Tips Parenting

Catat, Ini Hal yang Tidak Boleh Dikatakan pada Anak Telantar

Ayu Maharani, 06 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anak yang ditelantarkan orangtua biasanya akan lebih sensitif hatinya. Berikut hal-hal yang tidak boleh diucapkan kepada anak telantar.

Catat, Ini Hal yang Tidak Boleh Dikatakan pada Anak Telantar

Terkadang, ada beberapa kondisi yang mengharuskan ayah dan ibu meninggalkan anaknya. Si kecil pun menjadi anak telantar dan berjuang sendirian. Meski sudah bertahun-tahun berlalu, pengalaman “dibuang” akan selalu membekas dan berpengaruh pada psikologisnya kelak. 

Itu pula sebabnya, tidak semua ujaran dapat disampaikan pada anak telantar. Melansir dari Psychology Today, pikir-pikir ulang lagi jika Anda ingin mengatakan hal yang tidak boleh diucapkan kepada pada anak telantar berikut ini.

Artikel lainnya: Tips Mengatasi Anak yang Perfeksionis

1 dari 3

1. “Setelah Semua yang Terjadi, Toh Kenyataannya Kamu Tetap Baik-baik Saja”

Anda mungkin berpikir bahwa ini adalah pujian. Sayangnya, yang dirasakan si empunya pengalaman tidak selalu begitu. 

Mengaitkan kesuksesan dan kestabilan hidup dengan tindakan orangtuanya terdahulu kurang tepat. Seakan-akan, tindakan buruk itulah yang membuka jalan suksesnya. Padahal, tidak ada yang mau hidup menderita di masa kecil, bukan? 

2. “Jangan Terjebak dan Berkubang di Masa Lalu, Move On!”

Ide untuk "melanjutkan" hidup secepat mungkin kerap dianggap membantu dalam situasi yang menyakitkan. Seolah-olah, rasa sakit emosional memiliki tanggal kedaluwarsa, padahal tidak begitu kenyataannya. 

Orang akan pulih dari pengalaman pahitnya dengan kecepatan versi mereka sendiri. Kata "berkubang" itu sebenarnya menyakitkan. Orang yang butuh waktu lama untuk sembuh bukan berarti memiliki karakter yang cacat. 

3. “Hargailah Apa yang Anda Miliki Saat Ini”

Kebanyakan orang berpikir bahwa individu yang masih mengingat masa lalunya adalah orang yang tidak bersyukur atau menghargai yang dimiliki sekarang. Padahal, tidak selalu begitu. 

Mereka melihat masa lalu agar tidak sakit hati lagi di masa sekarang. Anak-anak pun jadi lebih bisa mengatur ekspektasinya. Jika yang menyampaikan hal ini adalah orang yang tak punya pengalaman ditelantarkan, tentu rasanya akan semakin menyakitkan. 

Artikel lainnya: Apa yang Bisa Dilakukan Ortu saat Anak Sering Bilang Benci?

2 dari 3

4. “Mereka (Orangtua) Mungkin Sudah Melakukan yang Terbaik”

Tahukah Anda bahwa bayi yang kehilangan sentuhan, kasih sayang, dan perawatan dari orang tuanya sebenarnya bisa meninggal dunia? 

Kebutuhan emosional bukanlah metafora atau fantasi; manusia membutuhkan koneksi. Meninggalkan anak—demi alasan apa pun—bukanlah hal terbaik, apalagi putus kontak sama sekali. 

5. “Kamu akan Menyesalinya Saat Mereka Meninggal Dunia”

Hal yang tidak boleh dikatakan pada anak ini seolah-olah menempatkan si kecil pada pihak yang antagonis. Padahal, meninggal dunia dan ditinggal saat masih kecil ada dua konteks yang berbeda.

6. “Tidak Ada Satu pun Orangtua yang Sempurna di Dunia Ini”

Tak cuma orangtua, setiap orang memang tidak sempurna. Jika ayah atau ibu bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan, justru mereka bisa mengajari langsung tentang ketidaksempurnaan itu. 

Meninggalkan dan menelantarkan karena malu dengan ketidaksempurnaan yang dimiliki bukan hal tepat untuk dilakukan orang tua kepada anaknya. 

Artikel lainnya: Mendeteksi Tanda Anak Sedang Berbohong Lewat Bahasa Tubuh

3 dari 3

7. “Anda Harus Meningkatkan Keimanan”

Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog juga berpendapat bahwa kalimat yang satu ini sebaiknya juga tak asal dilontarkan. 

“Sebab, setiap orang punya pandangan dan nilai masing-masing. Tidak selalu pendekatan spiritual menjadi satu-satunya cara yang membantu memulihkan luka dalam pada anak yang ditelantarkan,” jelasnya. 

Ia menambahkan, “Sebaliknya, mereka butuh perasaan lukanya itu divalidasi, diterima, didengarkan, dan dipahami. Bantu mereka dengan pendampingan yang tulus, bukan memberikan saran yang seakan-akan Anda yang paling tahu.”

Hal-hal yang tidak boleh diucapkan di atas berpotensi memicu ketidaknyamanan kepada anak yang Anda kira sudah berdamai dengan keadaan.

Sebagai psikolog anak, Gracia menegaskan, “Berdamai dengan keadaan itu bukan berarti lukanya hilang sepenuhnya, ya. Tetapi, mereka sudah bisa menerima luka itu sebagai bagian dari diri dan perjalanan hidup mereka.”

Kini Anda sudah memahami hal yang tidak boleh dikatakan pada anak telantar. Bila masih ada pertanyaan seputar kesehatan mental anak serta pola asuhnya, konsultasikan pada psikolog kami lewat fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter

[HNS/JKT]

Parenting
kesehatan mental