Gagap adalah gangguan berbicara yang membuat penderitanya sering berhenti saat mengucap kata-kata. Orang dengan kondisi tersebut juga umumnya kesulitan bernapas saat berkata-kata bahkan hingga mengeluarkan ekspresi wajah yang berjuang keras untuk berbicara.
Gagap dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Dengan kata lain, gangguan bicara tersebut juga bisa terjadi pada anak-anak.
Melansir WebMd, anak laki-laki lebih berisiko mengalami gagap daripada perempuan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh gangguan neurologis dan/atau faktor genetik.
Selain itu, ada pula hal lain yang konon dapat menjadi penyebab anak gagap, yaitu orangtua yang sering berteriak.
Artikel Lainnya: Orang Tua Sering Berteriak pada Anak, Ini Efek Negatifnya
Orangtua Sering Berteriak, Penyebab Anak Gagap?
Orangtua yang sering berteriak atau bertengkar di depan buah hatinya terbukti dapat menjadi penyebab anak bicara gagap. Pasalnya, perilaku tersebut bisa menyebabkan trauma emosional pada anak sehingga membuatnya kesulitan berkata-kata.
“Ketika anak diteriaki oleh orangtuanya, hal itu akan menimbulkan perasaan stres sehingga otak tak bisa bekerja dengan optimal. Alhasil, kemampuan anak untuk menyampaikan sesuatu bisa terhambat,” jelas Ikhsan Bella Persada, M, Psi., Psikolog.
“Pikiran anak yang tidak bisa tenang akibat sering diteriaki oleh orangtuanya dapat mengakibatkan munculnya gangguan bicara, dalam hal ini gagap,” sambungnya.
Kendati demikian, tidak setiap anak yang sering diteriaki oleh orangtuanya saat kecil akan mengalami gangguan dalam berbicara. Kondisi tersebut umumnya hanya akan terjadi pada anak-anak yang rentan dan punya kecenderungan untuk mengalami trauma akibat kondisi terkait.
Artikel Lainnya: Orangtua Cium Anak di Bibir, Bolehkah?
Penanganan Gagap pada Anak dengan Trauma
Anak gagap dengan kondisi yang parah mesti segera diatasi, agar tidak mengganggu aktivitas dan menurunkan kualitas hidupnya. Beberapa tanda anak gagap dengan kondisi parah, yaitu:
- Gagap yang menjadi lebih sering dan memburuk seiring waktu
- Gagap bersama dengan gerakan tubuh atau wajah
- Sulit untuk bicara dan terus merasa tegang
- Menghindari situasi yang membutuhkan pembicaraan
- Ketegangan vokal yang menghasilkan nada naik saat berbicara
- Gagap yang berlanjut setelah anak berusia 5 tahun.
Apabila mendapati tanda-tanda di atas, segera ajak anak untuk berobat ke dokter ke dokter spesialis patologi. Dokter ini akan mengevaluasi anak dan memberitahu ada/tidaknya risiko masalah jangka panjang akibat gangguan bicara yang dialami.
Dalam kebanyakan kasus, pengobatan anak gagap berfokus pada pelatihan. Dokter akan melakukan kerja sama dengan orangtua untuk mengembangkan teknik dalam membantu anak mengatasi kendalanya dalam berbicara.
Pada kondisi tertentu, anak yang gagap akibat pengalaman traumatis juga membutuhkan bantuan konseling dari psikolog. Hal ini bertujuan untuk meluruskan pemikiran tentang pengalaman traumatis, agar tak terus menerus memberikan ‘luka’ pada kondisi psikis.
Mulai saat ini, Anda sebagai orangtua sebaiknya tak lagi memarahi si buah hati dengan meneriakinya keras-keras. Anda tidak ingin si kecil menjadi kesulitan bicara atau gagap, bukan?
Punya pertanyaan, atau ingin tahu lebih dalam mengenai penyebab anak bicara gagap? Anda bisa berkonsultasi secara langsung kepada dokter dengan memanfaatkan layanan LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.
(NB/JKT)