Tips Parenting

Bunda, Ini Dia Kekurangan dan Kelebihan Pola Asuh Yes Parenting!

HOTNIDA NOVITA SARY, 14 Agu 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pola asuh yes parenting memperbolehkan orang tua berkata “iya” terhadap keinginan anak. Meski terkesan menyenangkan, kenali dulu plus-minusnya.

Bunda, Ini Dia Kekurangan dan Kelebihan Pola Asuh Yes Parenting!

Cara orang tua dalam mendidik anak bisa berbeda-beda. Ada yang selalu ingin memantau anak selama 24 jam penuh dan dibarengi dengan segudang aturan.

Namun, ada pula orang tua yang memperbolehkan anak melakukan semua hal yang diinginkan. Biasanya, konsep pola asuh tersebut disebut yes parenting.

Pola asuh ini bertolak belakang dengan pola asuh otoriter yang memberlakukan aturan ketat dan mendominasi keputusan anak. Lalu apakah yes parenting lebih berhasil?

Yes Parenting, Pola Asuh Apa Itu?

Pastinya, Anda sering melarang anak dan mengucapkan kata “tidak”. Bahkan, orang tua bisa mengatakan kata “tidak” hingga ratusan kali dalam sehari.

Perlu Anda ketahui, melarang anak dengan kata “tidak” terlalu sering, dapat menekan keinginan alami anak untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya. Nah, dari kebiasaan melarang inilah muncul ide yes parenting.

Dalam yes parenting, orang tua akan berusaha keras untuk mendengarkan hal-hal yang diinginkan anak. Lalu, mencoba mewujudkannya.

Namun tentunya, konsep ini berlaku pada keingnan anak yang masih masuk akal dan tidak keluar jalur.

Bila mulai muncul permintaan anak yang di luar nalar, orang tua bisa menolaknya tanpa menggunakan kosakata “tidak”.

Secara keseluruhan, tujuan dari yes parenting adalah agar anak dapat belajar dan mencoba hal-hal baru tanpa merasa dibatasi.

Dengan gaya parenting ini, Anak-anak diharapkan bisa paham bahwa membuat kesalahan itu normal dan sehat. Mereka pun juga jadi tahu konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan.

Hanya saja, menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi, efek dari yes parenting dapat berbeda pada setiap anak.

“Ada yang bisa membuat anak jadi berani karena dia secara bebas mengeksplorasi dunianya. Terlebih untuk anak usia 3-6 tahun yang memang sedang gemar eksplorasi. Namun, ada juga yang sebaliknya,” ujar Ikhsan.

Artikel Lainnya: Kenali 7 Tipe Parenting, Mana yang Paling Sesuai?

1 dari 3

Kelebihan Yes Parenting

Perlu Anda pahami, tidak ada pola asuh yang sempurna. Pastinya,  akan selalu ada kelebihan dan kekurangan. Termasuk juga dalam yes parenting. Berikut ini kelebihannya yang perlu diketahui.

  • Anak Tidak Pernah Merasa Bosan

Anak-anak dengan pola asuh yes parenting tidak pernah bosan. Selalu ada sesuatu yang baru yang dapat mereka lakukan. Mereka tidak dipaksa untuk mengikuti daftar aturan yang panjang.

Itu sebabnya, anak-anak ini cenderung lebih ceria dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Bagi mereka, setiap hari adalah sebuah petualangan

  • Anak Lebih Kreatif dan Percaya Diri

Anak-anak akan bebas menjelajah lingkungan di sekitar mereka dengan batasan yang minim.

Hal ini membuat mereka belajar cara menangani rintangan yang sulit dan mengeksplorasi berbagai hal. Saat keingintahuan tidak dibatasi, kreativitas pun tumbuh subur.

Bahkan, tak jarang orang tua akan menemukan ide-ide anak yang outside the box alias tidak biasa dan unik.

“Kelebihan yes parenting salah satunya adalah anak diberikan kebebasan dan kemerdekaan. Jadi, si kecil bisa belajar untuk memilih, dan bertanggung jawab dengan pilihannya,” tutur dr. Sepriani T. Limbong.

Dia menambahkan, saat sudah besar nanti, diharapkan anak akan lebih bijak dan hati-hati dalam memilih. Pada akhirnya, anak juga jadi lebih percaya diri.

Artikel Lainnya: Melindungi Anak dengan Pola Asuh yang Tepat

  • Membuat Orang Tua Lebih Relaks

Tak cuma anak yang merasakan kebebasan, orang tua pun juga punya pendapat serupa.

Dengan menerapkan yes parenting, orang tua juga melepaskan sejumlah peraturan di rumah. Mulai dari peraturan kerapian rumah hingga waktu tidur siang. Tentunya, ini membuat orang tua jadi lebih relaks.

Karena semuanya jadi fleksibel, tentunya ini melegakan bagi orang tua. Tidak perlu lagi berperan sebagai polisi yang melarang dan memberikan hukuman.

Para orang tua dapat belajar lebih banyak tentang jati diri anak dan cara berpikir mereka.

  • Mempererat Hubungan Keluarga

Orang tua yang menerapkan yes parenting sangat memahami waktu bersama anak tidak banyak.

