorongan tambahan bagi anak untuk belajar berbicara. Sering memaparkan anak lagu-lagu sangat efektif untuk meningkatkan kemampuannya dalam aspek berbicara, lho!
Makan jelly bersama
Aktivitas ini juga sangat menarik, dan mampu mempererat bonding antara orang tua dan anak. Setelah sebelumnya telah membuat jelly aneka bentuk dan warna, orang tua dan anak bisa saling menyuapi jelly tersebut serta saling menebak rasa yang dimakan. Anak tentunya merasa senang karena berkesempatan untuk menyuapkan makanan sambil bermain bersama orang tua.
Aspek sensori yang distimulasi berkat makan jelly bersama tidak kalah banyak. Selain menstimulasi indra perasa dari berbagai macam rasa jelly, indra penglihatan dan indra peraba anak juga turut mendapatkan rangsangan untuk berkembang dengan lebih optimal.
Selalu ingat bahwa bonding antara orang tua dan anak adalah hal penting yang tidak boleh luput untuk dibangun sejak dini. Jangan lupa pula bahwa bonding tetap harus diberikan stimulasi yang tepat agar terus terasah dan terpelihara dengan baik. Dengan demikian, tumbuh kembang anak dari berbagai aspek akan lebih optimal lagi.
(NB/ RH)
// <![CDATA[ !function(f,b,e,v,n,t,s) {if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod? n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)}; if(!f._fbq)f._fbq=n;n.push=n;n.loaded=!0;n.version='2.0'; n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0; t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0]; s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window, document,'script', 'https://connect.facebook.net/en_US/fbevents.js'); fbq('init', '1111894375585911'); fbq('track', 'PageView'); // ]]><img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=1111894375585911&ev=PageView&noscript=1" />