Anak-anak pada dasarnya membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Saat dirasa perhatian untuknya kurang, mereka akan mulai mencari-cari perhatian (caper).
Dengan berbuat sesuatu yang “aneh-aneh”, dia merasa akan mendapat atensi orang tua dan lingkungan.
Mereka dapat merengek di tempat umum, bergulingan, memanjat kursi dan meja, atau melempar benda-benda di sekitarnya. Kesal dan marah? Sudah tentu.
Namun, sebelum jauh menyalahkan perilaku caper anak, kenali dulu perilaku negative attention. Bisa jadi, ini adalah penyebab anak suka cari perhatian.
Negative Attention, Apa Itu?
Perhatian dari orang tua—kecil ataupun besar—sangat penting bagi anak. Perhatian dalam hal ini bisa bersifat positif ataupun negatif.
Artikel Lainnya: Anak Suka Merebut Mainan Orang Lain, Ini Penjelasan Psikolog
Perhatian positif mengacu pada hal-hal yang Anda lakukan untuk memberi tahu anak bahwa Anda menyukai sesuatu yang dia lakukan.
Perhatian negatif terjadi ketika Anda memberikan respons kepada anak Anda untuk sesuatu yang tidak Anda sukai.
Misalnya, anak terus menarik-narik baju Anda. Karena kesal, Anda membentak dan berkata “Berhenti!” Ya, Anda telah memberikan negative attention.
Mungkin itu adalah sebuah perilaku tidak menyenangkan. Namun, bagi anak-anak, perhatian negatif tetaplah perhatian.
“Karena pada dasarnya, anak memiliki kebutuhan untuk disayang dan diberi perhatian,” ucap Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog.
“Namun, sering kali anak merasa kurang adanya perhatian dari orang tua atau orang sekitar. Saat merasa kebutuhannya itu tidak terpenuhi maka muncul perilaku caper,” tambah Ikhsan.
Anak akan merasa perlu menangis atau mengamuk untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang di sekitarnya.
Kemudian, anak akan melebih-lebihkan perilaku atau suatu cerita agar ceritanya lebih menarik perhatian.
“Anak juga berpura pura merasa tidak berdaya atau tidak bisa agar mendapatkan bantuan dari orang tua. Jika dibiarkan maka anak akan terus belajar untuk meminta bantuan orang tua,” ucap Ikhsan.
Dengan perilaku ini, anak menemukan cara untuk tidak diabaikan. Meskipun pada akhirnya mendapat perhatian negatif seperti dimarahi, si kecil tahu kalau setidaknya dia tidak dilupakan.
Artikel Lainnya: Penyebab dan Cara Mengatasi Anak yang Berperilaku Kasar
Mengatasi Anak yang Sering Cari Perhatian
Lantas, apa yang dapat dilakukan orang tua agar si kecil tidak terus-menerus caper dan menjadi negative attention seeking? Berikut beberapa tipsnya.
-
Belajar untuk Mengabaikan saat Mereka Caper
Terkadang Anda perlu mengabaikan ketika anak mulai menunjukkan perilaku caper. Namun, bukan berarti Anda harus selalu mengabaikan ketika anak sudah mulai menangis atau merengek.
Sesekali tidak apa-apa untuk memberitahu anak bahwa merengek tidak akan membuat mereka mendapatkan apa yang diinginkan. Jelaskan kepada anak bahwa Anda hanya akan berbicara ketika mereka dapat berbicara dengan tenang.
-
Jelaskan Hal Darurat dan yang Bukan
Jelaskan kepada anak perbedaan antara keadaan darurat yang sebenarnya dengan sesuatu yang tidak membutuhkan perhatian dengan segera.
Misalnya, jika wastafel meluap di lantai atas, atau adik balitanya baru saja keluar dari rumah sendirian, itu adalah keadaan darurat yang perlu perhatian dengan segera.
Namun, jika hanya ingin menunjukkan video atau ingin menonton televisi, sementara Anda sedang memasak, itu bukan keadaan darurat. Ajarkan anak untuk menunggu.
-
Buatlah Aturan untuk Anak
Salah satu cara terbaik untuk menghentikan perilaku caper anak adalah dengan membuat aturan yang pasti.
Misalnya tidak merengek, tidak berteriak, dan tidak melarikan diri saat dipanggil. Di samping setiap aturan, buat daftar konsekuensinya.
Jika melanggar, anak harus duduk sendiri selama 5 menit sambil merenungkan kesalahannya. Anda juga bisa menyuruh anak tidur 10 menit lebih awal atau kehilangan waktu bermain gadget.
Dalam membuat aturan, ayah dan ibu perlu terlibat agar anak tidak mencari pembelaan dari salah satu orang tuanya.
-
Konsisten dengan Konsekuensi
Rintangan terbesar yang dihadapi orang tua dalam menghentikan perilaku mencari perhatian anak adalah tidak konsisten dalam menegakkan konsekuensi.
Penyebabnya macam-macam, seperti perilaku yang terlalu sering, orang tua lelah, frustrasi, tidak tega, atau hanya ingin anak segera diam. Anda pun menyerah alih-alih menegakkan aturan melalui konsekuensi yang sudah dibuat.
Perilaku caper anak berkembang bisa jadi karena negative attention seeking. Yuk, setop sikap tidak menyenangkan tersebut dengan langkah-langkah di atas.
Jika masih memiliki pertanyaan lain mengenai negative attention seeking dan pola asuh anak lainnya, hubungi psikolog kami di fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)