Oleh sebab itu, orang tua dengan gaya asuh ini lebih menghargai setiap momen kebersamaan dengan anak dan keluarga. Itu sebabnya, orang tua  jadi berusaha menciptakan kenangan yang menyenangkan.

Misalnya, mengajak mandi hujan bersama atau membersihkan kotoran di kebun. Pastinya, ini lebih menyenangkan ketimbang melarang anak melakukannya.

Artikel Lainnya: Melindungi Anak dengan Pola Asuh yang Tepat

2 dari 3

Kekurangan Yes Parenting

Tampak menyenangkan, ya, menjalani yes parenting? Tapi tunggu dulu, pola asuh ini juga menyimpan sejumlah kekurangan, yaitu sebagai berikut ini.

  • Anak Melakukan Hal Terlewat Batas

Mengatakan “iya” dalam setiap keinginan anak, bukan berarti Anda tidak memiliki aturan. Ingat, anak masih memerlukan batasan untuk menjaganya tetap aman.

Contohnya, seorang anak meminta ibunya untuk memotong kabel listrik. tentunya, ini tidak diperbolehkan karena berbahaya. Ibu seharusnya memberi pemahaman soal bahaya tersebut.

Sayangnya, si ibu salah paham soal konsep yes parenting. Ia justru memberikan benda lain untuk dipotong, bukan penjelasan kepada anak mengapa hal tersebut dilarang.

Suatu hari nanti, bisa saja anak tersebut memotong kabel listrik. Ini karena ibu menghindari kata “tidak” tanpa memberinya pengertian.

  • Anak-anak Cenderung Self-Centered

Anak perlu belajar paham dunia tidak melulu soal mereka. Ketika anak harus memasuki lingkungan baru yang memiliki peraturan ketat, tentu kebiasaan yes parenting akan membuatnya bingung.

Ditambah lagi, keinginan mereka terbentur oleh aturan yang berlaku. Pastinya, akan sulit bagi anak yang terbiasa dengan yes parenting untuk menerimanya.

“Ketika dia dewasa,  bisa saja anak dihadapkan dengan aturan. Karena tidak terbiasa dengan aturan, dia jadi rebel (memberontak) terhadap aturan yang ada,” kata Ikhsan.

Orang-orang yang dibesarkan dengan yes parenting juga cenderung egois dan tidak tahu cara mempertimbangkan kebutuhan dan perasaan orang lain.

  • Tidak Tahan Penolakan

Jika anak-anak tidak pernah mendengar kata “tidak” dari orang tua, mereka kesulitan belajar cara menangani penolakan dengan baik.

Menurut Ikhsan, saat suatu nanti mendapat penolakan, ini bisa menjadi hal yang menyakitkan baginya.

“Si anak ini bisa jadi tidak tahu cara menyikapi penolakan di masa depan,” ujar Ikhsan.

Bahkan, bisa terus dalam kesedihan berlarut-larut akibat penolakan tersebut. Sulit sekali untuk bangkit lagi.

  • Orang Tua Kewalahan

Bila permintaan anak sesuatu yang simple dan masuk akal, tentunya tak masalah untuk diwujudkan. Apa jadinya bila anak meminta sesuatu yang sulit diberikan orang tua.

Misalnya, anak bertanya apakah boleh dibelikan smartwatch yang harganya mahal. Padahal, kondisi keuangan orang tua sedang tidak baik. Tentunya, ini akan membuat orangtua jadi merasa kewalahan sendiri.

“Bukan cuma kewalahan, orang tua bisa jadi sampai frustasi kalau benar-benar harus menuruti semua keinginan anak,” ujar dr. Sepri.

Artikel Lainnya: 7 Pola Asuh yang Menjauhkan Anak dari Kesuksesan

3 dari 3

Saat Semua Diperbolehkan, Batasannya di Mana?

Lantas, kalau selalu menuruti kemauan anak, di mana batasnya hingga Anda harus mengatakan “tidak”?

“Sepanjang eksplorasi anak masih sehat, aman, tidak merusak sesuatu, atau membahayakan dirinya dan orang lain, Anda masih boleh bilang ‘yes’,” Ikhsan menjawab.

“Kalau sampai anak misalnya menolak belajar atau ingin tidur tengah malam, orang tua harus berani bilang ‘no’. Ini karena perilaku itu akan merugikan kesehatan dan mengganggu potensi akademiknya,” Ikhsan menambahkan.

Di lain sisi, dr. Sepri menjelaskan yes parenting mungkin bisa diterapkan pada anak yang lebih besar. Misalnya, anak usia praremaja. Hal ini karena pada usia tersebut anak sudah bisa diajak diskusi.

“Jadi, waktu dia mau sesuatu, orang tuanya tidak terlalu cepat bilang ‘no’. Namun, ditanya dulu mengapa dia menginginkan hal tersebut. Diskusikan bareng positif dan negatif masing-masing pilihan,” ujar dr. Sepri.

Jangan lewatkan informasi seputar parenting lainnya di aplikasi KlikDokter. Anda juga bisa bertanya seputar pola asuh dan kesehatan mental anak di fitur LiveChat 24 jam.

(AYU/ARM)

pola asuh