Para orang tua sering kali harap-harap cemas jelang masa pembagian rapor anak di sekolah. Nilai rapor yang baik serta peringkat kelas tinggi tentu menjadi harapannya. Tapi, bagaimana jika realita justru sebaliknya?
Kebanyakan orang tua akan memarahi anak bila mendapat rangking terakhir di kelas. Hal tersebut tentu bukan cara yang baik dalam mendidik anak. Lalu, bagaimana sebaiknya?
Jangan Keburu Dimarahi, Ini Cara Meresponsnya!
Psikolog Gracia Ivonika, M. Psi. menjelaskan, anak mendapat rangking terakhir merupakan suatu pengalaman signifikan yang dapat memengaruhi psikologis anak.
Sebab, akan muncul tekanan internal akibat perasaan sedih, kecewa, marah, dan kurangnya sense of competence. Belum lagi anak harus menghadapi tekanan eksternal, seperti pandangan atau penilaian orang lain, serta penerimaan teman dan guru.
Menghadapi kondisi demikian, tentu anak memerlukan dukungan emosional dan pendampingan yang tepat dari orang tua. Sayangnya, orang tua sering kali memberi respons kurang tepat, yang justru menambah tekanan psikologis anak.
“Sebelum menanggapi atau memberikan respons pada anak, orang tua perlu lebih dulu menyadari dan menerima kondisi tersebut,” jelas psikolog yang akrab disapa Ivon tersebut.
“Kemudian, ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri serta mempertimbangkan respons yang tepat dalam menghadapi anak pada kondisi ini,” dia menambahkan.
Artikel lainnya: Inilah Berbagai Alasan Pentingnya Apresiasi Anak
Tips Motivasi Anak agar Kembali Semangat
Untuk kembali menumbuhkan semangat pada anak, psikolog Ivon memberikan beberapa tips sebagai berikut:
-
Berikan Dukungan Emosional bagi Anak
Dibandingkan langsung menyalahkan atau memarahi anak, orang tua sebaiknya bersikap terbuka dalam memahami sudut pandang anak.
“Jadilah pendengar yang baik atas kesulitan yang mereka hadapi selama ini dan kondisi mereka saat ini,” saran Ivon.
Dengan demikian, orang tua dapat lebih memahami kondisi dan kebutuhan anak secara tepat.
-
Tetap Mengapresiasi Anak
Sebagian anak mungkin sudah berusaha semaksimal mungkin. Itu sebabnya, orang tua harus tetap mengapresiasi usaha tersebut. Selanjutnya, bantu anak mengeksplorasi hal-hal yang dapat dikembangkan atau ditingkatkan.
“Bantu anak membuat rencana konkret yang dapat dilakukan ke depannya untuk meningkatkan performa akademiknya,” ujar Ivon.
Artikel lainnya: Bunda, Mungkin Ini Penyebab Anak Terlambat Membaca
-
Fasilitasi Anak Sesuai Kebutuhan
Setelah bisa memahami kesulitan yang dialami secara tepat, orang tua dapat membantu anak memenuhi kebutuhan mereka. Misalnya memberikan kursus tambahan, memfasilitasi kelompok belajar dengan teman-teman, dan lain sebagainya.
-
Bantu Anak Membangun Ekspektasi dan Target yang Realistis
Penting bagi orang tua memahami dan menerima kemampuan anak terlebih dahulu. Pada dasarnya, setiap anak memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Peringkat anak secara akademik bukanlah satu-satunya aspek yang menentukan keberhasilan anak di masa depan.
-
Arahkan Anak untuk Mengembangkan Kemampuan atau Hobi Mereka
Orang tua juga perlu mengarahkan anak untuk mengembangkan kemampuan dan hobi yang mereka miliki di luar akademis. Misalnya, di bidang olahraga, kesenian, dan bahasa.
“Anak pun bisa memperoleh sumber lain di luar akademik untuk mengembangkan kepercayaan diri dan konsep diri yang lebih positif,” ujar psikolog Ivon.
-
Orang Tua Bersinergi dengan Guru untuk Meningkatkan Performa Akademik Anak
Sebagai contoh, berkomunikasilah secara berkala dengan guru terkait perkembangan anak di sekolah. Kemudian, minta masukan dan saran dari guru atau konselor sekolah untuk memenuhi kebutuhan anak.
Jika Anda menyadari ada masalah kesulitan belajar atau hal lain yang memengaruhi anak, mintalah bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor.
Jadi, tahan dulu amarah Anda saat anak mendapat rangking terakhir. Dampingi anak dan bantu dia keluar dari hambatan belajarnya selama ini.
Manfaatkan fitur Cari Tahu Bakat si Kecil dari KlikDokter untuk mengoptimalkan kecerdasan majemuk anak.
[HNS/JKT]